Kata orang,isi rumah itu adalah rumah yang paling dihindari sebab dari luar pagar rumah saja sudah terdengar teriakan teriakan tidak jelas. Apalagi tetangga sebelah,walaupun terlihat kesal namun tetap tertawa mendengar kerusuhan rumah pak Dhanan di pagi hari.
Jenar berlarian turun dari lantai dua rumahnya sembari membawa buku yang dipegangnya sangat erat,wajahnya sudah tertekuk dan matanya sudah buram mau menangis.
"Mamaaa!!!".
"Ada apa sih,Jenar". Mama menoleh kearah Jenar sekilas lalu kembali memotong sayur yang dibawanya.
"Maaa!!ini loh mas Naka!!buku Jenar disobekin buat dibikin pesawat terbang!!". Adunya dengan menggebu gebu,sedangkan orang yang sedang dibicarakan sangat santai sekali bahkan dengan kepercayaannya yang tinggi ia mengambil tahu dari piring dan mencolekkannya di sambal kecap buatan mama.
"Nah terus kenapa?". Tanya mama seolah sudah lelah melihat anaknya yang setiap hari ribut entah meributkan sesuatu.
"Ini kan bukunya masih kepakai,Ma!".
Jenaka,ia tertawa sembari bersusah payah menelan tahu panas yang tak sengaja ia makan."Kepakai buat tulis surat cinta aja buat Adnan,iya kan?".
"Mas Naka!!".
Jenar murka,ia melempar Naka dengan buku yang sudah disobek Naka sehingga Naka berusaha menghindar dengan berlarian kesana kemari menghindari gadis itu. Hingga pada satu kesempatan,Naka yang akan keluar rumah saat itu juga langsung putar balik ketika melihat siluet Andaru baru saja akan masuk kedalam rumah sehingga Jenar yang ada dibelakangnya bisa dengan bebas memukul tubuhnya.
"Ada apa sih?". Daru menatap Jenar dan Naka dengan wajah sedikit kesal."Masih pagi,Dek".
Jenar yang baru sadar ada Daru disitu langsung berhenti dan berbalik menuju tempat makan. Kekesalannya seolah harus dipaksakan menguap karena kedatangan Andaru yang baru saja selesai memanasi mobil. Naka yang merasa pantatnya panas hanya bisa memanyunkan bibirnya dengan bersungut sungut.
"Jenar mah gitu sama Mas,sakit ini loh pantas mas".
Jenar yang disambut kalimat itu hanya melengos,ia menarik satu piring dan mengambil nasi.
"Perkara buku diary buat Adnan aja sam-".
"MAS JENAKA!!". Teriak Jenar,sudah benar benar marah.
"Apaan sih?". Tanya Jenaka ikutan kesal.
"Jenar!ini meja makan loh". Peringat Daru,menatap adik bungsunya dengan mata melotot namun ia berusaha sabar untuk tidak memarahi kedua adiknya."Naka,pergi bangunin adek".
"Iya mas".
Jenaka yang semula akan duduk langsung ngacir berlari menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar adiknya berada. Tanpa mengetuk,Naka langsung masuk kedalam kamar dan masih mendapati Gentala bergelung didalam selimut.
"Dek,bangun gak lo!". Ucap Naka sembari menarik selimut bergambar spongebob milik Genta.
Alhasil Genta yang dibangunkan seperti itu langsung kesal,ia bangun dan menendang paha Naka sebagai gantinya. Sebab itu,Naka tersungkur dibawah ranjang Genta dengan wajah kesakitan.
"Sakit dong,Dek".
"Banguninnya yang sopan dikit kek,Mas". Protes Genta dengan wajah berang."Ketuk pintu dulu".
"Memang kenapa,takut tiba tiba gue masuk elo masih pakai celana dalam doang?".
"MAS NAKA!".
Jenaka tergelak,ia mengacak acak rambut Genta sebelum keluar dari kamar cowok itu."Buruan mandi,ditungguin mas Daru dimeja makan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Sangkara
Teen FictionJenaka,kamu bilang hidup bukan perihal mencintai tetapi dicintai juga boleh. Naka,boleh kok. Daripada kamu yang harus memberikan seluruh duniamu kepadaku,akan seribu lebih baik jika aku yang memberikan seluruh duniaku kepadamu. Karena...kamu lebih m...