Ada sesuatu yang menjalar di dadaku
Rasanya begitu panas dan menyesakkan
Kata mereka aku sedang cemburu
Tapi mengapa justru kamu yang menjadi alasan dibalik cemburuku, tak mampu memahaminya?~•~
"Neng Luna, main yok!"
"Ibu negara dicariin pak presiden nih!"
"Ada Luna nggak?"
"Ada sayang ada."
Seruan itu tak lain dari suara Cakrawala yang ditemani oleh sebagian anggota Galaxsky, dan sebagian anggotanya lagi sudah lebih dulu pergi ke Wabah—Warung Abah. Mereka beramai-ramai menghampiri kelas XI Ips 1—kelas Luna—dengan berdiri di ambang pintu memanggil gadis yang memiliki sebutan Ibu Negara.
"Luna! Luna! Dalem sayang...." Cakra cekikikan sendiri dengan ucapannya ketika melihat raut Bara yang sepertinya hendak menerkamnya. Biasalah, si bucin akut sangat posesif.
"Udah biar gue yang manggil." putus Bara lalu mendorong tubuh Cakra menjauh dari pintu.
"Kan, gue udah bilang panggil yang bener." ucap Rigel—anggota dari Galaxsky—yang lebih akrab dengan Cakra karena merasa satu frekuensi.
Sedangkan Bara tengah menyembulkan tubuhnya ke dalam dan menoleh ke setiap kursi mencari keberadaan Luna, yang ternyata tak ia dapati keberadaannya. Bara mengerutkan keningnya heran ketika menyadari hampir seisi kelas menatapnya dengan raut tegang. Memang dikira Bara datang ke sini akan mengajak tauran?
Bara menghela napas dan memundurkan tubuhnya.
"Nggak ada." ucapnya kepada keempat sahabatnya.
"Kenapa nggak tanya Mas Tata?" usul Cakra yang memanggil Antariksa dengan panggilan Mas Tata. Memang, Cakra senang sekali mengubah nama seseorang seenak jidatnya. Namun, ketika mengingat kejadian kemarin, Cakra langsung meralat ucapannya.
"Eh, nggak usah. Kita cari aja di kantin, siapa tau di sana. Ya, kan, Gel, Mars?" Cakra memberi kode kepada Rigel dan Mars melalui tatapannya yang untungnya langsung dipahami oleh kedua laki-laki itu.
"Gue cari sendiri aja. Kalian duluan aja, takutnya yang lain udah nunggu." ucap Bara dengan raut datarnya, kemudian melongos begitu saja meninggalkan ketiga sahabatnya.
"Eh, lo ngerasa ada yang aneh nggak sih?" tanya Cakra.
"Aneh gimana?" Rigel justru balik bertanya.
"Emang lo ngerasa aneh kenapa, Cak?" sahut Mars yang sama penasarannya.
Cakrawala terdiam, seperti merenungkan sesuatu. Namun, beberapa saat kemudian, ia menggeleng.
"Nggak. Udah yok, kita ke Wabah!" serunya seraya merangkul kedua adik kelasnya itu dan mengajaknya pergi dari sana.
Sementara, Bara tengah menelusuri koridor kelas dan membawa langkahnya menuju ruang OSIS. Biasanya jika tak ada di kelas, Luna akan berada di ruangan tersebut dengan kesibukannya itu.
"Kak Bara! Kak Bara!"
Bara menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ketika seseorang memanggilnya. Terlihat dari jauh seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut yang dikuncir kuda itu sedang berlari menuju ke arahnya. Sesampainya di hadapan Bara, gadis itu tersenyum lebar hingga membuat kedua matanya menyipit.
"Kenapa?" tanya Bara dingin.
"Kak Bara, Rora mau tanya," ucapnya menjeda sembari mengatur napasnya yang terengah-engah, "Kak Anta dimana?"
"Di dalem celana gue, mau liat?" celetuk Bara yang membuat wajah gadis itu langsung memerah.
Bara terkekeh kecil, "Ada, di tempat biasa. Lo tau, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara
Teen FictionTRILOGI RAINANGKASA ✨The Galaxsky series 1✨ Baskara, laki-laki yang diberikan julukan 'Sang Singa' karena tak pernah takut akan segala hal, tapi bisa menjadi bucin akut kepada pawangnya. Namun, siapa sangka ternyata Baskara memiliki banyak ketakut...