Dua hari telah berlalu, Ary dan Mamad mengalami kehidupan sebagai seorang santri baru di Pesantren. Suka duka pun mengiringi dan kebiasaan aneh di pondok baru ini turut mereka alami.
Salah satu hal aneh yang membuat kedua remaja ini terheran-heran soal makanan.
Selain membuat heran,terselip juga keseruan di dalamnya.
Apabila ada makanan datang baik berupa nasi atau cemilan yang biasanya di berikan oleh para wali santri yang sedang mengunjungi anak-anaknya di Pesantren atau dari para orang-orang dermawan yang bersedekah kepada para santri.
Pasti penduduk pondok langsung bergemuruh kegirangan. Tapi jangan beranggapan jika para santri di pondok itu kelaparan, karna memang di pondok di ajarkan untuk tirakat agar suatu saat mereka tidak kaget ketika sudah berbaur di masyarakat dan juga ketika sudah berkeluarga.Lanjut kecerita keseruan yang kedua remaja ini alami.
Ketika makanan datang, sebelum semuanya berlari mengejar makanan itu, pasti sebelumnya ada yang teriak dari kejauhan "MADANG !!!" Bahasa ini disebut bahasa isyarat yang di ambil dari bahasa jawa mempunyai arti "MAKAN !!!".Kadang juga ada yang berteriak menggunakan isyarat "I.N." awalnya Ary dan Mamad tak faham dengan isyarat ini, tapi seiring waktu mereka faham ternyata isyarat "I.N." itu adalah singkatan yang jika di detail memiliki makna yaitu sebagai berikut :
Huruf "I" mempunyai singkatan "Insya Allah"
Huruf "N" mempunyai singkatan "Nikmat", jadi jika di gabungkan menjadi "Insya Allah Nikmat".Jika sudah mendengar kode keras ini, santri dari segala penjuru kamar pasti langsung bergemuruh berdatangan dan berkumpul jadi satu, mereka para santri akan makan bersama dengan teman-teman seperjuangan.
Biasanya para santri ketika berkumpul makan bersama, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok ada yang berisi 5 sampai 7 atau bahkan lebih, bisa dibayangkan begitu sempitnya hehehe.
Biarpun begitu jangan lihat covernya yang begitu, tapi yang kita lihat dari sisi kebersamaanya yang mengasyikkan. Jarang sekali di masyarakat kebersamaan yang seperti ini.Keseruan selanjutnya yaitu ketika para santri sedang makan, kadang makanan yang mereka makan masih panas, baik itu nasi atau pun lauk pauknya.
Meskipun begitu mereka tetap menyantapnya dengan lahap tanpa peralatan makan apapun seperti sendok dan sebagainya.
Begitu extrim bukan? Panasnya menyeluruh hingga kesela-sela lidah.Semuanya di pesantren penuh dengan yang namanya kebersamaan. "ngaji bareng, makan bareng, tidur pun bareng" itulah sebutan yang biasanya pesantren-pesantren pakai.
Kebiasaan inilah yang membuat Ary dan Mamad terheran-heran, sebab dulu ketika mereka berdua masih mondok di sebrang pulau jawa belum pernah merasakan kebiasaan dan kebersamaan yang unik dan mengasyikkan seperti saat ini.Melihat kebiasaan aneh yang kedua remaja ini alami, mereka hanya bisa terdiam karna mereka masih baru di pesantren ini tentunya masih malu juga. Mungkin kedepannya keduanya nantinya akan mengalami fase-fase keseruan ini juga.
Sedikit kata-kata mutiara ya.
Jadi, di pesantren banyak sekali hal yang bisa dipelajari soal kehidupan yang pasti tidak di peroleh dari sekolah atau dari mana pun, satu hal terpenting yang dipelajari di pesantren adalah kesederhanaan dan kemandirian, inilah modal utama yang suatu saat berguna sekali ketika sudah pulang kerumah.Seorang santri tidak akan kaget lagi menghadapi kehidupan yang dipenuhi dengan kesederhanaan dan keprihatinan, jika tidak mau susah tujuan apapun di kehidupan ini pasti sulit untuk di gapai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover of Pesantren
AdventureKisah yang menceritakan kehidupan remaja ketika di Pesantren dari awal Mondok hingga pulang dari Pondok