Bagian 4

3.3K 196 13
                                    

Memandangi wajah istri saat tertidur adalah hobby baruku semenjak aku mengenal Nadira, bahkan tidak jarang selalu aku abadikan di handphone milikku. Rasa kantuk belum juga datang padaku, dimana aku masih sibuk dengan pekerjaan kantor. Merasa lapar, aku berjalan hati-hati meletakkan laptop di nakas, melangkah berjinjit seperti maling padahal sudsh jelas ini di rumahku sendiri, alasanya hanya aku tidak ingin Nadira bangun.

"Mau kemana Pah?"

"Kok kamu bisa bangun?padahalkan aku endap-endap jalan juga ati-ati banget"

"Ckckck. . .kaya aku gak tau kamu aja, kamutuh kalo istrinya tidur ada aja kegiatan yang kamu lakuin, ada ja gerakan yang bikin ganggu aku, geser sana, geser sini, jalan sana, jalan sini, aku denger semua sampe aku kesel banget, HP kamu aja dering terus dari tadi aku denger"

Aku hanya melepaskan napasku perlahan, memang benar setiap kali Nadira tidur ia akan selalu bangun walaupun aku mencoba untuk tidak mengganggunya tidur, berjalan sangat hati-hati tapi tetap saja ia akan bangun hebat sekali insting istriku.

"Maap sayang, aku udah pelan kok"

"Kamutuh, selalu aja ganggu aku tidur kedebag-kedebug lah ngapain lah yallah, beda banget kalo kamu tidur coba?aku selalu hati-hati anak-anak juga aku bilangin biar gak berisik, kamu aku tidur malahan bawa anak-anak masuk kamar, ya gak jadi tidurlah aku"

Lagi-lagi aku kena omelan Nadira, memang benar saat itu, cio menangis dan susah tidur siang saat itu juga Nadira seharian mual muntah karena kondisi kehamilanya ditambah degan asam lambungnya yang naik, membuatnya seharian gemetaran lalu, aku lupa bahwa Nadira sudah tertidur aku malah membawa cio,attha dan manda ke kamar dengan tujuan untuk tidur bersama Nadira.

Namun, akhirnya aku kena omelan Nadira karena aku yang tidak tahu ia baru saja beristirahat, cio menangis sementara Attha dan manda langsung berbaring di sisi Nadira lebih bodohya lagi, saat cio menangis aku malah memanggil dan membangunkan Nadira untuk memberitahu bahwa cio menangis, tentu saja Nadira kesal dan mendiamkan aku, ia berjalan menggandeng anak-anak menuju ruangan kamar anak-anak dimana biasa digunakan untuk tidur siang ke 5 anakku.

Nadira mengunci pintu ruangan dan menidurkan anak-anak lalu, aku yang merasa bersalah kembali melakukan hal bodoh dimana Nadira yang sudah memejamkan matanya di ruangan anak yang terkunci, aku malah mengetuk pintu ruangan dan meminta agar ia membuka pintu dan menerima maafku. Dan disitulah aku merasakan tidur di soffa di ruang kerja karena kesalahanku dan Nadira mengunci kamar tidur yang biasa kami tempati.

"Maaf sayang gak lagi-lagi deh"

"hmmm, mau kemana kamu emangnya?"

"Mau makan, aku laper banget sayang" jelasku sebenarnya sudah tidak bisa lagi menahan rasa laparku demi apapun

Nadira segera bernjak dari tempat tidurnya menata rambutnya dengan jepitan rambut dengan asal namun tetap terlihat cantik.

"Aku masakin kamu yaa"

"Kamu tidur aja, maaf ganggu kamu"

"Aku kan istri kamu, selama kamu minta tolongnya dan ngerepotin istri kamu sendiri ya gak apa apa lah, itu sama aja kalo aku berguna jadi istri kamu"

"Berarti, aku gak berguna dong sayang"

"Aku gak ngomong gitu loh sayang,buruan ah aku juga laper nih yuk"

•••••
Jujur, ini adalah pertama kalinya aku merasakan hidup dengan kebahagiaan, bahagia hidup bersama dengan orang yang sama sama mencintai aku, dan takut kehilanganku. Nadira, aku benar-benar bersyukur bertemu denganya dan memiliki kesempatan untuk hidup bersama dengannya.

Oyah, Nadira tengah menyiapkan Nasi goreng buatannya yang sudah matang. saat aku menyuapkan satu sendok nasi, yang ada dipikiranku adalah memori tentang awal dimana aku di masakkan oleh Nadira kemudian, aku mual dan demam dan aku tidak bisa membayangkan adegan selanjutnya.

My perfect duda 2 (my perfect husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang