7. Dia lagi?

1 1 0
                                    

"PAGI KU CERAHKU MATAHARI BERSINAR KU GENDONG TAS PINK KU DI PUNDAK SELAMAT PA-"

"Bulan! Berissikk tahu, nggak?"

Leo menghampiri kamar Bulan dengan menutup kedua telinganya, menahan sakit akibat suara cempreng Bulan

"Isshh apaan sih, kak Leo? Sirik aja."

"Heh suara lo itu bikin telinga kakak sakit tahu, nggak?"

"Yaudah, sih. Sana-sana. Ngerusak suasana aja."
Bulan mendorong bahu Leo keluar dari kamarnya

"Heh kok dorong-dorong, sih? Woy, Lan, durhaka ya lo. Gue sumpahin lo- aw!"

Bulan menutup kencang pintu kamarnya, Leo mengumpat kecil.

"Untung adek...." ucap Leo mengusap dada

"Hiss kak Leo bikin kesel aja, ada seneng-senengnya juga menyapa pagi." ucap Bulan sambil merapikan phonie-nya di depan cermin

Bulan sudah siap dengan seragam sekolahnya, sambil tersenyum lebar ia bergegas turun.

"Selamat pagi semuanya!" sapa nya

"Pagi sayang. Ayo, sini." ucap bunda Ketani yang sudah duduk di depan meja makan bersama ayah Tabak dan Leo

"Berisik. Buang-buang suara!" protes Leo

"Iri bilang boss. Wlee!"  ejek Bulan sambil memeletkan lidah

Leo memandangnya jengah.

"Ayo, makan sekarang." ucap ayah Tabak menyudahi obrolan mereka

Setelah sarapan pagi selesai, mereka bersiap berangkat kecuali bunda Ketani.

"Leo, kamu anterin Bulan, ya? Ayah lagi buru-buru sekarang." ujar ayah Tabak selesai menerima telpon

"Iya, Ayah." Leo menghela napas

"Kak, kamu kok kayak nggak niat gitu nganterin aku?" tanya Bulan memandang sinis Leo

"Emang." jawab Leo mencium tangan bunda Ketani menuju ke luar

Bulan menghentakkan kakinya kesal, ia sangat jengkel dengan kakaknya itu. Benar-benar merusak suasana hatinya

"Sayang, udah sana. Nanti kamu telat, lho." ujar bunda Ketani mengusap rambut Bulan

"Bund, ayah berangkat dulu." ucap ayah Tabak mencium kening istrinya

"Bulan juga ya, bund." Bulan mencium tangan bunda Ketani

"Assalamualaikum." ucap keduanya

"Waalaikumsalam, hati-hati." ujar bunda Ketani

"Lama banget sih, lo." ucap Leo kepada Bulan ketika masuk di dalam mobilnya

"Jangan banyak protes. Jalan cepet." ucap Bulan tak mau melihat muka Leo

"Iddihh ambekan."

"Siapa yang ngambek?" Bulang langsung menolehkan kepalanya menatap sengit Leo

"Sante ae ngeliatnya. Garang banget."

"Bodo."

Leo terkekeh, menjahili adiknya adalah keseruan tersendiri untuknya.

Leo lalu menancap gas menuju sekolah Bulan.

       
                                                🌑🌑🌑

Mobil putih Leo sudah sampai di halaman SMA Semesta, Bulan lalu turun sambil ber-dada ria bersama kakaknya, Leo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEWEK BAPERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang