Setelah nama Dalmi dipanggil, ia bersama suaminya memasuki ruang dokter. Dokter Yoon Eunji menyapa pasangan suami-istri itu dengan ramah. Dalmi menceritakan segala keluhannya yang akhir-akhir ini ia rasakan seperti mudah lelah, terlambat datang bulan, dan rasa mual di pagi hari. Namun, yang membuatnya tak yakin jika ia hamil atau tidak ialah karena hasil testpack yang Dalmi gunakan menghasilkan garis negatif.
Oleh karena itu, ia memeriksakan dirinya ke dokter untuk memastikan kebenarannya. Dalmi sudah menyiapkan hati bila hasilnya tak sesuai yang ia harapkan. Dokter Yoon memeriksa tubuh Dalmi, mulai dari tekanan darah hingga USG. Di layar USG, Dokter Yoon menunjukkan adanya janin yang sebesar kacang tanah itu.
Dosan tak percaya mendengarnya. Dosan sangat bahagia. Hal bahagia yang ia rasakan selama hidupnya. Dosan benar-benar tak menyangka dirinya akan menjadi seorang Ayah. Kemudian Dokter Yoon menunjukkan suara detak jantung calon anak mereka. Dalmi tak kuasa menahan haru. Di dalam perutnya hidup makhluk kecil hasil cintanya dengan Dosan.
"Selamat Nona Seo Dalmi, Anda memang sedang hamil. Usianya sudah memasuki minggu ke delapan." Dokter Yoon memberikan selamat kepada sepasang suami-istri tersebut.
"Karena ini adalah kehamilan awal, Nyonya Seo harus menjaga tubuhnya baik-baik. Tidak boleh lelah melakukan aktivitas berat dan selalu memakan makanan yang mengandung gizi tinggi serta vitamin. Di usia 8 minggu adalah waktu berkembangnya janin dengan pesat karena tulang-tulang bayi mulai tumbuh, maka dari itu Nyonya Seo harus ekstra hati-hati. Tentu saja harus dengan dukungan penuh dari suami." jelas Dokter Yoon. "Lalu... karena usia kandungan istri Anda masih di trisemester pertama, maka saya anjurkan untuk tidak melakukan hubungan suami-istri terlebih dahulu. Jika sudah memasuki trisemester kedua sudah diperbolehkan tetapi harus dengan hati-hati." Lanjutnya.
Dosan mengangguk dan berterima kasih, "Baik Dokter Yoon."
Setelah keluar dari ruang dokter, Dosan dan Dalmi tak kuasa meluapkan kebahagiaan mereka. Mereka berpelukan dengan erat sampai Dalmi terangkat karena ulah Dosan. Mereka tak peduli banyaknya orang yang memandang mereka.
Di dalam mobil pun Dalmi dengan wajah bahagianya memandang foto USG calon anaknya dengan Dosan. Ia menyentuh foto itu dan perutnya yang masih rata dengan tersenyum lebar. Dalmi tak sabar menanti kelahiran bayinya. Dalmi juga sangat ingin tahu bayinya laki-laki atau perempuan dan bagaimana wajahnya nanti. Apakah mirip dengan dirinya atau suaminya?
Dosan pun tak bisa menahan senyum, "Bagaimana kalau kita mampir ke rumah nenek dulu dan memberitahu kabar bahagia ini?" Dalmi mengangguk menyetujui usulan Dosan.
Setibanya di rumah nenek. Mereka disambut dengan hangat meskipun kehadiran mereka terkesan tiba-tiba. Dalmi melepas rindu dengan memeluk dan mencium pipi neneknya. Setelah cukup lama melepas rindu dengan berbincang mereka makan malam bersama.
"Apa kau ingin berbagi kabar bahagia, Dalmi-ah?" tanya Ah-Yeon dengan senyum menggoda. Dalmi hampir tersedak, apakah ibunya adalah seorang cenayang? Bagaimana ia bisa membacanya? Padahal Dalmi dan Dosan akan menjadikan kabar ini sebagai kejutan.
"Kami akan menjadi orang tua." Jawab Dosan tenang. "Dalmi sedang hamil."
Dalmi hanya tersenyum. Wajah terkejut Ah-Yeon dan nenek tak dapat disembunyikan. "Omoo...Ya Tuhan syukurlah aku akan memiliki cicit." Ucap nenek senang.
"Astaga..Aku akan menjadi nenek. Selamat untuk kalian berdua." Senyum Dosan dan Dalmi semakin lebar. Nenek yang terharu langsung memeluk Dalmi. Ah-Yeon tak ingin kalah, ia memeluk anak bungsunya itu dengan hangat.
.
.
Demi kesehatan Dalmi dan janinnya, Dosan memaksa Dalmi untuk mengurangi pekerjaan dan menyarankan agar Dosan yang mengerjakannya. Dosan rela lembur dan tidak tidur asalkan istrinya tak kelelahan.
"Tidak bisa Dosan-ah, aku harus ke
Ulsan. Kita harus mendapatkan Yeonwoo Group sebagai investor kita." Bukan Dalmi namanya kalau dia tidak keras kepala.Dosan menggeleng, "Tidak, biar aku dan Yongsan saja yang pergi ke Ulsan."
"Tidak bisa, aku sudah membuat janji dengan mereka kalau aku dan Joon Hyung yang menghadiri rapat itu."
Perdebatan suami-istri tersebut membuat rekan kerja yang lain melongo.
"Apa harus kau dengan CEO Shin yang menghadiri rapat itu? Ingatlah dengan keadaanmu Dalmi-ah. Perjalanan ke Ulsan akan membuatmu lelah."
Dalmi menghela napas sebelum berbicara lagi namun Dosan memutus kesempatannya, "Aku akan menghubungi CEO Shin bahwa kau tak bisa ke Ulsan, biar aku saja." Dosan mencari kontak CEO Shin Joon Hyung di telepon genggamnya. Dosan mengambil mantel dan ranselnya serta memberikan isyarat pada Yongsan untuk mengikutinya.
Sambil berjalan meninggalkan ruangan, Dosan meletakkan telepon genggamnya di telinga. Panggilan masih tersambung, Dosan berjalan kembali menghampiri Dalmi seakan-akan ada benda yang tertinggal. Dosan mendekati Dalmi dan mencium kening istrinya itu, "Aku pergi dulu sayang." Sambil lalu meninggalkan Dalmi yang masih memandangnya tanpa suara.
Dalmi menghela napas panjang dan memegang dahinya. Tak menyangka suaminya akan seprotektif ini hingga membuatnya tak bisa berkata-kata.
"Halo, CEO Shin. Saya Nam Dosan CTO Cheongmyeong Company. Saya hanya ingin mengabarkan bahwa CEO kami tak bisa hadir di rapat yang telah dijadwalkan dengan Yeonwoo Group bersama Anda."
"Hah? Apa? Kenapa tiba-tiba?"
"CEO Seo sedang hamil anak saya. Jadi tidak saya izinkan untuk keluar kota bersama pria lain. Oleh karena itu, biar saya yang akan menghadiri rapat itu. Anda tahu kan kalau..."
Ucapan Dosan terputus karena Joon Hyung memutuskan panggilan sepihak. Bukannya tersinggung Dosan malah tersenyum penuh kemenangan. Dosan tak sadar bahwa sedari tadi sahabatnya, Yongsan yang berjalan di sampingnya melihat dirinya dengan ekspresi bingung dicampur kaget.
"CEO Seo sedang hamil? Kau akan menjadi ayah? Wah gila anak ini, cepat sekali... benar-benar membuat iri." Yongsan memukul pundak Dosan. "Selamat kawanku!"
.
.
Di dalam mobil, Dosan tampak sibuk membaca materi rapat yang akan dibahas dengan Yeonwoo Group nanti. "Hei, Dosan-ah." Panggil Yongsan sambil fokus menyetir.
Dosan menjawab hanya dengan dehaman. "Aku boleh bertanya sesuatu?"
"Apa?" Dosan menyahut tanpa mengalihkan pandangan dari laptop yang berada di pangkuannya.
"Apa kau tahu apa yang disukai CEO Seo Injae?"
Dosan diam sejenak. Ia menoleh dan memandang Yongsan yang sambil menyetir tanpa suara.
.
BERSAMBUNG
Apakah ada yang ngeship Yongsan-Injae?
Apa hanya aku saja ya? 😂
Merasa ada something sejak ada adegan Yongsan minta maaf sama Injae di episode terakhir 😎Berhubung secara garis besar cerita ini tentang kehidupan Dodal, maka kisah couple yang lain gak bakalan banyak dan semoga kalian suka sama selingan-selingan itu.
Akhir kata terima kasih banyak dan mohon komentar serta votenya. Love you. 🐶❤🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
DoDal's Story
RomanceBagaimana kisah Seo Dalmi dan Nam Dosan setelah menikah? (Kisah selanjutnya mengenai kehidupan DoDal Couple dalam drama Start Up)