Sasori, Deidara dan Tobi dihadiahi pelototan Itachi dan berujung munculnya Amaterasu. Untung saja gedung pinjaman tanpa bunga tersebut tidak terbakar, dimana mereka akan tidur? tidak mungkin di Goa seperti dulu 'kan.
Hari sudah sore, para anggota Akatsuki berkumpul di ruang tengah untuk mendiskusikan perihal kelangsungan hidup mereka. Mereka akui mudah mendapat segala kebutuhan mereka karena Desa Konoha yang sudah modern, tapi apa mereka aman-aman saja di zaman ini, ancaman Nanadaime sepertinya tidak berlaku untuk putrinya saja.
"Bagaimana ini, nanti malam kita makan apa?" tanya Deidara dengan kedua tangan mengudara, di sampingnya ada Sasori yang sibuk dengan boneka kayu berukuran kecil.
"Batu dengan kayu," jawab Hidan santai karena ia tidak bisa mati. Semua orang mendelik tajam ke arah Hidan. Siapa tahu jika mereka makan Hidan mereka berumur panjang? tidak mereka bukan kanibal, lagipula makan teman itu tidak baik.
"Kita harus berhemat." Kakuzu mengingatkan agar mereka tidak kebablasan membeli makanan, terutama Konan yang berpacaran dengan diskon.
Itachi, Kisame, Tobi dan Zetsu tidak punya jawaban maupun saran, akhirnya menyimak saja percakapan tersebut, kalau salah ngomong mati duluan.
"Bagaimana kalau beberapa dari kita pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan?" saran pemimpin Akatsuki, Yahiko.
"Ide yang bagus, kita atur jadwal siapa saja yang pergi membeli kebutuhan yang lain." Konan menambahkan. Nagato menyetujuinya, disusul dengan yang lain.
Setelah melakukan undian yang tidak berhadiah. Itachi, Konan dan Kakuzu mendapat giliran pertama.
Segera mereka bergegas menuju pasar terdekat. Mereka memakai jubah Akatsuki tentunya.
Banyak orang di pasar, bisa dipastikan mereka membeli bahan makanan untuk makan malam nanti. Langit sore bewarna orange dan angin dingin mulai berhembus.
Mereka menghampiri beberapa stan sayuran dan memilih yang terbaik diantara yang terbaik alias yang masih segar.
"Tidak bisa jadi 50 ryo?" tanya Konan dengan nada jutek. Di sampingnya ada Itachi yang memijat pangkal hidungnya dan Kakuzu yang sibuk menghitung uang di dalam dompetnya. Yang benar saja, harga 100 ryo ditawar 50 ryo?!
"Ti-tidak bisa, nona." Penjual sayur tersebut berusaha terlihat normal walau dirinya terlihat ketakutan tidak karuan karena gemetar.
"Yasudah." Konan berbalik berniat meninggalkan stan tersebut, Kakuzu sih mengikuti Konan, dan Itachi malu setengah mati. Sepertinya kebiasaan tersebut terus dilestarikan agar tidak punah.
"No-nona, tu-tunggu!" Penjual tersebut berteriak memanggil Konan, Konan pun berbalik lagi dengan senang hati.
"Yang benar saja! Kenapa trik tersebut masih berhasil?" Batin Itachi miris. Kakuzu senang juga karena dompetnya selamat.
Dan akhirnya mereka kembali ke Apartemen dengan membawa bungkusan bahan masakan yang lumayan banyak.
Tobi dan Zetsu menyambut kedatangan mereka dengan hati berbunga-bunga, tapi perut mereka meronta-ronta minta diisi.
Hari sudah malam, Konan mengajak mereka memasak di dapur, katanya sih biar cepat selesai, ringan sama dijinjing, mereka ribut Konan pukul satu-persatu.
Konan berharap mereka dapat makan malam tepat waktu, tapi nyatanya tidak, dapur tersebut malah berubah menjadi kapal pecah.
Deidara keracunan makanan karena mencicipi masakan Tobi yang bahan-bahannya sungguh aneh. Tobi sendiri menangisi Deidara yang terkapar di lantai dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akatsuki to the future (Akatsuki Fanfiction)
Fanfic[Akatsuki in Boruto Universe] Akatsuki adalah organisasi yang berisikan ninja-ninja buronan rank-S yang mengumpulkan para Bijuu ke dalam sebuah Patung. Tapi saat mereka melakukan jurus segel, Tobi tidak sengaja mengucap sebuah jutsu lain, dan menye...