Bundahara Kakuzu

2K 238 10
                                    

Setelah jalan-jalan seharian bersama putri Hokage, anggota Akatsuki kembali ke apartemen mereka, mereka sempat makan siang bersama tadi setelah keroncongan karena jalan kaki melulu. Dan di sore harinya sebelum pulang Himawari memberi mereka hadiah, masing-masing dapat 1, tanpa bayar pajak.

Hari berganti malam, semua berkumpul di ruang tengah, tidak ada yang memulai percakapan sedari tadi.

"Makan malam?" Tobi membuka suara. Perut mereka kembali menjerit kelaparan, Tobi peka terhadap lingkungan di sekitarnya.

"Bagaimana dengan pizza?" usul Kisame, semua orang menatap Kisame dengan mata berbinar, tanpa tahu Kisame yang sebenarnya mau dijadikan tumbal.

"Terlalu mahal," jawab Kakuzu mempertahankan keutuhan uang Akatsuki. Bahan-bahan masakan yang kemarin dibeli Konan, Itachi dan Kakuzu telah habis karena tragedi dapur kemarin.

"Sekali saja ..." mohon Tobi dengan air mata yang mulai keluar dari lubang mata topengnya. Itachi mendengus, untung saja Akatsuki lainnya tidak tahu Tobi menyandang marga apa. Bisa-bisa Sasuke menghabisinya. Uchiha tidak memohon.

"Baiklah, sekali saja, setelah itu tidak!" Kakuzu menyerah, 1 lawan 9, dia kalah, daripada terjadi duel maut, ia mungkin bisa menang karena nyawanya yang banyak, tapi tetap saja, uang ganti rugi kerusakan lingkungan tidak murah. Belum lagi korban jiwa, bisa-bisa sebelum mulai Naruto telah tiba menghentikan mereka semua dengan kata, "Bismillah headsot."

"Aku yang pesan!" Sasori berlari dan menyambar telepon apartemen untuk memesan layanan pizza.

Setelah menunggu beberapa saat, pintu apartemen diketuk. "Punten, gopud." Panggilan dari alam lain, maksudnya dari luar.

"Aku yang ambil." Kakuzu bangkit dari duduknya untuk mengambil pizza tersebut.

Kakuzu datang ke ruang tengah dengan banyak pizza dikedua tangannya.

"Ini mau makan malem apa hajatan se-rt?!" kesal Kakuzu, Sasori memesan 20 pizza, padahal 1 saja cukup untuk bersama jika dibagi dengan sama rata.

Hemat pangkal kaya minum promag setiap hari.g

"Asik, makan-makan." Sasori menangkup pipinya dengan kedua tangannya.

"Yes, makan enak." Sujud syukur Deidara.

"Hidup mewah setelah keluar dari Goa." Ungkap Hidan jujur.

Yang lainnya tidak percaya dengan ketabahan Kakuzu yang mungkin saja tadi menolak pizza-pizza tersebut dengan alasan "salah alamat."

Mereka menikmati makan malam tersebut, setelah beberapa saat selesai, tiba-tiba mati lampu. Sepertinya daerah apartemen mereka terjadi pemadaman listrik, terbukti ketika Nagato membuka jendela, di luar sana gelap seperti masa depan seseorang:v

"Kenapa orang tampan sepertiku kena sial juga!" teriak Nagato.

"Iya, terlihat tampan kalau mati lampu," tentu Konan mengatakannya dengan nada candaan, tapi semua orang menganggukan kepala membenarkan hal tersebut.

Tiba-tiba saja ada yang bersinar.

Rambut Deidara yang mengeluarkan cahaya.

Semua orang menatapnya keheranan.

"Sasori kau pesan pizza apa, sih?!" Deidara menarik kerah jubah Sasori.

"Err... Varian yang unik intinya." Inovasi modern Konoha terbaru merambat ke pizza. Deidara yang menjadi korban.

Dan malam itu yang menjadi lilin adalah Deidara.

Kakuzu enggan mengeluarkan uang lagi untuk membeli lampu emergency.




Akatsuki to the future (Akatsuki Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang