1.Perjalanan awal

177 68 40
                                    

Berawal dari ujung pulau Sumatra,dua orang remaja yang baru saja menginjak kelas tiga SMA akan melakukan sebuah perjalanan Religi yaitu Ziaroh kemakam-makam para Wali Songo bersama rombongan teman-teman pondok beserta pengasuh pondok tersebut.

Mendengar kata Wali Songo tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Di Indonesia khususnya,Wali Songo di ibaratkan seperti nenek moyangnya keberadaban Islam di Negara yang terkenal akan kepadatan penduduknya.

Persiapan demi persiapan semua telah dilakukan oleh kedua remaja tersebut. Bersamaan dengan Wisata Religi ini,keduanya nanti akan langsung Mondok di Pesantren yang menjadi tujuan akhir Wisata Religi kali ini.

"Aduh,gak sabar lagi aku kang pengen cepet sampe di pondokan"
Ary mengawali pembicaraan dengan teman disebelahnya yang nanti akan menemaninya di Pesantren.

Mamad pun langsung menoleh kearah Ary sambil tertawa kecil.

"Hehehe iya kang,aku juga pengenya gitu,pengen cepet sampe,gak tahan dimobil kaya gini terus mana sempit-sempitan gini"
jawabnya dengan ekspresi seperti orang tersiksa. Sebab keadaan di mobil bermerk LUXIO warna putih itu memang begitu menyiksa badan.

Mereka berdua rela bersempit-sempitan dibagian bagasi mobil yang bermuatan lima orang,padahal harusnya bagasi mobil digunakan untuk barang atau lainya agar tidak mengganggu kursi penumpang. Tapi kali ini malah di isi oleh penumpang yang jumlahnya Over muatan,bisa dibayangkan bagaimana susah dan sempitnya kan?.
Sedangkan perjalanan Wisata Religi ini memakan waktu selama seminggu,bukan waktu yang sebentar tentunya.

Dari arah depan dekat supir,terdengar abah kyai mengatakan sesuatu.

"Le,yang sabar ya sempit-sempitan kaya gini,anggap aja ini ujian awal kalian mau mondok di Jawa".

"Nggeh bah" jawab Ary dan Mamad bersamaan dengan nada yang begitu lembut.

Mobil putih dengan Merk LUXIO tersebut terus melaju dengan kecepatan sedang,melewati gerbang tol satu dan gerbang tol lainya,setelah melakukan penyeberangan laut menggunakan Kapal Penyeberangan.
Tujuan kali ini adalah Ibu Kota Serang yaitu Banten,disinilah nantinya para rombongan Ziaroh akan beristirahat sejenak untuk melepas lelahnya perjalanan.

"Alhamdulillah kang-kang,kita sudah nyebrang pulau Jawa,gak nyangka banget ya bisa sampe disini" Mamad membuka pembicaraan kepada teman-temanya yang tadi berada bersama di bagasi mobil.

"Iya kang mamad,badanku pegel-pegel semua udah kayak orang di pukulin" jawab Dimas dengan wajag yang menunjukkan seperti orang yang kesusahan.

Angga pun ikut angkat suara
"Asli kang,badanku ini remuk semua rasanya,bener kata kang Dimas tadi udah kaya orang dipukulin" ekspresi wajahnya pun tidak beda jauh seperti Dimas.
Kali ini Ary dan Doni tidak bicara sama sekali,mungkin karna terlalu lelah mereka berdua memilih diam saja.

Setelah kelima sekawan ini berbincang-bincang satu sama lain
sambil membaringkan tubuh mereka di kamar kecil berukuran 4×5 meter persegi.
Tiba-tiba Mamad terbangun dari peristirahatanya lalu berkata kepada Ary.

"Kang Ary,yuk temenin aku ngecas HP" ajaknya kepada Ary yg sedang berbaring di sebelah Angga.

"Mau ngecas dimana kang? dirumah ini juga kan ada kang" jawab Ary dengan posisi berbaring disebelah Angga.

"Iya ada sih,tapi kayaknya colokanya penuh deh,tadi aku sempet liat pas lewat mau kekamar ini" ujar Mamad lalu berkata lagi.

"Yuk kita ke Mushola aja,kalau disana pasti ada colokan,sama sekalian jalan-jalan gitu" ajak Mamad sambil meringis menunjukkan gigi gisulnya dibagian kiri.

Akhirnya kedua remaja itu ke Mushola yang berada di seberang jalan yang jaraknya lumayan jauh dari rumah yang mereka tempati tadi.

Undercover of PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang