Tab-5.3 Save Him.

65 4 0
                                    

Katarina-

Aku melempar tumpukan kertas lembar jawaban ulangan fisika Pak Rudi dengan keras ke atas meja. Rona yang lagi tiduran dengan menyumpal telinganya dengan earphone terlonjat kaget.

"Weitss, chill sist. Calm down"

Aku hanya menggerutu. Bagaimana tidak ini semua gara-gara seorang Davendra Satria. Orang yang membuat segala mood swing yang biasanya muncul menjelang masa haid menjadi sekarang.

Gila apa!

Bayangin aja ya. We have a Wednesday date babe. And he cancelled! Like whaaat? Dia yang ngajak ia yang lupa. Padahal aku sudah dandan dengan totalitas. Eeh... enggak sih. I mean bagusan dikit lah dari penampilanku yang kesehariannya tampak sebagai pelajar kucel yang kebetulan juga jadi atlet voli sekolah.

Dan kalian tahu? Kemarin rabu jadwal Latihan rutin dan aku nekat membolos demi dia. Kesel banget elah.... Apalagi alasannya Dave lagi di Bali enggak tahu ngapain. Bisa dibilang dia membolos.

Ya aku tahu sih... Dave anak orang berduit. Dia aja juga punya usaha Studio Band yang lagi rame-ramenya bagi kalangan orang Surabaya. Jadi gak usah kaget kalau bolos ke bali seperti bolos ke TP atau Grand City. Apa itu... kata orang-orang di Twitter... Crazy Rich Surabaya. Dave bisa dibilang termasuk golongan itu meskipun ia enggan mengakui. Dan itu juga membuat aku insecure luar dalam. Bagaimana bisa aku seorang pelajar SMA biasa berpacaran dengan seorang Davendra Satria.

Apalagi kita sudah janjian di sebuah café ice cream langganan aku dan juga sudah menunggu hampir 2 jam-an tiba-tiba ia enggak bisa datang tanpa alasan terus nge-send foto dia lagi di Bandara Ngurah Rai mau otw balik ke Surabaya. Gak salah kan aku memaki dia?

DAVENDRA SIALAN!!!

"Lo kenapa sih? Awas aja bilang enggak papa. Gue tabok ya lo." Sengit Rona sambil membereskan lembaran kertas ulangan fisika yang tadi kujatuhkan.

Haduh mau menjawab tipikal woman 'enggak papa' padahal.

"Dave.... Rona masa dia batalin Wednesday date. Gue tanya alasan kenapa eh dia bilang 'gpp' 'Im fine' 'don't worried about me' padahal gue butuh jawaban dia cerita kenapa gitu, bukan malah nenangin aku. kan aneh..."

"Eh ini bisa di bagi gak?" tanya salah satu teman sekelasku. Aku mengangguk sambil menyerahkan lembar jawaban yang sudah kami tata tadi.

"Terus Ka?"

"Ya gue usahain buat ngekontak dia, telpon, chatting di Line, Whatsapp bahkan direct massage, I message enggak di gubris. Dikacangin gimana enggak khawatir plus kesel!"

"Orang sibuk Ka... oh ya sama orang kaya mah bebas"

Aku memutar bola mata malas. Ini nih, stigma orang-orang sekarang. Kalau orang kaya harus berprilaku semena-mena gitu ya? Kan enggak! Biasanya Dave juga selalu ngabarin kalau ada apa-apa. Apa aku susul ke Smanci.

Sial.

Ini juga salah satu enggak enaknya LDR beda sekolah. Enggak bisa tahu kabar doi kita kalau ada apa apa, enggak bisa ketemuan kalau lagi jamkos atau istirahat. Dan kabar-kabaran Cuma via Smartphone aja.

"ya enggak gitu juga Rona. Tapi gue akui emang ini pertama kali Dave kayak gini. Tiba-tiba ngilang. Terakhir kontakan dia Cuma ngabari habis dari Bali"

"Berarti ada apa-apa dong di Bali!" sahut cepat Rona dengan menggebrak meja. Kelakuan Rona barusan mengundang atensi beberapa teman sekelas kearah kita. Untung aja ini pas jam istirahat.

"Gue mikirnya juga gitu, tapi apa?"

"Keluarganya?"

"Eee... kayaknya enggak deh"

Tab-5Where stories live. Discover now