Hai, ini Farrel. Manusia paling tampan dari pulau Amazon.
Manusia yang hidup seperti manusia normal,hanya terkadang bisa abnormal. Tapi kalau buat kamu aku usahain normal kok biar diterima sama ibu/bapak mertua."Tampol nih?
"Tampol aja,ga takut."
"Dih!?"
"HUU CEMEN DIPELOTOTIN DOANG TAKUT,SORAKIN SORAKIN HUUUU!!"Ketika ada orang yang berhadapan dengannya pasti hanya dianggap angin,dia sendiri juga bingung kenapa orang-orang bisa takut dengan mudah hanya dengan tatapan yang ia berikan.
'Sipit kalau melotot kaya jerapah.'
'Kalau jerapah panjang leher,kalau Farrel panjang tangan.'
'Iri? Bilang bos hahay bal bale bal bale🤙🏻'
'Ngapain iri sama sipit.'
'Iya juga.'
'Bodoh kok dilanjutin.'
'Sirik kok dilanjutin.'Separuh dari ragaku,eh ralat.
Separuh dari percakapan yang biasa dilontarkan Farrel untuk menanggapi temannya yang jahil.—————
KRINGG!!Jam wekernya nyala tanpa permisi,membangunkan dirinya dari alam bawah sadarnya yang sangat nyaman dan menyenangkan. duduk dikasurnya dengan setengah sadar dan mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi gosok gigi.
Setelah merasa nyawanya sudah cukup berkumpul ia beranjak dari kasurnya dan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Setelah kegiatannya selesai dia turun ke ruang tamunya yang sepi seperti biasanya,berjalan ke meja yang tingginya sedang dan menyalakan gramofon dan mengambil kerdus tipis yang sampulnya bertuliskan nama penyanyi andalannya 'Frank Sinatra.' Musik yang cukup bisa membuat suasana hatinya menjadi lebih damai.
i love you baby,and if it's quite all right.
I need you baby,to warm a lonely night.kini dia sedang berdiri diatas kursi,tangan kanannya sibuk memegang sapu yang dia jadikan mic. Mudah sekali membuat dirinya bahagia,dia bahkan tau pasti setelah ini lagu Fly Me To The Moon, lagu favoritnya.
Speakernya dia keraskan,lantunan lagu yang dikeluarkan dari alat bernama gramofon itu juga terdengar semakin keras. Keluarganya pergi,entah kemana yang dia tau pasti karena ada pekerjaan yang harus membuat keluarganya pergi. Sudah setahun,tapi dia tidak masalah dengan itu toh juga kalau sepi tidak ada yang mengganggunya.
Saat Farrel menikmati lagunya tiba-tiba pintu rumahnya diketuk.
Tok tok tok
"FARREL!"
Dia jelas mengenali suara orang yang kini sedang memanggilnya,tak usah menunggu lama-lama dia langsung turun dari kursi dan mengecilkan suara Gramofon kesayangan keluarganya dan berlari membuka pintu sambil tersenyum bahagia.
"MAMAA!!" Farrel berlari memeluk ibunya yang jarang pulang karena pekerjaannya itu.
Ibunya mengukir senyuman dibibirnya dan langsung memeluk balik putranya, Putra satu satunya yang sangat ia rindukan selama dia pergi menyelesaikan tugasnya. Bencana alam dinegara sebelah membuatnya harus berpatisipasi dalam menangani pasien disana karena kurangnya petugas kesehatan disana membuatnya mau tak mau harus pergi. Dia sendiri tak pernah mengira bahwa akan ada bencana susulan.
Ayahnya yang kadang pulang kadang harus pergi menyelesaikan pekerjaannya juga akhirnya pulang bersama sang istri.
Rindu itu, rindu itu selalu ada dan tertanam di lubuk hati yang paling dalam di hati masing-masing. Meski Raga dan Lisan tak pernah berkata apapun tentang itu,tapi Hati, hati yang memperjelas semuanya. Membuat semuanya makin menyedihkan ketika tanpa aba-aba hati kecil mengucap satu kata,Rindu. Sangat,sangat rindu. Rindu sekali dengan tatapan,senyum,suara,mata,pelukan,semua. Semuanya sangat dirindukan masing masing oleh diri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Memories -
RandomKetika kita kehilangan orang yang sudah menemani seiring berjalannya waktu,lalu dia pergi untuk menemani salah satu bintang yang selama ini juga menemani di malam yang sunyi dan dingin. Hadirnya kedua bintang membuat malam itu terasa lebih hangat da...