1. Present

606 110 4
                                    

27 April 2010

Apa yang akan kalian lakukan ketika menerima surat dari masa depan?
Apa kalian akan percaya?

Kalau aku memilih untuk tidak percaya.

Surat dari masa depan.
Bagiku itu hanyalah bualan yang konyol. Mana mungkin seseorang bisa mendapat surat dari masa depan.

Tapi sayangnya aku benar-benar menerima surat yang katanya dikirim dari masa depan.

"Permisi, apakah kau siswa yang bernama Mark Lee?" sebuah suara menyadarkanku.

Di samping mejaku berdiri seorang anak laki-laki yang wajahnya sangat asing bagiku.

"Iya, ada apa?"

"Aku disuruh guru itu untuk duduk di sebelahmu."

Aku menatap anak itu dan guru yang sedang berdiri di depan kelas secara bergantian "Kau siapa? Kenapa dia menyuruhmu disini?"

Anak itu tersenyum "Aku Lee Haechan. Kau bisa memanggilku Haechan. Aku murid baru disini."

Tunggu. Haechan? Lee Haechan?
Dia orang yang dimaksud di surat itu?

Tidak mungkin.

ーーーーーー


Surat kedua


27 April 2010

Hari ini kelasku kedatangan murid baru. Nama dia Lee Haechan dan dia juga jadi teman sebangku ku.

Awalnya aku merasa kesal dengannya karena sifatnya yang cerewet, berisik, dan suka merepotkan orang lain itu sangat menganggu ku.

Kau boleh merasa kesal dengan Haechan tapi kau tak boleh membencinya.

Di hari ini juga Haechan meminta ku untuk menemaninya berkeliling sekolah. Namun saat itu aku menolaknya karena bagiku itu sangat merepotkan.


Satu hal yang perlu kau tau. Jika kau menolak permintaannya, hal yang lebih merepotkan akan terjadi selanjutnya.

Jadi aku ingin kau menerima permintaan Haechan.

Oh ya ajak dan pastikan Haechan makan terlebih dahulu sebelum kalian berkeliling sekolah.

ーーーーーー

"Jadi, surat ini dikirim dari masa depan?" tanya Lucas

"Katanya sih begitu."

Jaemin yang ada di sebelahnya merebut surat itu lalu membacanya dengan sangat teliti.

"Lee Haechan.... apa di kelasmu ada murid baru Mark?"

"Iya dan nama murid baru itu Lee Haechan," jawab ku santai namun sangat berbeda dengan Lucas dan Jaemin yang terlihat sangat terkejut.

"Dia jadi teman sebangku mu juga?" tanya Jaemin yang ku balas dengan anggukkan.

BRAK

Lucas tiba-tiba bangkit dari duduknya dan menggebrak meja.

"Wah gila keren sekali Mark! Bagaimana bisa kau menerima surat itu?"

"Lalu dimana Haechan sekarang? Apa dia belum memintamu untuk mengantarkannya berkeliling sekolah?" berbeda dengan Lucas yang antusias, Jaemin terlihat lebih mengkhawatirkan Haechan.

Ada apa dengan mereka? Mereka percaya dengan surat konyol itu?

"Haechan sudah memintanya tapi aku menolak dan mungkin dia masih ada di kelas."

"Kau ini bodoh atau bagaimana? Jelas-jelas di surat itu tertulis bahwa kau harus menerima permintaan Haechan dan tidak boleh meninggalkannya sendirian."

Setelah mengatakan itu, Jaemin pergi meninggalkan meja dan membuat ku dan Lucas terbengong heran.

"Hei Mark, kau percaya pada surat itu?"

Aku menggeleng "Tidak, tidak mungkin seseorang bisa menerima surat dari masa depan."

"Tapi ku rasa kau harus memercayainya. Buktinya sekarang di kelasmu beneran kedatangan murid baru bernama Lee Haechan, persis seperti yang di tertulis di surat itu."


Ternyata benar, mereka percaya pada surat itu.

"Itu bisa aja hanya kebetulan," sanggahku "Aku malah lebih yakin kalau surat itu kerjaan orang iseng."

Lucas tertawa "Orang iseng? Memang siapa yang berani berbuat iseng denganmu?"

"Kau menemukan surat itu dimana? rumah? laci meja? atau loker di ruang ganti?"

Saat aku mau menjawab pertanyaan itu, Jaemin datang dengan membawa sebungkus roti dan sebotol air mineral.

"Aku heran kenapa Mark di masa depan suka bermain tebak-tebakan seperti ini," Jaemin memberikan barang-barang itu kepadaku

"Kau berikan ini pada Haechan dan jangan lupa minta obat maag di uks."

Aku akan mengatakan tidak tapi Jaemin sudah terlanjur memberikan tatapan mengerikannya dan mau tak mau aku harus menurutinya.

Saat sudah di depan kelas aku melihat Haechan yang duduk di bangkunya dengan kepala yang bersandar di meja.

Dia sedang tidur atau......

Satu hal yang perlu kau tau. Jika kau menolak permintaannya, hal yang lebih merepotkan akan terjadi selanjutnya

Oh ya ajak dan pastikan Haechan makan terlebih dahulu sebelum kalian berkeliling sekolah

Jangan lupa minta obat maag di uks

Eh dia tidak pingsan kan?!

Tanpa sadar aku berlari ke meja ku dan membangunkan Haechan dengan panik.

"Haechan! Haechan! Hei bangun."

Tubuh Haechan bergerak lalu ia menatapku dengan tatapan sayu "Ada apa Mark?"

Aku menghela napas "Untunglah, ku kira kau pingsan."

"Aduh," tiba-tiba Haechan mengaduh sambil memegang perutnya.

"Eh kenapa? Perutmu sakit? Kau belum sarapan tadi?"

Haechan mengangguk.

Ternyata yang tertulis di surat itu benar terjadi.

"Ini, kau makan ini dulu," aku memberikan barang yang dibeli Jaemin tadi lalu duduk di kursi ku.

"Makasi Mark, hm tapi kenapa bisa pas sekali kau membawakan ini?"

Mati aku.
Aku harus beralasan apa? Tidak mungkin kan kalau aku bilang bahwa aku tau kejadian ini dari sebuah surat?

"Hanya kebetulan. Tadi di kantin sedang ada promo."

"Benarkah? Ck, harusnya aku ikut denganmu biar bisa dapat promo juga. Kalau sekarang masih ada tidak Mark?"

Ya ampun, kenapa dia harus percaya?

Aku menggeleng "Promonya sudah habis. Kau makan itu saja."


○ TBC ○

10 Years Ago [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang