Gadis cantik berkulit putih dengan rambut pendek berwarna hitam, disertai phonie indah menutup keningnya.
Sedang berkutat dengan soal-soal didepannya. Dahi berkerut dan keringat bercucuran di dahi, hidung dan tangannya."Hei kamu cepat kumpulkan lembar jawabanmu." Panggil guru laki-laki berkumis berkaca-mata dilengkapi kerutan diwajahnya.
"I-iya pak, sedikit lagi." gadis yang merasa dirinya tinggal sendiri didalam ruangan itu pun mempercepat menyelesaikan soal tersebut dengan gesit.
"Nah akhirnya selesai juga." menatap selembar kertas putih terdapat coretan jawaban yang sudah selesai ia kerjakan dengan legah, gadis itu pun beranjak dari tempat duduknya menuju meja guru yang tadi memanggilnya lalu mengumpulkan jawabannya diatas meja kemudian ia pamit untuk keluar ruangan.
Gadis ber-name tag Teranggi Bulan itu berjalan menuju kantin sekolahnya karena tenggorokannya kering butuh minuman segar.
"Eh eneng geulis pisan, mau pesen apa neng?" tanya salah satu penjual kantin yang sering disebut Mang Dodo.
Mang Dodo memang sudah tak asing lagi disekolah Bulan. Mang Dodo terkenal akan karakter lucu dan rayuan jahilnya. Walaupun kulitnya sudah banyak berkerut lipatan di wajahnya, Ia tetap semangat dalam bekerja."Mang, aku pesen es teh dingin satu dong, aku tunggu ya mang di meja sana." Sambil menunjuk salah satu meja yang akan Bulan duduki. Mang Dodo mengangguk paham kemudian membuat minuman yang dipesan Bulan.
Kantin sekolah bertuliskan SMA SEMESTA sangatlah luas, banyak penjual kantin dengan beraneka ragam makanan dan minuman yang mereka jual. Meja disertai bangku pun sudah tertata rapi didalamnya. Hanya saja untuk hari ini siswa-siswi SMA Semesta tak banyak seperti biasanya, karena waktu istirahat sudah selesai tiga puluh lima menit yang lalu. Hanya diisi oleh siswa-siswi yang mengikuti seleksi untuk olimpiade yang akan diselenggarakan tiga bulan kedepan termasuk Bulan yang sudah diberi izin untuk mampir ke kantin mengisi perut mereka masing-masing.
"Minumannya telah datang." sorak Mang Dodo seraya memberi minuman itu kepada Bulan.
"Makasih Mang." ucap Bulan.
Bulan tak lapar, ia memesan minuman saja karena ia sudah sarapan pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah. Hanya saja ia lupa membawa air mineral yang biasa ia bawa ke sekolah."Sama-sama neng Bulan. Tapi kok eneng lambat ke kantin, ada apa neng?" Tanya Mang Dodo kepo.
"Tadi aku ada seleksi Mang untuk persiapan olimpiade Matematika tiga bulan kedepan. Jadi baru sekarang deh ke kantinnya." Jelas Bulan setelah itu menyerup minumannya.
"Woah! neng Bulan udah cantik, sopan, pintar, jago dibidang Matematika lagi. Mang Dodo kagum banget, pasti banyak yang kesemsem nih sama eneng, Haha." tawa rayuan Mang Dodo
"Hehe ada-ada aja deh Mang Dodo ini." Bulan tersenyum malu sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
Sadar akan Bulan yang menanggapinya dengan malu-malu, Mang Dodo lalu tersenyum "Yasudah Mang Dodo pergi dulu, bye-bye eneng Bulan yang terangnya seperti Bulan dimalam hari." ucap Mang Dodo meninggalkan Bulan.
Bulan meresponnya dengan tertawa kecil.Sepeninggal Mang Dodo, Bulan mempercepat menghabiskan minumannya karena ia ingin masuk ke kelasnya takut ketinggalan banyak materi hari ini.
Setelah membayar, Bulan berpamitan kepada Mang Dodo. Bulan berlari dengan cepat agar ia sampai dikelasnya. Ketika di belokan yang tertutup tembok biru bergaris putih, Bulan tak sengaja menabrak cowok didepannya yang sedang membawa tumpukan buku. "Demi Prilly dan Aliando balikan, Allahu Akbar sakit sekali everybody !" teriak Bulan yang sudah tersungkur. Bulan mendongak dan mendapati cowok itu yang tak bergeser sedikitpun walaupun banyak buku yang dipegangnya. Ajaib!
KAMU SEDANG MEMBACA
CEWEK BAPERAN
Teen FictionBagaimana jika kamu berada diposisi gadis ini? Melibatkan perasaan dalam segala hal. Disaat seseorang menganggap hal itu hanya becanda ia menanggapinya dengan serius. Disaat seseorang yang hanya datang tanpa pamit meninggalkannya membuat hatinya ber...