Matahari sudah terbit sejak tadi, namun sang empu masih belum ada pergerakan. Hingga akhirnya....
Tok..tok...tok!!
"Karina bangun!! Udah jam berapa ini?!" Teriak Sherina.
"Iya mah ini Karina udah bangun kok".
"Cepet mandi abis itu sarapan!"
"Iyaa mah" jawab Karina
Dengan malas Karina mengambil handuk untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Selang beberapa menit, ia sudah menggunakan seragam sekolahnya. Ia langsung menyambar tas sekolahnya dan turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Pagi mah pah" sapa Karina
"Hmm gue gak disapa juga nih?"
"Abaanggg" teriak Karina langsung memeluk Kenan.
Yup, Kenan Alvandro adalah abangnya Karina. Ia baru pulang dari London karena merawat neneknya yang sedang sakit.
"Kok abang gak ngabarin sih kalo pulang?"
"Emangnya harus ya?" Tanya balik Kenan
"Ishh", kesal Karina pada abangnya yang masih saja selalu memutar balik pertanyaan.
"Gak usah ngambek, udah sono cepet makan ntar abang anter" jawab Kenan sambil mengacak rambut adiknya.
"Ekhem hidup serasa berdua" sindir Sherina
"Tau nih kaya orang pacaran aja" tambah Ferdinand
"Kayanya ada bau-bau iri nih bang" celetuk Karina
"Iya baunya ampe ke sini" jawab Kenan
"Sudah cepet abisin tuh makanannya ntar telat loh" titah Sherina
Usai sarapan Karina pamit untuk berangkat sekolah.
"Bang" panggil Karina
"Hmm"
"Abang gak lupa kan ama titipan Karina?" Tanya Karina
"Emang lo nitip apaan? Doa restu?" Tanya Kenan balik
"Isshh abang mah, gue kan nitip oleh-oleh" jawab Karina
"Iyaiya gue udah beliin noh sekarung buat lo".
"Beneran bang?" Tanya Karina lagi masih gak percaya
"Hmm"
"Makasih abang ganteng tapi jomblo terus" ledek Karina
"Lo muji atau ngehina?" Tanya Kenan ketus
"Dua-duanya wlee" jawab Karina sambil menjulurkan lidahnya
"Untung adek" ucap Kenan
Mereka pun sampai di depan gerbang SMA 1 Citra Nusa (Cinus). Karina turun dari mobil, ia sempat melihat Steven yang sedang melihatnya juga. Dengan cepat Karina membuang muka dan berjalan santai memasuki sekolah seolah-olah ia tidak melihat kehadiran Steven.
Steven pov
Cahaya mentari perlahan mulai masuk ke celah-celah jendela kamar Steven. Steven yang habis bangun tidur langsung mengambil handuk dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Selang beberapa menit, setelah berpakaian seragam. Ia langsung menyambar kunci motornya di atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
Teen FictionCinta memang butuh pertimbangan. Karena cinta gak segampang yang lo kira. Ini adalah kisah cinta sejati gw yang tak pernah terlupakan. Selamat membaca😊