[#5]

94 7 2
                                    

***

Author POV

Pagi yang indah hari ini. Cuaca nya cerah, burung-burung bernyanyi kesana kemari, dan suhu dingin masih menusuk badan. Joseph, baru saja bangun dan menyadari Aesop sudah tidak ada di sampingnya. Karena penasaran dengan suara dari dapurnya, ia pun beranjak sambil menyelimuti dirinya dengan selimut.

"Wah, kau sudang bangun ternyata.. Hoam..." ujar Joseph sembari menguap saat ia mendapati Aesop sedang sibuk mondar mandir di dapur. Entah apalah yang dia lakukan. Tanpa menoleh kearah sang bangsawan, Aesop hanya mengulas senyum. "Yap," jawabnya. Tak lama Aesop berbalik dan meletakkan segelas susu panas di hadapan Joseph yang tengah duduk memerhatikannya. Lalu Joseph menatap susu itu dengan tatapan bingung, lalu ganti menatap Aesop.

"Eh? Apa tuan tidak suka susu?? M-Maaf—" kata Aesop menebak nebak.

"Bukan, bukan. Bukan itu," sanggah Joseph.

"Lalu?"

"Aku tidak ingat kalau aku punya persediaan susu. Terakhir aku minum juga beberapa bulan yang lalu," Joseph makin heran, tapi Aesop malah menanggapinya dengan ulasan senyum di balik maskernya. "Oh soal itu.. Aku memang sengaja membelinya tadi pagi," ungkapnya.
Joseph yang tadinya meneguk susu itu malah nyaris tersedak karenanya. "Tunggu, kau, apa?" tanya Joseph, barangkali pendengarannya bermasalah.

"Aku membeli nya tadi saat tuan masih tidur," jawab Aesop.

"Kapan??? Kenapa aku tidak mendengarmu keluar dari kamarku? Seingatku suara pintu ku cukup berisik—"

"Tuan tidur sangat nyenyak.. Aku juga tidak tega membangunkanmu hanya untuk sekedar pamit. Tuan bahkan tidak mendengarku jatuh dari tangga," kata Aesop sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"...Kau jatuh dari tangga???!" tanya Joseph sambil agak menggebrak meja.

"Y-Ya begitulah hehe," Aesop memegangi tengkuknya.

Sekarang itu menjelaskan kenapa ada bekas merah di dahi Aesop, batin Joseph. Bangsawan muda bersurai putih itu pun menghela napas dan bersandar pada kursi kayu jatinya lalu kembali meminum susu panas itu.

"Ingatkan aku nanti untuk mengganti uang mu, Aesop," ujar Joseph di sela tegukan.

Aesop menggeleng cepat. "Tidak, tidak usah, tuan. Anggap saja sebagai tanda terima kasihku karena mengizinkan aku menginap disini," katanya.

"Apa? Aku ikhlas kau menginap disini, tau. Bahkan kalau kau mau tinggal disini dan menemaniku juga tidak apa-apa,"

"...Maaf?"

"L-Lupakan. Intinya tidak perlu repot-repot, Aesop. Sudahlah, biarkan aku mengganti uangmu,"

"Tidak perlu—"

Ya, dan lagi-lagi perdebatan hebat tidak bisa dihindari. Mufakat pun terjadi dan akhirnya sebagai penyelesaian, Aesop mengizinkan Joseph untuk ikut ke tempat kerja nya dan menemaninya bekerja seharian.

*

Kesepakatan itu pun benar-benar terjadi dan sekarang Aesop terjebak di ruang kerja nya bersama seorang mayat dan seorang Joseph di dalamnya.

"...Anu.. Tuan.. Hari ini ada 2 mayat yang harus aku rias dan salah satunya minta untuk diawetkan.. Aku pasti akan menggunakan banyak formalin.. Kalau tuan tidak suka bau nya, tidak perlu menemaniku...." ujar Aesop sambil memandang kearah Joseph yang duduk menatapnya yang sedang sibuk dengan tubuh tah bernyawa itu.

"Aku tidak keberatan. Lanjutkan saja," kata Joseph santai menanggapi. Aesop hanya pasrah dan dia kembali melakukan pekerjaannya.

Joseph POV

Stay With Me || Identity V || [Joseph x Aesop]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang