Janda Kembang🌿

28 3 1
                                    

jangan lupa nafas.

DUARRR

"Salah tempat nih gua yakin,babai gua mau pergi dulu" ucap Farel yang langsung bergegas pergi meninggalkan temen-temannya untuk mencari perlindungan

"Gua tidak mendeteksi adanya akhlak terpuji yang bisa ditiru dari seorang Farel" cibir Bara

"Emang kenapa si?" tanya Galvin yang bingung sendiri

"liat noh belakang lu siapa" Bara menunjuk orang yang ada di belakang Galvin

"Bar.." lutut Galvin tiba-tiba lemas begitu saja,dia pasrah dengan keadaan yang akan terjadi selanjutnya.

"BAGUS IYA BAGUS KEREN BEGITU!?" Kali ini bukan Kemal,melainkan Renandra. Sejak tadi dia sudah mencoba sabar berkali-kali tapi nyatanya gagal karena yang ada temannya makin jadi.

"Galvin,lu masih mau idup kan?" Tanya Bara lirih

"m- masih bar,gua masih pengen idup.." jawab Galvin pelan

"itungan ketiga kita kabur,ok?" ajak Bara yang masih bergidik ngeri

"kemana..?" Galvin bingung,pasalnya dia sendiri mudah lupa jalan

"kemana aja,asal ga ke surga" Bara mencoba tenang

"Mulutmu bagus ya ngomong gitu" bukan Renandra lagi,Yang jelas sekarang Ayahnya Bara lagi jewer telinga Bara sanpai telinga sang anak berwarna merah

"HAHAHAHHAHA MAMPUS,KENA KARMA KAN LU BAR HAHAHHAHA" Renandra dan Dimas yang barusan join ikut tertawa lepas melihat Bara yang kini sedang memegang tangan ayahnya yang kini sedang menjewer telinganya.

"Galvin,aman?" tanya Dimas dengan nada songong

"Oalah setan lu Dim dim padim dim" tiba tiba Galvin datang sambil bernyanyi

"Tuhan kan berikan,jalan~" Dimas mencoba tabah,tetapi tiba-tiba lirik lagu itu terlintas dikepalanya,yasudah dia nyanyikan sekalian saja

"Pamit undur diri lewat mana sih?" Tanya Renandra

"Loh? mau pulang? cepet banget,papah belum sempet makan udah pulang aja" Papa Renandra join bareng,katanya sih bosen ngomongin ngalor ngidul yang dia sendiri gatau soalnya ayah Renandra itu bisa dibilang Anti Social Club.

"Pah,makan naspad aja" pinta Renandra

"Selagi ada gratis kenapa engga?" Papa Renandra itu kalau ada kata gratis bakal baris paling depan,bahkan Renandra pernah bertanya dengan dirinya sendiri, papanya ini kenapa?

"Untung Papa,kalau bukan udah Nandra ceburin ke sungai" Nandra,nama pendek dari Renandra. Ayahnya juga yang ngasih,kepanjangan katanya.

Berikan Renandra kesabaran Ya Tuhan..

"Nan,kamu disini disuruh ngapain? Kok tadi ga bawa apa-apa?" Tanya ayah Bara

"Bawa tenaga om" jawab Renandra santai

"Mau ngapain kamu?" Papah Renandra ikutan,lagi.
"Jadi babu ya?" Sambungnya

"Gaada lawan emang papahnya Renandra" Bara mulai duduk krena memprediksi akan adanya keributan yang terjadi sebentar lagi.

"PAPAH,BISA-BISANYA BILANG GITU SAMA-"

"Gini-gini kamu benihnya papah ya,diam kamu." Potong Papah Renandra

"Handphone mana Handphone?" Renandra mencari di kantongnya dan..

ketemu

Dia segera mencari nama kontak yang bertuliskan "Bundahara" lalu memencet fitur VideoCall disitu.

- Memories -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang