KEPUTUSAN

16 1 0
                                    

Seseorang mendekati pintu ruangan,"Tumben tidak telat." Ucap sesorang di belakang.

"Aku tidak sibuk dan bosan, jadi aku menyempatkan pergi duluan, sekalian biar tahu suasana datang tepat waktu." Jawab seseorang di depan pintu, kemudian seseorang yang dibelakang maju menerobos pintu, "Bagus, ada sedikit peningkatan supaya kau tidak selalu tertinggal di peringkat terbawah." Dia membuka pintu dengan senyum yang tidak mengenakan.

"Aku tidak peduli dengan bualan konyolmu itu."

"Ow, tumben sekali kau datang tepat waktu." Ucap seseorang yang sudah duduk di ruangan tersebut.

"Yayayaya, kenapa kita selalu berkumpul diruangan gelap seperti ini." Dia bertanya sambil mencari kuris untuk duduk,

"Bukanya bagus kita seperti agen-agen rahasia yang sedang rapat seperti di film-film." Jawab seseorang yang sudah berada di situ.

"Hei bagaimana setelah ini kita cari minum." Ucap orang yang masuk bersamaan dengannya sambil menarik rokoknya dari bungkus, dia meminjam korek ke salah seorang di ruangan itu.

Kemudian orang yang disinggung menatap sinis dengan mengangkat salah satu kakinya, "Sepertinya kau mau dekat dengan seorang yang berada di tingkat bawah, sakit apa kau hari ini? atau kau hanya main-main denganku."

"Aku sudah berusaha akrab denganmu lho, malah kau yang menolaknya mentah-mentah." Ucapnya dengan menyalakan rokoknya.

"Jangan dengarkan perkataanya, Hujan." seorang wanita yang berada didekatnya menyaut. Kemudian didepan pintu seseorang masuk sambil membawa sesuatu di pundaknya dan berkata,

"Apa sudah berkumpul semua?"

................. o 0 o...................

"Apa dia sudah mati?" Seorang wanita menatap benda itu seakan ingin melahapanya.

"Hei, kita belum tahu itu berbahaya atau tidak, menjauh darinya." Ucap laki-laki yang baru masuk tadi menegur wanita di depanya yang sedang menyentuh-nyentuh bawaan yang sedang terikat.

"Sepertinya dia masih tidur, apa perlu kita membangunkanya?", Tanya seorang yang meminjami korek tadi penasaran.

"Kau membawa benda apa lagi?" Tanya Hujan seakan dia tidak mau berlama-lama di tempat gelap itu.

"Bunuh aja lah! bisa jadi dia berbahaya dan ganti membunuh kita." Jawab asal laki-laki itu dengan mematikan rokoknya.

Kemudian bawaan itu sedikit demi sedikit membuka matanya, "Hei dia bangun!." Kejut orang yang memiliki korek, sedangkan wanita itu melihat matanya dan masih menyentuh-nyentuh badanya, perlahan- lahan membuka mata dan melihat seseorang di depanya,

"Emmm.....eeee....." Gumam tak jelas dan ekspresi bingungnya, "Haaaaah!!." Dia berteriak tak karuan, "Di mana aku!? kalian siapa! aku di apain nih!", dia panik tidak jelas melihat lima orang yang tak dikenal sedang menatapnya di ruangan gelap bercahaya lampu dan hanyah kuris menjadi benda satu-satunya disana.

"Hei kau sangat berisik ya, apa kau mau aku bunuh di tempat dasar manusia roh." Seseorang yang berpostur tinggi, berambut pendek hitam memakai kemeja putih berdasi mengancamnya, dan dia melihat ke arahnya. "Jangan galak-galak dong om Badai." Celetuk laki-laki yang membawa korek mengenakan baju kantor dan berambut coklat pendek berpotongan cupu.

"Diam kau Benang." Badai yang terlihat sok keren didepanya menyangkal apa yang dikatakan Benang, dan dia diam melanjutkan dengan tertawa membuat lebih meluapkan amarahnya.

"Untuk kau, sebenarnya apa kau ini?" Pertanyaan yang di lemparkan ke barang bawaanya.

" aku? aku Langit." Sambil menunjuk dirinya dengan tangan terikat.

Aji LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang