Empat

6.5K 359 29
                                    

"Apa-apaan ini? Menikah? Sebenarnya apa maksudnya?" Gaby menggebrak meja cafe tempat ia dan Xavier bersama.

Tak sedikit orang melirik ke arah mereka sambil tersenyum masam. Itu adalah Cafe mahal, tempatnya tenang, hanya konglomerat yang bisa nongkrong disana. Jadi ketika ada suara gaduh sedikit saja, maka perhatian mereka akan kesana.

"Ya... sebenarnya mencari maid itu hanya alasan. Alasan yang sebenarnya aku ingin mencari calon istri."

"Calon istri? Are you kidding me?"

"Istri pura-pura."

"Nggak mau!"

"Yakin? Aku punya penawaran menarik."

"Apa?"

Xavier mengutak-atik ponselnya untuk membuka sebuah file, lalu memberinya ke Gaby. Wanita cantik itu seketika membola melihat isi dari ponsel pria tersebut.

"Jadi... Kennan kerja di tempatmu?"

"Iya, dia bawahanku. Kalau kamu mau menjadi istri pura-pura ku, aku akan menuruti apapun yang kamu inginkan. Memecatnya? Its okey! Itu perkara mudah. Aku juga bisa membuat Kennan tidak bisa di terima kerja di perusahaan manapun. Kamu juga boleh minta apapun dari aku. Uang? Rumah? Usaha? Semua yang kau mau."

"Jangan pecat dia! Kalau aku jadi istrimu, aku berhak suruh-suruh dia kan? Apapun itu?"

"Siapa yang berani melawanku? Apalagi melawan perintah istri dari Xavier Watson? Tidak ada."

Gabriella langsung beranjak memeluk Xavier dengan spontan. Ia sangat bahagia jika itu yang akan terjadi. Gaby sudah membayangkan pembalasan dendamnya terhadap Kennan nanti.

Terlebih ia bisa meminta apa saja kepada Xavier? Ohhh ayolah! Mungkin ini jalannya untuk memperbesar butik yang ia miliki dan merekrut karyawan. Mungkin ini jalan instan untuk menjadi kaya dan membalas dendam.

"Terimakasih!"

"Berarti kamu setuju?"

"Setuju!" Ujar Gaby sambil melepas pelukan.

"Tapi mama minta cucu. Syarat untuk mendapat warisan itu adalah cucu Gab. Setelah kamu memberiku anak, baru kita bisa pisah."

"Anak?"

"Warisan yang akan aku dan Thomas dapat tidak main-main Gab. Kamu tahu kalau perusahaan Watson bergerak di dua bidang kan? Jika kita menikah dan punya anak, maka perusahaan fashion terbesar se-Asia itu akan menjadi milik kita. Sedangkan Thomas, dia akan memegang perusahaan e-commerce."

"Tapi kenapa harus anak? Kita tidak saling mencintai. Tidak mungkin melakukan itu!"

"Gab, jika kamu mau... aku akan memberi seperempat saham perusahaan itu untuk kamu. Kamu bisa bayangin pendapatan kamu perbulan kan? Aku akan menjamin kehidupan kamu. Untuk masalah cinta, emang perlu semua itu sekarang? Kita bisa pikirin nanti. Kalau kamu mau kita nikah untuk selamanya juga nggak masalah! Kita jalani aja. Biarkan mengalir."

Gaby nampak berpikir sejenak. Tidak ada salahnya ia mencoba menikah dengan Xavier kan? Umur Gaby juga sudah tidak muda lagi. Ia juga baru saja di hianati, dan tinggal menikah dengan tunangannya. Harga dirinya sudah di injak-injak sekarang. Jika ia menikah dengan konglomerat seperti Xavier, maka semua harga dirinya akan kembali.

Uang yang ia dapatkan tidak main-main. Apalagi ia akan menjadi pemegang seperempat saham di Watson Style? Itu sungguh luar biasa! Belum lagi anaknya nanti jika dapat bagian. Rasanya tidak ada salahnya ia setuju.

"Baiklah."

"Kita akan menjadi partner setelah menikah nanti. Kita pasti bisa kan?"

Gaby hanya mengangguk ketika mendengar perkataan itu. Sedangkan Xavier langsung mengacak kepala Gaby dengan gemas.

"Makanlah, setelah ini kita harus pulang dan istirahat. Mulai hari ini kamu bukan maid lagi. Tapi... calon istriku." Ujar Xavier sambil meminum cofeenya dengan santai.

"Okey."

"Oh... jangan lupa! Besok adalah hari ulang tahun perusahaan, juga pengumuman pernikahan kita. Dandan yang cantik. Mantan dan adikmu mungkin akan hadir bukan? Kamu bisa membalas mereka sesuka hatimu."

"Serius?"

"Serius."

"Kalau gitu kamu harus bantu aku besok." Ujar Gaby dengan tatapan penuh artinya.

"Kamu juga harus bantu aku. Ada mama."

"Jadi kita se-pemikiran kan tentang bantu membantu ini?" Tanya Gaby memastikan.

"Tentu." Ujar Xavier sambil mengedipkan sebelah matanya.

Deg! Jantung Gaby bergetar lagi. Betapa menawannya mahluk Tuhan yang satu ini. Dan pria menawan itu akan menjadi suaminya? Sungguh beruntung bukan?

****

Xavier

Xavier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married Without Plan  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang