"YO WASSUP BRO, MAHEN IN THE HOUSE!!" Lengan Mahen tiba-tiba di sikut Haidar "Berisik, ini bukan rumah lo." Tegur Haidar, Mahen langsung diam. Lucyan menengok ke belakang, dan menemukan 16 temannya duduk dibaliknya, Lucyan tersenyum cerah seakan habis memenangkan lotre.
"Ganteng-ganteng cengo." Ejek Yuqi sambil memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya. "Sejak kapan Lucyan ganteng? gantengan juga gua." Ucap Tara sambil menyombongkan dirinya dihadapan Yuqi. "Eh, ada ayah nya Lucyan. Maaf ya om telat tadi Juan dapet panggilan alam bentar hehe." Jelas Kemal lalu salim ke ayah Lucyan yang langsung diikuti lainnya.
"Rel, gasingnya mana?" Tanya Renan ke Farrel dihadapannya, Farrel merogoh saku dan tasnya untuk mencari gasing milik Renan yang semalam dia pinjam untuk sepupu jauhnya. "Ngga gua bawa, nanti aja langsung ambil ke rumah." Renan menghela nafas panjang, sebenarnya itu gasing milik tetangga yang tertinggal di rumahnya. "Yaudah nanti mampir aja." Farrel mengangguk dan lanjut menyedot Jus Lemon yang dia bawa dari rumah.
"Jean, are you ok?" Mahes yang menyadari jika Jean pucat langsung bertanya ke Jean "Oke kok, cuma lupa minum obat penambah darah aja kemarin." Jean tersenyum kecil dan Mahes mengangguk paham.
"Galen mana!?" Galvin yang sadar Galen tidak ada langsung menengok sekitarnya untuk mencari keberadaan Galen, hasilnya nihil. Galenn tidak ada, semuanya panik mencari Galen yang tiba-tiba tidak ada. "GALEN! GALEN! WOI GALON!" Bara berteriak ke seluruh penjuru kantin bandara. Jeffrian dan Mahen pergi bersama untuk mencari Galen, semuanya berpencar meninggalkan Yuqi, Lucyan dan keluarga Lucyan di kantin bandara.
Pasangannya begini :
Haidar-Renan-Dimas-Jean ; Parkiran
Jeffrian-Mahen-Bara-Juan ; Pusat informasi kehilangan
Mahesa-Galvin-Tara-Devano ; Taman
Farel-Gerald-Kemal ; Sekitar kantin
_______________
"Galen sampai ketemu gua gebukin, nambah kerjaan aja. Harusnya seneng-seneng malah jadi bingung sendiri." Gerutu Devano sambil berkacak pinggang, dia sudah lelah memutari satu tempat di bandara yang tidak kecil ini untuk mencari temannya. Tiba-tiba kepala Devano di
"KOK SENENG SENENG SIH ANJIR, KAN BERPISAH ITU SEDIH." Protes Mahesa sambil menatap Devano sinis.
"Yaelah, orang kampung gua juga di China. Kalau pengen ketemu tinggal bilang minta liburan kerumah kakek gua." Sombongnya. "Diem kek, bantu cari gitu." Protes Tara yang sedari tadi sibuk mencari keberadaan Galen bersama Galvin disampingnya.
"Menurut lo 20 menit tadi gua ngapain?" Tanya Devano.
"Lo daritadi mampir foto dulu sama bunga yang putih itu, terus di air mancur yang ada ikanya, terus di pohon kecambah." Galvin bersuara juga akhirnya setelah mencari Galen yang hilang entah kemana secara tiba-tiba.
"ITU POHON PALEM GALVINN, Masih untung kagak gua jambak lo." Mahesa tampak seperti menahan emosinya yang sudah dia tahan sedari tadi pagi.
"Balik aja yuk, Lucyan 20 menit lagi berangkat nih." Ucap Devano yang sedang memainkan ponselnya bersuara.
"TERUS KEMBARAN GUE GIMANA ANJING?" Dalam 132738 tahun mereka berteman, tak pernah sekalipun mereka mendengar seorang Galvin Bagaskara mengumpat. Jika sedang emosi biasanya Galvin hanya akan diam lalu menenangkan diri dengan menelfon saudara jauhnya, Maya.
"WOW, ini sejarah besar dalam pertemanan kita ga sih anjir?" Tanya Mahesa sambil bertepuk tangan.
"Gini ya, Galen itu harus di. ja. ga." Tegasnya dengan mata penuh amarah, tak masalah baginya jika ia harus memberikan bagian makannya kepada kakak nya meski dia belum makan seharian, asal dia tidak kehilangan sang kakak yang menderita Lemah Jantung. Belum, dan tidak akan menderita.
Bagi Galvin Bagaskara dia lahir untuk menjadi teman dan pelindung Galen Ardianata. Siapapun yang berani mengganggu atau menganggap Galen remeh tidak akan segan dia lawan. Pernah sekali Galen terpaksa harus ikut lomba balapan dengan motor besar milik Om Bobby untuk bertaruh keselamatan kakak nya, atau akan dijadikan samsak ketika sang lawan marah selama 1 bulan. Galen menang, namun dia malah dituduh curang dan berakhir tawuran 1 lawan 8 orang di Arena. Tanpa adanya Galen Ardianata, Galvin hanya menjadi pengecut yang selalu mengalah demi kehidupannya tenang meski tidak mungkin tenang.
"Tes tes, dicari-"
"Permisi ya kak sebentar, kalau ga begini mereka gamau ngobrol sama saya."
Suara itu, suara milik Galen Ardianata. Begitu mendengar suara Galen yang sepertinya sedang ada di pusat informasi, Galvin langsung berlari menuju pusat informasi untuk menghampiri Galen. Kakaknya.
"Halo temen-temen, maaf ya tadi hilang sebentar hehe."
"NDASMU SEBENTAR, GUA NYARIIN LO 30 MENIT ADA KALI ASTAGA GALEN HIHHH." Bara disampingnya baru saja ingin menjambak rambut Galen gagal, Galvin datang dengan rambut acak-acakan dan baju yang basah karena keringat.
"Kak, maaf gagal jagain lo kali ini." Permintaan maaf Galvin membuat 5 mata langsung menuju padanya seorang.
"Maaf? Buat apa?" Juan memiringkan kepalanya tidak paham.
"Hahh- Tentang itu nanti gua jelasin dirumah, tapi cuma diantara kita ya." Galvin masih menormalkan nafasnya
Yang lain hanya mengangguk mengiyakan, Galen juga tidak paham apa yang terjadi maka dari itu dia hanya mengangguk.
-------------------------------------------------
HALOO, Maaf jarang update ya. Aku lagi mau bikin work baru, jadi wp yang ini jadi ngga keurus. Maaf ya kalau ada yang salah, aku bikin ini pas lagi kurang enak badan jadi kalau ada yang salah maklumin aja ya hehe. Makasih udah nungguin Memories berbulan-bulan, Segitu aja Have a nice day!!
KAMU SEDANG MEMBACA
- Memories -
RandomKetika kita kehilangan orang yang sudah menemani seiring berjalannya waktu,lalu dia pergi untuk menemani salah satu bintang yang selama ini juga menemani di malam yang sunyi dan dingin. Hadirnya kedua bintang membuat malam itu terasa lebih hangat da...