Prolog

2.2K 214 5
                                    


⭐⭐⭐

"Dua belas Desember 2017, fiks Elba (kELompok Barudak edAn) gank kebentuk ya."

"Honestly, gua gak mau ikut gank-gank macam gini," kata perempuan bermata sipit sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Emangnya kandidat grup ini siapa aja? Kita ga bisa main-main kalau ngambil orang buat jadi anggota," kata seorang lainnya sang sibuk ngemut milkita.

"Tumben otak lo gak konslet?"

"Brengsek!"

"Udah- udah, jadi anggota kita sekarang baru 14 orang, mau nambah lagi?" kata sang ketua OSIS.

"Kalau kata gua sih bagusan di tambah, semakin banyak anggota, semakin seru kan?"

"Cara cari anggotanya gimana?" kata salah satu cowok yang pipinya chubby.

"Gua tau!"

"Apa?" tanya mereka menatap cowok mungil yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi.




















































































"Caranya..."

















































































"... kita cari orang yang hobinya julid di kelasnya, setuju?"

"Maksud lo?"

"Ck dengerin ya cep, maksud gua,  kalau misalkan orang itu famous/hobinya julid, kita bisa gampang jalanin misi terbentuknya Elba Gank ini," katanya.

"Jadi, kita cari mulai dari sekarang?"

"Iya."

"Oke, mari kita buat Elba Gank ini jadi suatu kelompok yang bisa jalanin misi kita semua," kata salah satu perempuan.

"Tapi, yang jadi anggota Elba gak boleh ada yang tau. Maksud gua, kalau ada yang tau anggota Elba, bakalan parah," usul salah satu cowok yang matanya sipit.

"Bener juga," kata ketos mereka.

Mereka ber-14 membentuk suatu lingkaran, mengepalkan tangan kanan mereka dengan ujungnya yang mengenai tangan yang lain (ngerti kan maksudnya(':?)

"Elba gank..!"

"Julid!"

"Solid!"

"Komplit!"

⭐⭐⭐


"Jauhin itu please..."

"Gua rasa, ini bakalan menarik kalau ada satu aja goresan di tangan lo yang cantik itu," ia menyeringai. Wajahnya yang biasanya dipuji-puji berubah menjadi menakutkan di mata semua orang.

"Jangan, gua mohon," kata seseorang lain yang mulai mundur perlahan mendekati ujung rooftop.

"Lo ngehancurin hidup gua, lo buat keluarga gua pergi!" teriaknya keras. Beberapa siswa di bawah sana memekik tertahan, terlihat dua orang sedang mendekat menuju ujung rooftop.

"Gua sendiri bangsat! Semua gara-gara lo!"

"Gak, maafin gua please, maaf," orang tersebut berlutut, menangis di bawah kaki seseorang yang memegang pisau kecil mirip belati di tangan kanannya.

"Apa maaf lo cukup bikin mereka balik hah?" ia menggeram kesal, menarik kerah korban(?) di bawahnya, mendekatkan pisau tajam tadi ke pipi sang korban(?).

"Akh!"

"AAAAAA!!!!" Teriak siswa-siswi di bawah sana saat sang pelaku(?) menggores kasar pipi sang korban (?) hingga darah mulai mengalir dari pipi kanannya.

"LO JANGAN GILA GINI!" Seseorang mendobrak pintu rooftop yang sempat terkunci, mencoba mendekat ke arah mereka.

"JANGAN BERANI DEKETIN GUA, ATAU DIA MATI!" Ancamnya.

"Gua mohon jangan gini," lirih orang tadi menjauh. Sementara sang pelaku(?) membawa tubuh korban(?) mendekati ujung rooftop.

"Lo harus mati pembunuh," ia membalik posisi mereka, hendak mendorong sang korban (?) dari atas sana, namun naas malah kakinya tergelincir dan mendorong korban(?) ke arah berlawanan.

"Aaaaaaa....."

Brakh

Dan tentu, kalian tau apa kejadian selanjutnya.

⭐⭐⭐

Gimana?
Greget ga?
Hehehe sebatas spoiler doang kok, nanti pas ending juga bakalan tau
Btw maunya gimana? Sad/Happy ending
See you❄

Dupana Elba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang