25▪︎The White Violin -Part 2

784 115 7
                                    

Five berjalan di lorong hotel mencari kamar yang di tuliskan di pesan handler. "five aku sudah menunggu" suara handler terdengar dari dalam ruangan saat five berdiri di depan kamar ber nomer 12. Five masuk kedalam ruangan itu menemui handler

"kau pasti sangat suka donat" five melirik agnes yang terikat dibangku.

"sudah lama" "tiga hari" "mungkin untukmu. Tapi bagiku, ini lebih lama sejak aku melihat celana lucu itu" "yah kau butuh waktu untuk sembuh" "beruntungnya untuk kita, waktu adalah satu hal yang berlimpah untuk organisasiku"

"aku dapat pesanmu, paket yang bagus. Tapi sangat mengikuti protokol commission"

"hmm.. banyak perubahan sejak kau meninggalkan commission. Kau benar-benar mengacaukannya, kopernya dihancurkan agar tidak bertindak. Personel terlatih yang kau bunuh. Meski begitu apa gunanya instutisi jika tak.." "apa kemauaanmu?"

"jadi bahagia, untuk hidup yang tak terkekang. Untuk melakukan yang diperintahkan superior. Tapi kau disini itu memperumit"

"miliyaran orang akan mati malam ini. Kau bisa mengubahnya" "malam ini? Besok? Agak berbeda dengan skema. Kau ingat adanya commission? Apa yang terjadi harus terjadi atau kau bilangnya: que sera, sera. Ouh by the way dimana gadis ku? allicya"

"dia berada di tempat yang aman yang lain akan menjaganya, sebenarnya kenapa memanggilku kemari?"

"ooo sayang sekali. aku menawarkan pilihan, semunaya akan mati malam ini, tapi tak seperti sisa dunia kau bisa pergi. Kau bisa mengabaikan keluargamu dan melewati kiamat, bisa berjalan selama dekade berharap aku datang menawarimu pekerjaan lagi, atau kau bisa disini dengan keluargamu dan mati mengerikan. Saat nya menikmati pilihanmu ingatlah saudaramu berjuang agar hidup tanpamu"

"kau membawaku kemari agar aku pergi"

"senang bisa mengenalmu five"

Five beteleport meninggalkan handler begitu saja.

☂️☂️☂️☂️☂️

Suara musik mulai terdengar dari dalam teater icarus menandakan konsernya mulai berjalan, diego, luther, allison, klaus, dan allicya berlari ke atas mendekat ke ruang teater. Allison menghentikan langkahnya di depan luther dan meberikan catatan padanya kalau dia ingin dendiri masuk kesana. Luther menolaknya terus menerus sampai akhirnya luther mengiyakan permintaan allison dan allisonn berlari sendiri memasuki ruang teater.

"kau menggunakannya untuk pengalihankan?" klaus dan allicya tukar pandang dibelakang diego dan luther. "ini kesempatan terbaik melemahkan vanya, nanti akan bersyukur" diego dan luther mulai masuk kedalam ruangan di ikuti klaus dan allicya di belakang

"jadi, apa rencananya" "kau, menunggu di depan" luther menengok kebelakang memandang klaus. "apa?" "ya, kau mengintai" "mengintai?" allicya tetap berdiri di sebelah klaus sampai luther memanggil nya untuk ikut bersamanya dan diego.

Allison semakin mendekat kearah panggung di susul allicya di yang tak jauh di belakangnya memperhatikan permainan vanya di atas panggung. Luther dan diego bersiap menyerang dari sisi masing-masing panggung. Vanya melirik ke arah penonton dan melihat allison yang tersenyum memandangnya.

Luther dan diego mulai menyerah ke arah panggung namun vanya membuat gelombang putih yang membuat diego dan luther terpental, suasana teather mulai kacau para hadirin mulai panik dan meninggalkan bangku mereka keluar dari ruangan teather. Para pemain pun mulai berdiri berniat keluar dari posisi tapi vanya lagi-lagi membuat gelombang putih dengan kekuatannya menyuruh pemain untuk tetap meneruskan permainan mereka.

Vanya tetap memainkan violinnya dan mengeluarkan gelombang kekuatannya. Luther, diego, allison dan allicya bersembunyi di balik banku penonton. "dia lebih kuat dari yang ku duga" "ya" allison melempar sesuatu pada luther dan mengisyaratkan apa yang sebenarnya mereka lakukan

Another World || 1 (The Umbrella Academy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang