Ke Khawatiran Dio

8 1 0
                                    

SMA Purwahadi biasa melaksanakan acara midnight untuk semua murid. Sudah menjadi tradisi, setiap tahunnya untuk memilih raja dan ratu ajaran ditahun baru.

Tentu saja, Nety mendengar kabar event 'Midnight Quen and King' langsung memberitahu Dio di ruang perpustakaan untuk mengikuti event tersebut.

"Dio... ada kabar baik untuk kamu," panggil Nety berlari masuk ke ruang perpustakaan dengan mengecilkan volume suara.

"Kabar baik apa sih," sahut Dio tidak peduli dengan apa yang didengar oleh sahabatnya itu dan berusaha tetap focus pada apa yang dibaca untuk dipelajari.

"Sekolah mengadakan event 'Midnight Queen and King' kamu nggak tertarik untuk ikut ?" tanya Nety memberitahu dengan sangat mengebu-ngebu dan mengira Dio akan tidak sabar untuk ikut event tersebut.

"Midnight Queen and King. Event yang diselenggarakan sekolah setahun sekali itu," jawab Dio baru tersadar dengan apa yang diberitahu oleh Nety dan bagaimana sampai lupa acara itu.

"Iya dan nanti siapa saja bisa terpilih untuk menjadi raja dan ratu di tahun ini," jelas Nety hanya ini kesempatan Dio membuktikan bahwa di event. Bakat yang selama ini tidak diketahui orang lain, diperlihatkan.

"Boleh juga. Masalahnya, gue nggak ada kostum untuk pergi malam itu," ucap Dio tidak memaksa untuk ikut partisipasi dalam acara Midnight Queen and King yang harus berpakaian bagus.

"Tenang saja kalau masalah kostum," ujar Nety sudah mempunyai ide untuk mempersiapkan apa yang dibutuhkan Dio.

Mendengar apa yang Nety bilang, Dio merasa tenang semua sudah ada yang mengatur tentang kostum apa yang dipakai oleh Dio ? Hanya tinggal, Dio meminta izin dengan ibu untuk memperbolehkan ikut acara Midnight Queen and King tahun ini.

"Semoga saja ibu memperbolehkan ikut," harap Dio event ini yang diselenggarakan oleh sekolah tentu saja akan mengerti.

Tidak terasa istirahat telah selesai dan siswa kembali belajar di kelas masing-masing untuk pelajaran berikutnya. Namun, Dio selalu memikirkan event itu bukannya fokus terhadap pelajaran dan mengejar ketertinggalan.

"Akhh... jadi nggak focus ke pelajaran lagi!" geram Dio mencoba untuk konsentrasi demi meraih nilai sempurna dengan pikiran bercabang.

Tiba-tiba Nety mengirim pesan melalui kertas kepada Dio karena, melihat sikapnya gelisah dan juga hanya mencoret buku kosong saja tanpa menyimak pelajaran yang sedang diterangkan di papan tulis oleh guru.

'Dio... kamu kenapa ? dari tadi hanya corat-coret buku aja. Jangan sampai guru curiga dengan sikap kamu itu ! kalau ketahuan, kamu bisa-bisa dihukum dan sibuk sendirian dengan kertas.'

Kertas yang sudah ditulis oleh Nety, dilemparkan ke meja Dio untuk dibaca. Sebelum guru pelajaran yang sedang berlangsung, melihat kertas itu.

Dio yang merasa, seseorang melempar kertas langsung mengambil dan membacanya. Namun, tidak membalas pesan sampai pelajaran selesai agar tidak mendapat masalah.

Beberapa jam kemudian... bel tanda pelajaran selesai berbunyi dan siswa-siswi merapikan untuk pulang ke rumah masing-masing  karena, ada rapat guru di pelajaran terakhir.

Dio langsung mendekati Nety dan membicarakan apa yang sedang dikhawatirkan olehnya saat itu.

"Nety... tadi itu aku kepikiran soal ibu untuk meminta izin jadi..," ucap Dio terhenti ragu untuk melanjutkan apa akan ikut atau tidak ke acara malam itu di sekolah untuk siswa.

"Kamu mau aku bantu untuk izin ke ibu ya ?" tanya Nety sudah paham Dio akan meminta bantuannya lagi karena, ibu Dio sangat percaya dengan apa yang dibicarakan oleh teman dari Dio.

"Ya gitu..," jawab Dio tidak bisa berkata apa-apa lagi kalau Nety sudah mengetahui yang sedang dipikirkan untuk acara malam itu.

"Iya. Aku mau," ucap Nety tanpa memikirkan terlebih dulu untuk membuat Dio merasa senang.

"Terima kasih. Yuk kita pulang bareng," ajak Dio biasa dilakukan untuk pulang bersama sahabat yang selalu ada saat dibutuhkan.

Mereka pulang bersama karena, rumah Dio dan Nety jaraknya dekat dari beberapa rumah saja. Rencana Nety nanti sore, meminta izin kepada orang tua Dio agar  memperbolehkan mengikuti acara Midnight Queen and King tersebut.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Nety dan Dio sering kali banyak mendiskusikan mengenai sesuatu hal termasuk tentang acara Midnight di sekolah untuk mengikuti kontes "The Next King" karena, banyak persyaratan untuk masuk kategori. Apalagi saingannya adalah Ilham, laki-laki yang populer di sekolah.

"Nety ... kira-kira syarat untuk memenuhi 'The Next King' apa aja ya ?" tanya Dio ingin sekali mengikuti kontes yang hanya terjadi setahun sekali diselenggarakan oleh pihak sekolah pada acara itu.

"Bakat, Visi dan Misi. Satu lagi penampilan sangat dinilai oleh juri," jawab Nety sedang memikirkan apa yang bisa dibantu untuk membuat sahabatnya itu percaya diri dan menang ikut kontes 'The Next King' tersebut.

"Apa aku bisa ikut kontes itu Net ?" tanya Dio ragu sedangkan, dirinya belum pernah ikut kontes seperti itu dan lebih banyak membantu ibu di rumah seharian.

"Percayakan padaku itu semua," ucap Nety apa yang menjadi pikirannya terjadi. Dio merasa tidak percaya diri untuk ikut kontes 'The Next King' sebelum tiba malam Midnight di sekolah, sama saja seperti kalah sebel berperang.

"Tapi apa kamu yakin... aku bisa ?!" ujar Dio ragu untuk bisa mengikuti kontes itu yang harus tahu style kelas tinggi dan bayarannya mahal. Mana mampu dia untuk membayar itu semua.

"Benar juga ya... tapi, kalau nggak salah Ayah punya kenalan," batin Nety teringat akan seorang kenalan orang tuanya tahu akan fashion dan styles rambut yang cocok untuk kepribadian Dio.

Nety tidak memberitahu Dio akan semua itu, biarkan saja ide yang di dapat dari bantuan kenalan orang tuanya bisa membuat kejutan tidak terlupakan dalam mengikuti kontes di sekolah.

"Nety gimana ?" tanya Dio kembali sudah terlihat menyerah dan gelisah untuk bisa ikut kontes nanti.

"Santai aja... semua sudah ku atur untuk membantu sahabatku ini sedang gelisah dan tidak percaya diri," jawab Nety menyembunyikan hal yang bisa membuat Dio senang untuk bisa memberikan kejutan special.

"Ya... terserah kamu aja," ucap Dio males berdebat kalau Nety sudah bicara seperti itu.

Tidak terasa ketika mereka berdua pulang bersama sambil membicarakan acara itu hingga, sudah sampai di rumah Dio dan berpisah. Nety melanjutkan jalan, hanya tinggal 4 rumah dari Dio.

"Maaf ya Dio... aku sengaja nggak bilang soal fashion dan style sudah ketemu solusinya untuk memberikan kejutan special nanti," pikir Nety merasa tidak enak sudah menyembunyikan yang bisa membuat sahabatnya tenang saat itu.

Akhirnya, Nety telah sampai rumah dan bergegas mencari orang tuanya untuk meminta bantuan mengikuti kontes "The Next King" untuk Dio.

My Love PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang