5. Plester smile

710 112 114
                                    

Pukul 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 21.06

Kini Younghoon telah sampai di depan rumahnya. Ia membuka pintu dan melihat sekeliling. Keadaan rumah sepi, seperti biasanya.

Younghoon pun menghela nafas dengan lega. Lalu Younghoon menutup pintunya dan ia beranjak ke kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya, Younghoon berkaca di depan cerminnya. Terdapat luka lebam di sudut bibirnya. Ia pun meringis kesakitan.

Lalu ia mencari kotak P3K tetapi tak kunjung menemukannya. Ia berdecih sebal.

Younghoon tidak menyerah, ia mencarinya di setiap laci. Bahkan ia sampai mengeluarkan isi dari lacinya tetapi tetap saja tidak menemukannya.

"Aw!" Jari tangan Younghoon tergores pada sudut sebuah dokumen saat ia hendak mengembalikannya. Jarinya mengeluarkan darah sangking dalamnya goresan itu.

Ia berdecih sebal lalu mengambil tissue untuk menghilangkan darahnya.

Lalu Younghoon menatap dokumen itu yang tergeletak di lantai. Ia pun mengambil dokumen itu dan membukanya.

Dokumen itu hanya berisi tentang pekerjaan papahnya. Ia pun hanya membalikkan halamannya sampai tertuju pada halaman terakhir.

Di halaman terakhir terdapat amplop berwarna coklat yang diselipkan pada dokumen itu.

Younghoon menyerengitkan dahi bingung lalu ia mengambilnya dan hendak membukanya.

"Younghoon?" Tiba-tiba Papa Younghoon membuka pintu kamarnya. Ia pun tersontak kaget. Lalu dengan sigap ia menyembunyikan amplop coklatnya di belakang tubuhnya.

"Pah....kirain gada dirumah"

"Papa habis ini mau berangkat. Ada urusan kantor. Kamu sama bibi dulu ya?" Papanya Younghoon pun menutup pintu kamarnya.

"Cih urusan kantor katanya"Younghoon  berdecih.









Keesokan harinya,

"Bi, papa masih belum pulang ya?" Tanya Younghoon yang kini sedang menarik kursinya di meja makan.

"Belum den. Mungkin nanti siang" Kata bibi.

"Ini sarapannya dimakan dulu" Bibi menyodorkan roti dan susu untuk Younghoon.

"Makasih bi" Younghoon pun memakan lahap rotinya.

"Berangkat dulu ya bi" Younghoon berpamitan sembari memakan roti yang tersisa satu.

"Hati-hati den" Bibi pun melambaikan tangannya sampai Younghoon membuka pintu rumah.

"Hati-hati den" Bibi pun melambaikan tangannya sampai Younghoon membuka pintu rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kakel || Kim younghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang