Amarah memercik dada,
Yang semula tenang, kini menyala-nyala.
Ada banyak wajah yang bersembunyi dalam tawa.
Terlihat baik, ternyata hanya dusta.~•~
Bara yang tengah memainkan game di ponselnya sembari tengkurap di atas ranjang tiba-tiba saja merasa terusik ketika seseorang membuka pintu kamarnya. Ia menoleh dan melihat adik perempuannya yang masih mengenakan seragam putih biru berjalan menghampirinya.
"Abas, lagi apa?" tanya Thalassa seraya menjatuhkan tubuhnya di samping Bara dengan posisi yang ikut tengkurap.
"Mau apa lo?"
"Ih, jutek banget deh. Padahal gue cuma nanya doang."
"Gue tau lo kalau kayak gini pasti ada maunya."
Thalassa tersenyum dan mencubit gemas pipi Bara, "Ngerti banget sih. Gemes deh."
"Mau minta tolong nih, Bas." ucap Thalassa.
"Apa?" tanyanya sembari kembali memainkan game di ponselnya.
"Bunda nyuruh gue ngasih brownies buatannya ke Tante Vanya. Gue nggak mau, Lo aja ya yang nganterin?"
"Rumahnya di depan situ. Anter sendiri kek."
"Nggak mau. Lo tau, kan, gue benci banget sama anaknya."
"Bukan urusan gue." jawab Bara tak peduli.
Thalassa menarik napas panjang kemudian mengembuskannya. Kalau bukan karena permintaan Bundanya mengantar brownies ke rumah orang ia benci, Thalassa tak akan mau bersikap lemah lembut ke Abangnya yang menyebalkan ini.
"Bas, tolongin gue, yaelah. Lo, kan, baik, rajin menabung, tidak sombong, anaknya Bunda yang paling ganteng, pacarnya—"
"Berisik, Thal!"
Baskara bangkit dari kasurnya dan menaruh ponselnya. Thalassa tersenyum karena berpikir Bara mau menggantikan tugasnya mengantar brownies.
"Keluar lo!" titahnya dengan wajah tak bersahabat. Senyum di wajah Thalassa langsung memudar mendengarnya.
"Bas, tolong, Bas. Baskara, anaknya Bunda Rain dan Papa Angkasa, plis tolongin gue."
"Nggak ada, nggak ada. Keluar, jangan ganggu gue. Lagi banyak masalah nih gue."
"Alah, kayak orang bener aja lo berlagak punya masalah. Dasar Abas nggak ada akhlak! Gue benci sama lo!" Thalassa menoleh mencari sebuah barang untuk ditimpuk kepada Bara yang dengan enaknya sudah kembali merebahkan tubuhnya kembali. Kemudian ketika mendapati sebuah sepatu milik laki-laki itu, Thalassa tersenyum miring dan mengambilnya. Dengan penuh niat, Thalassa melemparkan sepatu itu ke arah Bara dan tepat mengenai kepala laki-laki itu.
"ANJING!"
Bara menoleh ke arah Thalassa yang menjadi pelaku penimpukan itu. Kemudian bangkit dan mengambil sepatunya, lalu berjalan menghampiri Thalassa. Melihat itu, Thalassa langsung berlari keluar dengan begitu heboh.
"BUNDA! ABAS KESETANAN!"
"BUNDA, ABAS MAU BUNUH THALASSA! TOLONGIN THALASSA, BUNDA!"
Thalassa berlari menuruni anak tangga dan menghampiri Bundanya yang sedang menyiapkan kotak makan berisi brownies cokelat untuk tetangga depan rumahnya.
"Kamu kenapa sih?" tanya Raina heran.
"Abas kesetanan, Bun."
"Kesetanan?"
"Asu, sini lo! Anjir banget lo berani nimpuk gue." Bara datang dengan menenteng sebelah sepatu dan wajah yang sudah memerah. Thalassa hanya tidak tahu bahwa mood laki-laki itu sedang tidak baik sejak di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara
Teen FictionTRILOGI RAINANGKASA ✨The Galaxsky series 1✨ Baskara, laki-laki yang diberikan julukan 'Sang Singa' karena tak pernah takut akan segala hal, tapi bisa menjadi bucin akut kepada pawangnya. Namun, siapa sangka ternyata Baskara memiliki banyak ketakut...