sedikit flashback

1.3K 356 34
                                    

Lelaki malang itu terus berdoa dalam hatinya, berharap seseorang akan datang membantunya. Meskipun kecil kemungkinan, namun tetap saja, hati kecilnya selalu berharap.

Ia hanya takut jiwanya menjadi tak tenang jika ia mati di sini, dan berakhir menjadi arwah gentayangan.

"L-lepashh bangshh—


Bughhh




Bughhh

Lilitan di lehernya mengendur, suara tubuh terjatuh di belakangnya membuat ia bersyukur.

Jelas saja Jeongin langsung merasa lega, perlahan badannya berbalik. Matanya langsung menangkap lelaki bersurai hitam pekat di depannya.

Hendaknya Jeongin ingin berterima kasih, namun saat mengetahui jika lelaki itu adalah Seungmin, ia malah menyeret tubuhnya mundur menjauh.

Kali ini Jeongin tak ingin mempercayai siapapun.

"Jeong—

"Sebenernya huh ..." Jeongin mengatur napasnya, lalu meludahkan darah yang menggenangi mulutnya akibat serangan brutal Lino pada rahangnya. "kalian—

"Gue di sini buat nyelametin lo. Gue gak kaya yang lo pikirin." Jeongin mengernyit bingung. Untuk apa?

"Gue gak ngerti," ujarnya.

Seungmin bergerak maju melangkahi tubuh Lino yang terkapar.

Lelaki itu merogoh sakunya yang menonjol, mengeluarkan mainan karakter batman berukuran kecil yang sudah usang, lalu memperlihatkannya kepada Jeongin di bawah redupnya cahaya bulan.

Air muka Jeongin meredup bersama rasa sendunya. "Lo ... Kim?!"

"Iya. Ini gue, kim."

Flashback On

Seorang anak kecil berumur 7 tahun tengah menatap sendu kawannya yang tengah terisak sembari tangan kecilnya memeluk tubuh seorang wanita yang sudah kaku tak bernyawa.

Sedih sekali rasanya, mengingat bila hanya wanita itulah satu-satunya yang dipunya.

Lantas ia berlari melawati kumpulan orang berbaju hitam untuk menuju rumahnya.

Anak kecil itu, Jeongin. Mencari-cari sesuatu di kamarnya yang bisa ia gunakan untuk menghibur kawannya tersebut.

Jika diingat-ingat, kawannya itu menyukai mainan yang ia miliki. Jeongin lantas membawanya untuk diberikan kepada Kim, kawannya tersebut.

Bermaksud hati ingin menghibur.

Kim belum menghentikan air mata yang sedari tadi mengaliri pipinya yang tembam, anak laki-laki itu terus-terusan memanggil sang ibu, berharap Tuhan akan mengembalikan nyawa Ibunya, membuat seluruh orang disana merasa iba.

Jeongin kecil menghampiri Kim yang masih saja tersedu.

Tangan mungilnya terulur menepuk bahu Kim, dapat Jeongin lihat mata sembab Kim yang menyimpan berjuta kesedihan.

Jeongin menarik tangan Kim, lalu meletakkan mainan karakter Batman di telapak tangan Kim yang malang.




Dari jendela kamarnya yang terhalang kaca, Jeongin memperhatikan Kim yang tengah bersama seorang wanita dewasa yang membawanya masuk ke dalam mobil, Jeongin pun tak tahu akan kemana Kim pergi.

Dan sejak saat itu, Jeongin bahkan tak pernah melihat Kim lagi. Membuatnya cukup sedih karena tak sempat mengucapkan kalimat 'sampai bertemu lagi'

Flashback Off

Jeongin memijat keningnya.
"Lo kenapa bisa di sini? Lo bagian dari mereka?"

Seungmin menarik napas, "Gue diadopsi ibu asrama."

Jeongin menghalau keringat yang hampir menetesi matanya. Hatinya sesak membayangkan bagaimana tidak normalnya kehidupan Kim sehari-hari.

"Maaf, gue gak ngasih tau lo dari awal. Gue kira dengan sikap aneh gue dan yang lain udah cukup buat lo gak betah di sini dan pergi." Seungmin menarik napasnya, sejujurnya hatinya juga sesak. Jeongin adalah teman yang ia sayangi. "Sekarang lo harus pergi."

"Harusnya kita pergi sama-sama tolol!" Jeongin memanas.

Kepala lelaki itu menggeleng, "Gak bisa Jeongin, gue gak bisa ninggalin tempat ini."

"Kenapa? Bukannya lo udah racunin mereka semua?"

Memilih tak menjawab, kepala lelaki itu mengadah ke atas, memandangi gelapnya langit.

Namun tiba-tiba sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Seungmin ambruk sembari meringis kesakitan, sesuatu ditancapkan di betisnya.

Tebak siapa pelakunya?











Benar, Lino si lelaki psikopat itulah pelakunya.

"Bajingan! Pengkhianat! Harusnya lo duluan yang gue bunuh!" murkanya.







Maaf baru update hihi, ada yang nunggu kah?

So Weird | Yang JeonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang