【0】【2】

472 83 9
                                    

Setelah itu Allison membangunkan ku dan mengajak ku turun duduk diruang tengah.

"Allison, what happend?" Bisikku kepada Allison.

"Lihat saja Wendy" jawab Allison dengan senyumnya.

Ya busa dibilang Allison menyukai kehadiran Wendy, entah mengapa Wendy dianggap masih kecil dan seperti anaknya.

Lalu Luther, ya orang berbadan besar itu membuka suara.

"Kurasa kita harus memulai sekarang" kata Luther, ia kulihat berdiri dari tempat duduknya.

Oh aku dan Luther serta Klaus juga sudah berkenalan, jadi aku bisa mengetahui namanya.

Dan Luther sendiri ia bilang bahwa ia akan menganggap Wendy like a little sister, sedangkan Klaus menganggap Wendy ialah teman.

"...jadi aku pikir kita bisa mengadakan upacara pemakaman" lanjut Luther.

"...dihalaman saat petang, mengucapkan sepatah kata ditempat favorit ayah"

"Ayah punya tempat favorit?" Tanya Allison.

"Kau tahu, dibawah pohon ek" jawab Luther.

"...kami sering duduk disana, kalian belum pernah?"

"Mungkin hanya aku yang belum" kataku pelan dan aku juga tersenyum.

Lalu tak lama Klaus datang, "Akankah ada jamuan? Teh? Kue?" Tanya Klaus.

Ia seperti orang oh sorry -crazy- ya itu yang muncul dipikiranku.

"...roti lapis mentimun selalu yang terbaik" lanjutnya.

"Tidak dan buang itu, ayah tak mengizinkan merokok" kata Luther.

"Itu rokku?" Tanya Allison.

"Apa? Oh ya ini. Aku menemukan ini dikamar mu, sedikit kuno tapi sangat menyegarkan" jawab Klaus.

Ia memperlihatkan roknya kepada saudaranya yang lain.

"Dengarkan ada hal penting yang harus kita bicarakan, oke?" Luther membuka suaranya lagi.

"Seperti apa?" Jawab Diego.

"Seperti bagaimana caranya ia mati" jawab Luther.

"Dan ini dia" kata Diego.

Lalu Klaus duduk disebelahku, "Bagus ya rok miliknya?" Tanga Klaus kepadaku.

"Yeah, itu sangat cocok denganmu" jawabku dengan tersenyum.

"Aku tak mengerti, mereka bilang serangan jantung" kata Vanya.

"Ya, menurut koroner" kata Luther.

"Bukannya mereka tahu?" Tanya Vanya kepada Luther.

"Teoretis" kata Luther.

"Teoretis?" Kataku dan Allison bersama.

Aku hanya menatap Luther kebingungan, jujur aku seperti masih bocah disini.

"Aku hanya bilang, setidaknya. Sesuatu terjadi" jawab Luther, ia menatap Allison dan berganti menatapku.

"...terakhir kali aku bicara dengannya terdengar aneh"

"Oh! Mengejutkan!" kata Klaus tiba-tiba.

Seharusnya aku yang bilang begitu, ia sungguh mengejutkanku.

"Aneh bagaimana?" Tanya Allison.

"Ia terlihat tegang, katanya aku harus berhati-hati dalam mempercayai" jawab Luther.

𝐀𝐋𝐌𝐎𝐒𝐓 𝐁𝐑𝐎𝐊𝐄𝐍 | 𝐅𝐢𝐯𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐫𝐞𝐞𝐯𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang