Fabio-
Suasana ruang Band yang tak pernah dipakai itu agak memanas, Bagaimana tidak? Dari tadi Dimitri sama Ago perang Bacot. Sudah gue hitung lewat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri gue, hampir 15 menit lho. Haduh jadi mubazir kan mie ayam di Kantas* yang gue tinggal mendadak gara gara dapet panggilan darurat dari Dave. Suruh cepat-cepat kesini malah nontonin orang ngebacot.
"Menurut lo gimana Fabio?" tanya Dimitri ia mengangkat kaki dan meletakkannya di ampli bass, tangannya sembari memainkan stick drum.
Gue menegakkan posisi duduk "Menurut gue?" Tumbenan mereka mau minta saran, biasanya Ego tinggi tuh jadi gue sama Dave kebagian ngedengerin cerocosan mereka.
"Iya Njing!" sengit Ago
Gue terkekeh denger makian Ago "Weitss, santai bro. ya tanya dong ke Rendy, tanya baik-baik kenapa enggak bisa jadi drummer lagi. 'Kan dia belum kasih alasan yang jelas ke kita, right?"
"Sependapaaat!!" teriak Ago. Buset ni orang suka banget heboh.
"Apaan lo main sependapat-sependapat. Tadi ngomong apa heh? Kan enak langsung datengi ke rumahnya atau kemana kek, tempat dia biasanya nongol terus labrak!" Ujar Dimitri emosi. Dadanya naik turun mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
Oke gue jelasin, Bagaimana kita lagi nggak heboh 4 hari lagi ada festival di SMA tetangga. Tab-s jadi guest star, Banner udah disebar, foto kita-kita juga udah di publish lha terus kalau batal perform. Muka taruh dimana ini weey.
"Apaan lo Dim, main labrak, kek cewek aja" sahut gue santai sambil menatap balik pelototannya, anjir komuknya kocak parah. Mungkin blasteran kali ya? kalau marah-marah merah itu muka.
Pintu dibuka menampilkan sosok Davendra lagi ngos-ngosan. Maklum aja ya ruang band terletak di lantai 4, sementara dia habis dari Ruang TU yang ada di lantai dasar.
"Gimana pak?" sahut cepat Ago.
Dave berjalan masuk dan duduk di kursi Drum. "Ambilin minum dulu" ia mengatur nafasnya agar enggak terlihat ngos-ngosan.
Dimitri dengan sigap menyerahkan botol minum miliknya dari tas. Dave menengguk hingga tinggal setengah lalu cowok itu menegakkan duduknya, sepertinya ini mulai serius deh.
"Jadi kabar yang kita dengar itu benar." Dave memulai pembicaraan. "He's movin"
"Shit" makian dari mulut Dimitri terdengar. Gue udah duga ini bakal terjadi sih. Ya karena, selama Latihan Rendy banyak ngeskip dengan alasan yang enggak jelas. Ya disuruh pulang lah, ada les ini itu, gaboleh keluar malam. Ribet pokoknya.
"Terus gimana ini pak? Gak mungkin juga kan kalau kita ngebatalin" sahut lemah Dimitri "Gue enggak rela Latihan kemarin jadi sia-sia gini. Lagian this event gonna be first perform kita! first time lho? Selama ini Tab-s cuma ada di Soundcloud, Youtube, Spotify udah itu aja enggak pernah kita beneran manggung live"
Dave menghela nafas berat "Gue maunya juga gitu Dim" kini cowok yang merangkap sebagai vokalis dan gitaris itu menyandarkan tubuhnya di dinding yang berlapis karpet peredam suara itu.
Ago memainkan bassnya dengan pandangan kosong ke langit-langit. Dan gue memejamkan mata, berfikir Langkah apa yang harus kita putuskan.
CPRANGGG!!!!!
"ANJING!"
"JANCOK!"
"KAGET GOBLOK!" Gue mengelus dada sambil mendelik, sementara si pelaku cengar-cengir kayak enggak punya dosa. Setelah memukul keras Symbal.
"Gue ada ide!!" sahutnya semangat. "sekarang mana KTP kalian, btw ini udah pada buat KTP 'kan?"
"Sampun Pak..., eh btw buat apaan?" tanya Ago mengintrorasi.
YOU ARE READING
Tab-5
Teen Fiction"Mari kita bertanya, bagaimana perasaan kalian setelah menjadi pacar dari Personil Tab-s." "Aduh pertanyaanya.... jujur biasa aja sih... karena gue pacaran sama Fabio saat dia belum terkenal dan sekarang cuma bisa pasang mental aja. Orang-orang ne...