Tanpa pamit Ary dan Mamad sampai di suatu Mushola.
Biasanya Mushola yang ada di daerah mereka berdua,sehabis tidak digunakan pasti langsung di kunci,tapi kali ini kebetulan Musholanya tidak di kunci.Perlahan mereka berdua masuk keruangan Mushola mencari colokan untuk ngecas HP milik mereka.
Ary menemukan colokan di dinding yang posisinya lumayan tinggi. Tapi bukan masalah bagi Ary untuk menggapainya. Beda halnya dengan
Mamad,dia mencari colokan disamping pengimaman.
Lalu dari arah pengimaman Mamad memanggil Ary"Kang ngecasnya di sini aja,dari
pada susah-susah di atas kayak gitu,ntar malah jatuh HP nya" ujarnya.
Ary yang masih bergelantungan di atas menjawab
"Oh disitu ada colokan ya kang?,
ngapain aku capek manjat2 kayak gini klu disitu ada".Kemudian Ary pun turun dan menuju ke tempat Mamad di sebelah pengimaman dan memindahkan HP nya untuk ngecas di tempat Mamad berada.
Tiba-tiba dari arah belakang kedua remaja tersebut,ada segerombolan warga yang berbondong-bondong mendekati mereka tentunya tanpa disadari oleh mereka berdua.
"Aduh aduh,ada apa ini? kenapa saya di tarik begini?" spontan Ary kaget dan merintih kesakitan karna ada orang yang seketika itu menarik kerah bajunya secara keras.
"Kalian berdua maling ya!!!"
Bentak orang yang menarik kerah baju Ary dan membentak lagi
"Ayo ikut kami ke rumah Pak Kadus,kalian berdua harus di proses" ujar lelaki dengan postur badan yang lumayan besar hampir saja memukul Ary."Maaf Pak,apa salah kami,kami bukan Maling,disini cuma pengen numpang ngecas, itu HP kami masih ada disitu" jawab Ary dengan wajah pucat pasi,sebab merasa takut karena mereka di tuduh mencuri. Begitupun Mamad,wajahnya pucat karna ketakutan dan hanya diam saja.
"Maaf maaf,mau ngecas kok sampe naik-naik keatas kayak gitu,kalau bukan maling trus apa,hah!!,kami udah mengawasi kalian dari awal kalian masuk ke Mushola,pasti kalian maling kan? ngaku aja gak usah banyak alasan"
bentak orang bertubuh besar itu.
Sepertinya dia adalah pimpinan gerombolan warga yang jumlahnya kurang lebih tujuh orang tersebut.Kemudian setelah saling berdebat Ary dan Mamad diseret paksa menuju rumah Kepala Dusun
Desa tersebut untuk di Introgasi.
Sebab Warga mencurigai Ary dan Mamad akan mencuri Alat Pengeras Suara yang berada di ruangan sebelah pengimaman Mushola. Warga menuduh Ary dan Mamad mencuri sebab di desa mereka memang sering terjadi pencurian,terutama pencurian Alat Pengeras Suara di Mushola-mushola.Ketika sampai di rumah Pak Kadus keduanya terus saja didesak dan di suruh mengaku mencuri.
Tentu saja Ary dan Mamad tidak mengakui tuduhan tersebut,karna memang mereka tidak melakukannya.Suasana pun semakin memanas
ketika Ary dan Mamad terus saja di desak oleh Warga dan Kepala Dusun selama kurang lebih 15 menit.
Hingga ada salah satu Warga yang mulai geram mendengarkan kedua remaja yang tidak mau mengakui bahwa mereka mencuri."Praaakk" suara tamparan yang cukup keras hampir mendarat di pelipis bagian kanan Ary,untung saja masih sempat di tepis oleh Ary.
Mamad yang berada di samping Ary tidak terima dengan perlakuan salah satu Warga yang main kasar.
Dia pun berkata dengan sedikit membentak."Wah jangan kasar gitu dong pak!!,kami kan udah menjelaskan semuanya bahwa kami memang gk mencuri,kami kesini mau Ziaroh dan rombongan kami lagi istirahat di dusun blok sebelah. Kalau memang gak percaya kami bisa menghubungi Pimpinan kami sekarang,biar gak salah faham kayak gini". Tegas Mamad memberikan penjelasan kepada Warga dan Kadus.
Meskipun Mamad memberikan penjelasan secara rinci seperti itu,masih saja ada warga yang tidak mempercayainya. Untungnya Kepala Kadus menengah-nengahinya dan mengizinkan kedua remaja tersebut menghubungi Pimpinan mereka yang berada di dusun blok sebelah.
Setelah menghubungi Abah Kyai,akhirnya datanglah Abah Kyai dan mendengarkan cerita kedua remaja tersebut dari awal hingga akhir.
"Sebelumnya,saya selaku Pimpinan dari kedua anak ini" Abah menunjuk ke arah Ary dan Mamad.
"Kami mohon maaf atas kesalahan anak kami ini yang sembrono masuk ke Mushola. Tapi memang mereka tidak berniat mencuri,mereka berdua ini kami yang membawanya kesini karna akan Ziaroh ke Wali Songo. Dan benar penjelasan mereka berdua,bahwa mereka masuk ke Mushola itu hanya ingin ngecas HP gak lebih" tegas Abah kyai dengan bijaksananya ke Warga dan Pak Kadus.Akhirnya setelah mendengarkan penjelasan Abah,Kepala Kadus pun memakluminya serta menjelaskan kepada para Warga bahwasanya mereka telah salah faham menuduh Ary dan Mamad mencuri.
Kepala Kadus mewakili para Warga meminta maaf kepada Ary dan Mamad,juga kepada Abah Kyai serta para Panitia rombongan Ziaroh. Lalu di akhiri dengan jabat tangan tanda perdamaian.Kemudian Ary dan Mamad juga Abah Kyai beserta para Panitia kembali ke rumah yang menjadi tempat istirahat rombongan Ziaroh.
Setelah sampai di rumah,Abah mengatakan sesuatu kepada kedua remaja ini."Makanya Le,lain kali kalau bukan tempat kita sendiri,jangan sembrono. Beda tempat beda juga orangnya. Ya udah jangan di ambil pusing ya,anggap aja ini ujian lagi buat kalian berdua" ujar Abah menasihati keduanya secara bijak dan berkata lagi
"Untung gak babak belur" ujar
Abah sambil tersenyum kepada Ary dan Mamad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover of Pesantren
AdventureKisah yang menceritakan kehidupan remaja ketika di Pesantren dari awal Mondok hingga pulang dari Pondok