T I G A P U L U H D U A

6.9K 718 244
                                    

HALOOOOO SELAMAT DATANG LAGI DI CERITA HAZEL- RAJA!

YUKKKK VOTE SAMA COMMENTNYA DI SERBUUUUU!!

Selamat membacaa semogaa sukaakk!!

✨✨✨

Raja memasuki ruang ICU. Sudah satu minggu sejak hari pertama Hazel terbaring di sini namun masih tidak ada perubahan yang pasti pada gadis itu. Raja menghela napas dan perlahan berjalan menuju samping ranjang Hazel. Menyusuri wajah gadis itu yang pucat dan semakin kurus. Beberapa luka di wajah gadis itu juga membuat Raja ingin memaki dirinya sendiri akibat lalai dalam menjaga gadis itu.

Raja mencoba menggenggam tangan Hazel. Lelaki itu menunduk. Tak sanggup melihat keadaan Hazel yang seperti ini.

"Haz..."

Raja mengusap rambut Hazel pelan. Menatap gadis itu dengan sayang. Ini ketiga kalinya ia mencoba berbicara pada gadis itu meskipun tak ada jawaban apapun.

"Masih betah tidur ya?"

Raja menarik napas yang dalam. Mencegah setetes air mata jatuh dari matanya.

"Aku janji Haz, bakal turutin apapun yang kamu minta. Yang penting kamu harus cepet sadar ya,"

"Banyak yang sayang sama kamu,"

Pintu terbuka membuat Raja mengalihkan pandangannya. Matanya langsung bersitatap dengan mata Safarez yang baru kembali dari rumahnya. Memang tadi Raja sempat bertukar posisi dengan Safare yang harus bersih-bersih setelah semalaman berjaga untuk adiknya itu.

Safarez melangkah masuk membuat Raja berdiri. Raut wajah pemimpin CASTOR itu nampak tak bersahabat. Lelaki itu mendekati Raja yang bergeming.

"Ada yang nyariin lo," ucap Safarez dengan ketus.

Kening Raja berkerut. Perasaan ia tidak memiliki janji untuk bertemu siapapun.

"Siapa?"

Safarez melirik sebentar lalu mendengus. Lelaki itu memilih mendekati ranjang Hazel.

"Niki,"

Raja terdiam. Ia menghembuskan napasnya lelah. Semenjak kejadian di rumah gadis itu, Raja tidak pernah lagi menghubungi gadis itu.

Raja mengangguk lalu berjalan ke luar ruangan Hazel. Ia sempat berhenti sebentar untuk menoleh pada Hazel yang masih sama seperti terakhir tadi ia berbicara. Raja berbalik lalu melangkah keluar.

Matanya langsung bersitatap dengan mata Niki yang duduk di ruang tunggu. Raja menghela napasnya mendapati penampilan gadis itu yang kacau.

Raja langsung beralih menghampiri gadis itu dan menariknya. Raja membawa Niki ke kantin dan mendudukkan gadis itu di salah satu bangku kantin sebelum akhirnya beranjak membeli teh hangat untuk gadis di hadapannya.

Setelah meletakkan teh hangat tersebut, Raja duduk bersebrangan dengan gadis itu. Ia menelisik penampilan Niki yang kacau.

"Kenapa lagi?"

Gadis di hadapannya menggeleng sembari menangis. Dengan cepat Niki menangkup tangan Raja yang berada di meja membuat Raja terkejut.

"Lo gak pernah hubungin gue lagi! Lo gak tau gimana gue ngelewatin beberapa hari ini tanpa lo,"

Bukan ucapan Niki yang membuat Raja terdiam. Namun mata lelaki itu terpusat pada lebam-lebam yang tampak dari tangan gadis itu meskipun gadis itu memakai pakaian yang lengan panjang.

Raja dengan perlahan mengangkat dan melihat tangan gadis itu. Matanya membulat melihat banyak luka bekas cambukkan yang sudah membiru.

"Nik," panggil Raja dengan lirih. Mata Raja langsung menatap mata Niki yang tak berhenti menangis.

Hold Me While You WaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang