-

1.3K 347 34
                                    


Mengandung kekerasan.






"Bajingan! Pengkhianat! Harusnya lo duluan yang gue bunuh!" murkanya.

Seakan tak ingin membiarkan Seungmin menikmati rasa sakit di bagian betisnya lebih lama, kali ini balok kayu yang berhasil menghantam lehernya hingga membuat lelaki malang itu mengeluarkan cairan kental berwarna merah dari mulutnya.

Jeongin tidak bisa diam saja.

Tangan Jeongin meraba-raba sekitar, hingga tangannya berhasil menemukan paku yang sudah berkarat.

Saat Lino akan kembali menghantam tubuh Seungmin, dengan sekuat tenaga Jeongin menubruk tubuh Lino hingga terhempas dan ambruk di bawah tubuhnya.

Netra Jeongin menatap tajam wajah Lino di bawahnya, memikirkan bagian mana yang akan ia tusukkan paku.

Tidak ingin mengulur-ulur waktu, tangan Jeongin sudah terangkat ke atas, dan dengan sepenuh hati ditancapkannyalah sebuah paku pada mata si berengsek hingga percikkan darah menyembur wajahnya.

"Akhhh!!! Sakit!! Sakit!!" Rintihnya tak dapat ditahan.

Jeongin sedikit panik, tidak menyangka telah berbuat seperti itu.

Tangannya bergetar, lelaki itu takut. namun jika Jeongin pikir lagi ia harusnya merasa lega. Setidaknya ia telah membuat Lino tersiksa.

Jeongin mencoba menenangkan diri.

Paku berkarat itu masih bersarang di mata Lino, cukup dalam sampai Jeongin ngilu dibuatnya.

"Ini gak sebanding sama yang lo lakuin ke korban-korban lo!" katanya, menatap bengis wajah Lino yang sudah dipenuhi darah.

Disela-sela rintihannya Lino terkikik .

"Bener," jawabnya.

Kurang ajar.

Saat akan kembali menghajar Lino, tiba-tiba Seungmin terbatuk, yang berhasil mengalihkan atensinya.

Sebelum menghampiri Seungmin, ia sempatkan memukul kaki Lino, namun tidak sampai remuk.

Segera Jeongin menghampiri Seungmin di dekatnya dengan langkah tertatih.

"Mananya yang sakit? Lo masih bisa jalan kah?" khawatirnya.

"Lari Jeong, lari. Lo harus pergi dari sini secepat mungkin." katanya terburu-buru.

"Iya, gue bakal pergi dari sini tapi sama lo, Kim."

Seungmin menggeleng, "Tinggalin gue, sampai kapanpun gue gak bakal bisa ninggalin tempat ini."

"Apa maksud lo?!"

Seungmin menggeleng, lehernya kali ini terasa lebih sakit akibat tangis yang ia tahan.

"Jelasin!" Jeongin frustasi, tangannya mencengkram erat hoodie yang Seungmin pakai.

"Jiwa gue terjebak di sini, Jeongin! Setiap kali gue coba pergi, gue gak pernah nemu jalan keluar," ucapnya tertekan, "Gue gak mau jadi beban bagi lo, sekarang lo pergi!!" Hancur sudah hati Jeongin dibuatnya.

Mereka menangis bersama, teriakan keputusaan Jeongin menandakan hatinya sangat hancur bersama harapan-harapan yang telah ia buat.

Namun wajah Seungmin malah menegang, belum juga sempat ia menyelesaikan tangisnya kini ia sudah melihat wajah penuh darah di belakang Jeongin.

"Jeong—


"Akhhhh!!!"

Jika saja Seungmin tak mendorong Jeongin ke samping, mungkin pisau yang dibawa Lino sudah berbenam di lehernya.

Namun yang terjadi juga cukup buruk, punggung bagian kiri Jeongin tertusuk dinginnya logam pipih.

"Gak ada yang bisa ngalahin gue."


Lino menendang kepala Jeongin.

So Weird | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang