19▪︎The Day That Was -Part 2

720 131 0
                                    

Allicya pov

Kami sampai di depan rumah leonard, semuanya nya keluar dari mobil selain aku. Aku merasakan kepala ku sangat sakit dan beberapa tetes darah mulai keluar dari hidung ku lagi, oh tidak lagi jangan disaat seperti ini. Aku keluar menyusul mereka bertiga.

Allison berjalan ke pintu belakang, five berteleport, diego bersiap menerobos pintu nya. Aku membuka pintu seperti biasa setelah diego berhasil masuk dengan cara menubrukkan dirinya kekaca dipintu itu.

"diego, kurasa kau harus mengecek pintunya dulu sebelum melakukan itu" "allie setidaknya cara yang ku gunakan berhasil" "yaa tipikal diego tentunya" "kita harus berpencar, berteriaklah kalau ada sesuatu."

Semuanya mulai berpencar, aku mengikuti diego kearah dapur. Tujuan ku adalah air, aku jarang sekali minum air beberapa hari ini. Aku memperhatikan diego yang memandang sebuah pamflet tentang konser musik vanya yang menduduki kursi utama. Sampai suara allison terdengar dari atas memberi tau kita untuk melihat apa yang dilihatnya.

Aku lebih memilih menunggu mereka di luar. naik keatas sana akan membuatku kepala ku semakin sakit. Harus kah aku bertemu dr. Peige lagi, tidak itu semua akan sia-sia lagi pula tak ada waktu lagi untuk semua itu. Mulai saat ini semua nya akan kacau, ah kenapa aku tak bisa mengingat detail nya sama sekali, ini merepotkan.

Aku mengalihkan pandangan ku saat pintu terbuka dengan cepat, diego menggendong five di punggung nya. Sudah ku katakan dia akan kolaps. Kami semua memasuki mobil dan kembali ke academy. Setelah kami sampai di academy allison dan diego menggendong five secara bersamaan aku membantu mereka membukakan pintu.

"kita harus membawanya ke rumah sakit" "anak dengan luka peluru akan menimbulkan pertanyaan" "ya sama seperti pembunuhan suci dilotengnya harold jenkins" "dia masih kehilangan banyak darah bagaimana?" "hey kenapa kalian menaruhnya di sofa? Bawa ke kamarnya akan ku siap kan peralatannya"

Diego mengalihkan pandangannya saat melihat mom berjalan menaiki tangga. "mom?" "oh diego, dear" "bagaimana mom bisa berjalan" diego menggenggam tangan grace dan melihat bekas jahitan di tangannya "oh tentu saja dengan melangkahkan kaki kedepan" "tapi kau.."

"mom, bisa bantu aku? Five terluka" diego dan grace mengalihkan pandangannya padaku yang berdiri tak jauh dari posisi mereka. "oh tentu, bawa five ke kamar nya. Akan mom siap kan beberapa hal" "diego tolong bawa five ke kamarnya yaa, aku akan bantu mom" diego mengangguk kan kepalanya dan beralih pergi membawa five ke kamarnya.

Mom mulai menyuntikkan obat bius pada five, dan aku memasangkan jarum infus pada tangan five. Diego mempehatikan kami sejak tadi, aku tau dia pasti kaget karena mom kembali hidup setelah dia memotong kabel di tangan mom.

"tak ada jawaban di tempat vanya dan resepsionis di sekolah musiknya bilang, dia tak datang di pelajarannya hari ini" aku melirik keberadaan allison di sebelah diego. Diego mengalihkan dirinya menjauh dari depan pintu "diego kau tak apa-apa?" "ya, entahlah, seperti mimpi saat melihatnya. Hanya ingin bilang bahwa aku.. tak ada waktu lagi. Kita harus pergi"

"entahlah diego. Five terbaring disana, kita tak bisa membawa allie. dia butuh istirahat, kau lihat wajah nya terlalu pucat untuk orang yang baik-baik saja. Kita membutuhkan mereka" "kita bisa lakukan sendiri" "kita sudah melakukannya, ingat? Dan berakhir kita semua mati. Kurasa harusnya aku pulang dan menemui claire...." "kau tak bisa lari dari ini, allison. Sebenarnya itulah awal yang memulai kekacauan. Luther benar, kita harus terus bersama" "wow aku baru mendengarmu mengatakannya"

Aku mendengar semua pembicaraan diego dan allison. Diego benar mau bagaimana pun kita menghindari ini semua, itu akan sia-sia. Sedari awal kita adalah kekacauannya. Aku memandang mom yang sedang menutup luka five "mom, aku akan menemui diego dan allison" mom memandangku "allie kau harus istirahat kondisi tubuh mu tak baik" "hanya sebentar" mom menganggukkan kepalanya memberikan aku izin.

Another World || 1 (The Umbrella Academy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang