***
Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, sampai-sampai kedua insan ini tak sadar bahwa rajutan kasih mereka telah terjuntai panjang. Kurang lebih 2 tahun mereka telah melewati hari-hari yang melelahkan.
Pria bangsawan bersurai putih itu makin tak lepas dari kegiatan seni nya, terutama fotografi dan kamera kesayangannya. Salah satu alasannya tentu karena ia bisa puas diam-diam memotret kekasihnya. Hari ini saja, ia berhasil mendapat setidaknya 4 foto yang ia ambil diam-diam saat Aesop sedang bekerja. Mengetahui kebiasaan Joseph, Aesop hanya menggelengkan kepalanya pasrah dan memutar bola matanya, kemudian ia tetap fokus pada pekerjaannya."Mau kau apakan memangnya foto-foto itu?" tanya Aesop tanpa memandang kearah pria bangsawan yg tengah duduk memerhatikannya dari jarak 2 meter.
"Tidak ada. Hanya koleksi~" ujar Joseph sambil mengibaskan kertas foto yang baru saja keluar dari kameranya. "Tentu saja aku juga akan memandangi nya setiap hari," lanjutnya sambil terkekeh. Seketika terlihat sedikit semu merah di pipi Aesop karena perkataan Joseph.
"Ngomong-ngomong, sayang. Aku akan membeli makan siang untuk kita. Aku akan kembali secepatnya, oke?" kata Joseph sambil mengecup dahi Aesop singkat dan segera beranjak pergi.
*
Singkatnya, Joseph berhasil menenteng pulang beberapa croissant hangat dan dua milkshake coklat. Tak ingin berlama-lama di bawah terik matahari yang menyengat, ia memutuskan untuk kembali ke gereja, tepatnya di ruang kerja Aesop untuk menghabiskan waktu makan siang dengan kekasihnya."Jo!"
Pria bersurai putih itu langsung mengarahkan pandangannya kearah pria jangkung yang memanggilnya dari arah barat. Nampak tak asing, batin Joseph.
"Jack?" Joseph menebak nebak saat pria itu mulai mendekat kearahnya.
"Hai! Apa kabar kawan? Haha! Kukira aku salah orang," Pria yang bernama Jack itupun tertawa canggung sambil menepuk nepuk pundak Joseph. Joseph menyambut baik Jack dan ia pun ikut terkekeh melihat kawan lama nya yang tidak berubah.
"Aku baik. Bagaimana denganmu, Jack? Kapan kau kemari??" tanya Joseph.
"Aku baik, Jo. Aku sudah tinggal disini baru sekitar 1,5 tahun mungkin," jawab Jack. Tak lama, Jack mengulas seringai mengejeknya dan menatap Joseph dari atas sampai bawah.
"..Sejak kita tinggal di Manor sampai sekarang, tinggi badan mu masih sama saja ya seperti dulu," ejek Jack.
Joseph mendengarnya dan langsung menyikut perut Jack agak keras. Beruntung, Joseph sangat terbiasa dengan ejekan perkara tinggi badannya yang tidak perlu dibahas. Dan terutama ia tahu Jack tidak akan bisa menahan diri untuk tidak mengejeknya sehari. Jack pun tertawa melihat wajah sebal Joseph yang biasanya.Jack, kawan lama Joseph. Mereka berjumpa di Oletus Manor beberapa tahun yang lalu. Dan ya, status mereka pun sama. Sesama Hunter pastinya. Dan kebiasaan Jack si pria jangkung yang paling dibenci oleh Joseph adalah selalu mengejek Joseph karena Jack lebih tinggi. Biasanya Jack bersama Xie Bi'an dan Fan Wujiu atau yang disebut Wu Chang, mereka akan mulai memperlakukan Joseph seperti anak kecil karena ukuran tubuhnya yang lebih mini dari mereka. Mau marah pun, Joseph tidak bisa menyangkal soal itu.
Beberapa menit kemudian, mereka mulai berbicara sambil berjalan menyusuri taman kota yang kebetulan mereka lewati tadi. Bicara banyak hal. Misalnya bicara soal kabar kawan-kawan sesama Hunter, atau soal kehidupan mereka.
"Oh, Jo. Aku ingat kau pernah cerita kalau kau punya perasaan pada salah satu survivor, kan? Siapa namanya? Errr.... Aesop?" tanya Jack memastikan. Seketika pipi Joseph bersemu merah, berharap topik ini tak makin panjang. Tapi Joseph mengangguk pelan atas pertanyaan Jack.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me || Identity V || [Joseph x Aesop]
Roman d'amourKematian, hal paling menyakitkan untuk Joseph. Sedangkan bagi Aesop, kematian adalah kebahagiaan kekal. Semenjak kepergian sang saudara tercinta, Joseph tidak pernah lagi bisa merasakan cinta yang hangat. Tapi dengan melihat sang perias mayat yang t...