"Manusia membuatmu sakit, sedangkan Tuhan mengajarimu untuk bangkit. Manusia memberimu luka, sedangkan Tuhan ingin memberimu bahagia."
-Twin Year
•
•
•
•❄
Kehidupan terjalin sempurna dan mengalir bak sungai. Mengawali Tahun baru harusnya diawali dengan senyum bahagia bukan?
Menjelang petang Zora bergegas menuju tempat rutinitasnya setelah beberapa menit baru bangun dari tidurnya. Sepulang sekolah Zora harus mengikuti ekstrakulikuler basket pukul 15.00 WIB, setiap seminggu dua kali. Dia tak ahli, dia hanya mengisi waktu luangnya serta mencari bakat terpendamnya. Jika ada sksksk.
Siapa sangka, Zora adalah gadis remaja yang masih duduk dibangku kelas 8. Masih sangat kecil untuk menikmati kerasnya kehidupan. Masih belum dewasa untuk merasakan pahitnya percintaan. Cinta monyet mungkin masih dialami Zora saat ini. Bisa dikatakan masih labil.
Sekitar sepuluh menit Zora sudah menapakkan kaki di depan gerbang sekolah SMP Negeri 1 Darmawangsa, sekolahnya. Dedaunan kering terjatuh bersama angin yang siap membawanya ke penjuru arah. Angin semerbak meniup anak rambutnya serta udara sejuk yang membuat kantuk timbul kembali.
"Kenapa gue telat sih?!" geram Zora ketika ia baru sadar bahwa dirinya terlambat. Beberapa kawannya sudah datang dan sedang menjalani pemanasan untuk latihan basket.
Tanpa aba-aba Zora bergegas menyusul tetapi dihentikan oleh salah satu Ketua Basket yang ditakuti seluruh anggota. Alangkah terkejutnya ia dan wajahnya nampak sangat gugup.
"Lo telat 5 menit 19 detik," kata Kakak kelas itu dengan sans.
"Maaf, kak. Saya tadi ketiduran."
"Kebo lu! Sekarang push up sana!" perintah Ketua Basket dengan tegas.
Zora segera mengabulkan permintaan Ketua Basket itu, jika tidak otomatis dia akan ketinggalan beberapa materi yang akan diajarkan hari ini. Zora menjalankan hukumannya dipojok kanan bawah ring basket. Peluhnya penuh keringat bercucuran karena begitu banyak jumlah push up sebagai hukumannya.
Hadapan Zora menoleh kesamping kanan karena malu menjadi penonton saat teman-temannya sedang beristirahat. Ia merasakan keberadaan seseorang disampingnya. Ya, itu Kakak kelas 9 yang pernah ia taksir sebelumnya.
"Eh, kenapa ada dia, sih?"
"Bodo amat ah!"
Zora masih kesal dengan perlakuan Kakak kelasnya itu, sebab dia pernah dijadikan bahan gabut. Alias dibaperin saat pacarnya tidak ada. Zora terus merutuki perbuatan Alfan yang semena-mena padanya.
"ZORA!"
Panggilan nyaring dari Ketua Basket bernama Daifan itu menusuk gendang telinga Zora. Sepertinya hukumannya telah usai, ia bangkit dan segera menyusul teman-temannya yang sedang berdiskusi untuk mengikuti lomba Basket tingkat kabupaten beberapa bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zora and Twin Years
Teen FictionKelas 8 SMP, hal apa yang membuatmu mengenang masa itu? Masa paling seru bukan? Jatuh cinta dengan seseorang dalam satu hati? Sudah biasa. Lalu, bagaimana jika jatuh cinta dengan dua orang dalam satu hati? Atau ... lebih? Eh, tapi anehnya, gadis ini...