Suara dering telepon berbunyi dan mengganggu tidur gadis cantik bernama Kim Se Na. Saat mata Sena terbuka, kepalanya seperti dihujani oleh batu-batuan kerikil. Sakit dan pening. Bahkan gadis itu seperti seakan berada di kapal yang terombang-ambing di lautan dengan gelombang besar. Perutnya terasa mual.
Suara telepon yang masih berbunyi makin membuatnya kesal. Tangannya pun meraba-raba untuk mencari keberadaan benda tersebut. "Halo?"
"Halo, Sena? Bagaimana keadaanmu? Apakah baik-baik saja?" Sena mengenali suara orang yang sedang meneleponnya saat ini. Siapa lagi satu-satunya teman dimilikinya yang memiliki sifat perhatian seperti ini.
Hanya Park Cheon Sa.
Seperti namanya yang indah, gadis itu benar-benar malaikat yang perhatian padanya. Kadang kala, Cheon Sa seperti sosok ibu baginya.
"Halo? Sena, kau masih ada disanakan?"
"Ya, aku masih ada disini!" jawab Sena masih setengah sadar. "Ada apa, Cheon-ah?"
"Aku hanya ingin memastikan keadaanmu baik-baik saja. Apa kau ingat kejadian semalam?
Perkataan Cheon Sa mengundang pertanyaan bagi gadis itu. Ia tidak mengingat apa pun tentang kejadian semalam. Jika Sena sudah mabuk, ia tidak akan mengingat apapun apa yang telah diperbuatnya. Makanya ia tidak mau untuk minum-minuman beralkohol.
"Memang, apa yang sudah ku perbuat semalam?"
"Kau.. menari."
"Menari? Menari apa?"
"Menari Striptis."
"WHAAT?!" teriak Sena kaget.
"Aku punya videonya. Kau ingin lihat? Aku bisa mengirimkannya padamu."
"BIG NO! Lalu, ada hal lain yang ku lakukan?"
"Y-yaaa.. kau menghina-hina orang juga."
"Menghina? Pada siapa? Lalu, siapa yang mengantarkanku pulang?"
"Tenang saja, kau tidak menghinaku. Hanya beberapa orang saja. Lalu, kau diantar oleh Kai Sunbaenim semalam."
"Apa? Kai? Maksudmu, Jong In mengantarku pulang?"
"Ya. Lebih baik kau bersiap diri untuk menghadapi Daddy-mu. Aku punya firasat yang buruk."
Perkataan Cheon Sa ada benarnya. Sekarang bukan waktunya meruntukki hal-hal yang ia lakukan semalam. Ia harus menghadapi amarah Ayahnya hari ini. Kepalanya tiba-tiba pening. Ia pun mengacak rambutnya kesal.
"Oke. Aku matikan. Terima kasih Cheon sa. Kau adalah yang terbaik!" ucap Sena sebelum memutuskan kontak teleponnya.
Gadis cantik itu pun beranjak dari kasurnya. Sebelum Sena turun ke lantai bawah, ia mencuci mukanya dan menggosok giginya. Setelah turun ke lantai bawah, ia sudah melihat Ayahnya duduk di sofa yang berada di living room.
Posisi Geun Suk membelakangi anak gadisnya itu. Sebuah Koran terbentang sedang ia baca. Segelas kopi pun juga ikut menemaninya sembari membaca koran. Sena yang melihat Ayahnya sedang sibuk dengan Koran, akhirnya mengendap-endap menuju ke ruang makan. Gadis itu kira jika Ayahnya tidak mengetahui kehadirannya. Namun sayangnya, perkiraan Sena salah.
Geun Suk mengetahuinya.
"Ingin melarikan diri, Kim Sena?"
Sena memejamkan matanya gemas ketika ia ketahuan sedang bersembunyi dari Ayahnya. Masih tanpa melihat anak semata wayangnya itu, Geun Suk. Belum menjawab pertanyaan dari Ayahnya, suara yang berasal dari dapur menarik perhatian gadis itu. Seseorang muncul dari dapur dan duduk di sofa lainnya. Kehardiran orang itu tentu saja membuat Sena melongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
P L A Y E R (THE HANDSOME BOYS SERIES)
FanfictionKim Sena, gadis cantik dan primadona di kampusnya. Banyak pria yang menyukainya bahkan berani untuk menyatakan cinta padanya. Namun, semua itu ditolaknya karena ia sudah menyukai seseorang. Lelaki tersebut adalah teman kecilnya. Sudah sepuluh tahun...