"cil ih suruh pergi gw takut setannn" reno menarik narik tangan cila, namun cila menepisnya dan terus berjalan
"cila ih"
"apaan sih kak ih, tuh ajak aja setannya cakep kok"
"cilaaa"
"lepas ih! lagi nama gw bukan cila!"
"ya siapa kek, suruh pergi ngapa"
Dion memandang sepasang manusia yang sedang berdebat kecil di depan sana sambil berjalan menuju pintu keluar, seulas senyum terukir di wajahnya. Melihat itu mengingatkannya akan dirinya dan Aira yang selalu memperdebatkan hal kecil
"mas ayoo!" ucap caca sambil memandang dion kesal, hari ini abangnya benar benar tidak menjalani hidupnya sebagai manusia normal
Dion tersadar, ia merenggangkan otot otot tubuhnya yang kaku karna duduk selama menonon film. Matanya tertuju pada gelang hitam dengan liontin huruf "A" yang jatuh tepat di sebelah kursinya. Dengan ragu Dion mengambilnya. Gelang itu sangat familiar baginya, ia mengedarkan pandangannya, siapa tahu pemiliknya masih di sini. Namun tak ia lihat seorang pun yang kehilangan sesuatu, yang ada malah adiknya dengan wajah kesal berdiri di depan sana
"BURUAN NAPAA!"
Hari semakin larut, mereka memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Tak ada percakapan diantara mereka sepanjang perjalanan menuju parkiran. Dion yang sibuk dengan fikirannya sementara caca menatap nanar abangnya yang tak biasanya seperti ini
Caca menarik nafasnya melihat abangnya yang semakin hari semakin mengenaskan. Ia menghentikn langkahnya dan menggenggam tangan Dion
"mau apa? besok aja udah malem, cape" ucap Dion dengan suara lelahnya
Caca menatap abang kesayangannya itu, "Mas gw disini, selalu dan selamanya", ia tak tahu masalah apa yang sedang Dion hadapi tapi ia hanya ingin abangnya tahu bahwa ia akan selalu siap membantu
Dion menarik caca ke dalam pelukannya, ia tahu adiknya itu akan selalu ada dan siap membantu namun Ia tak mau menarik siapapun ke dalam masalahnya
🐾🐾🐾
Seseorang membuka pintu perlahan agar tak mengeluarkan bunyi, ia memasuki kamar yang gelap dengan sang pemilik yang sudah tertidur pulas . Sebuah kue ulang tahun dengan lilin di atasnya yang menyala ia bawa sengaja khusus untuk lelaki pemilik kamar ini
"Happy birthday to you..."
"Happy birthday to you..."
Perlahan ia berjalan mendekati ranjang sambil terus menyanyi. Langkahnya berhenti tepat di sisi kasur
"Happy birthday to you.."
"Happy birthday to you.."
Lelaki yang tengah tertidur itu mulai membuka matanya, sebuah cahaya yang menyala ntah apa itu. Ia mengumpulkan kesadarannya dan memfokuskan pandangannya
"Happy birthday Dion" ucap seseorang yang duduk di tepi kasur sambil tersenyum manis
"a..ai?"
"make a wish?" perempuan itu menyodorkan kue ke dion. Dengan banyak pertanyaan namun ia tetap menuruti perintah itu, ia memejamkan matanya dan membuat keinginan
fiyuh
lilin mati, Dion masih terus memandang perempuan di hadapannya itu. kemana ia selama ini, dan mengapa ia tiba tiba bisa berada di kamarnya
"Happy birthday Dion. Jangan teralu keras sama diri sendiri, Aira akan selalu di sini" perempuan itu memegang dada sebelah kiri dion "selalu dan selamanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Airon
Teen FictionKita bertengkar dan dia menghilang. Semakin mencari tahu jawaban semakin banyak "kenapa" yang didapat. Mungkin benar, setelah lelah mencari dan berjuang sejauh ini semuanya harus berakhir, berakhir dengan banyak "kenapa" tanpa "karena". Untuk kali i...