Beberapa hari ini aku merasa sangat bersalah banget sama Ago.
Aku lagi bersikap menghindarinya, entah dari panggilan telepon, pesan WA hingga imassage.
Kenapa?
Great question!
Aku juga enggak tahu apa latar belakangku melakukan hal itu. Aku yakin dia sekarang lagi kebingungan dan mungkin misuh-misuh.
Tapi mau gimana lagi aku sendiri masih terkejut atas kejadian when he nembak aku diacara pensi sekolah waktu itu. Meskipun aku juga suka dengan Ago tapi ini terlalu mendadak dan Ago enggak ada kegiatan PDKT-PDKT terus seenaknya nembak.
'Ago Valerian, I accept it' kata-kata itu masih saja berkeliaran di pikiranku.
I mean we're close and intensity to meet is high but sebagai sahabat, dan aku terkejut saat dia bilang suka aku selama four years? Entah, pokoknya saat kita sama-sama pakai seragam putih biru.
Ago setahuku emang belum pacaran sama sekali kalau gebetan banyak dia mah jangan ditanya.
"Vell"
Aku mendongak mengangkat kepala saat namaku dipanggil. Sosok cewek dengan seragam yang kancing-nya dibuka semua hingga terlihat kaus warna pink nyentrong itu menjadi hal yang kulihat.
"Buseet, Wandaa baju kamu kancingin dulu napa?"
Ia terkekeh lagu mengambil kursi di meja sebelah lalu duduk dihadapanku.
"Ngelamunin apaan sih?" tanyanya dengan alis yang diangkat sebelah.
Aku menggeleng, aku masih belum siap untuk bercerita hal ini ke orang lain. Apalagi Wanda, sejak ia jadi saksi atas hari dimana aku ditembak Ago, eh, saksinya banyak sih.... satu sekolah plus pengunjung yang datang.
"Nothing...." Jawabku lemah sambil menyunggingkan senyum diakhir.
Wanda menghela nafas kemudian mengangguk "Fine, gamau cerita-"
Nada panggilan masuk, menghentikan Wanda yang lagi ngomong. Aku agak tertegun ketika tahu siapa yang lagi menelponku.
Ago calling....
Segera kumatikan button off untuk menghentikan nada dering lalu ku switch silent. Berjaga-jaga apabila Ago masih ngotot menelponku.
"Vell, itu Ago nelpon kenapa nggak diangkat?"
Aku menyengir lalu menggeleng.
"Ada masalah?" tanyanya memastikan, wajah Wanda mendekat untuk meminta penjelasan.
Haduh dasar Wanda selalu kepo deh. Gak salah juga sih dia bisa tahu segala info mulai dari pasangan hits di sekolahku putus bahkan sampai dia tahu ada hubungan backstreet antar guru PKL disini. Saat kutanya cita-cita dia mau jadi apa dia jawab kepengen jadi host di acara infotaiment, semoga terkabul deh Wan...
"Everything fine, I can handle it, thanks" ujar ku tak lupa dengan senyuman manis ala terbul topping coklat keju.
Wanda mengerutkan dahi "Jangan bikin gue berspekulasi aneh-aneh deh..."
"Tapi janji jangan cerita siapa-siapa" putusku, setelah menimang bahwa hal ini patut untuk didiskusikan.
Wanda tergelak keras bahkan sampai jadi pusat perhatian orang satu kantin. Sontak kutabok lengannya.
"Anjir lu Vell, kayak siapa aja lo, jadi berita hot disini?" ia masih ketawa.
"Lupa? Lupa ya kalau aku jadi bahan pembicaraan selama satu minggu?"
Mulut wanda membentuk bulat, ternyata ia baru sadar.
"Iya-ya lo kan jadi omongan gara-gara ditembak personil Tab-s, apalagi ditembaknya depan umum lagi eh bukan dari sini doang tapi ceritanya nyebar sampe ke SMA sebelah. Mampus gak lo?"
YOU ARE READING
Tab-5
Novela Juvenil"Mari kita bertanya, bagaimana perasaan kalian setelah menjadi pacar dari Personil Tab-s." "Aduh pertanyaanya.... jujur biasa aja sih... karena gue pacaran sama Fabio saat dia belum terkenal dan sekarang cuma bisa pasang mental aja. Orang-orang ne...