Bagian 4 - Lamaran

2 0 0
                                    

"Assalamualaikum Mita pulang" 

"Waalaikumsalam maaih kebiasaan banget kalau pulang teriak teriak" Mata Mita membulat melihat orang yang ada didepannya

"Abang! "Mita segera berlari dan berhamburan dipelukan abangnya

" Aduh adek abang makin besar aja"

"Mita kangen tau sama abang, abang sih pulangnya lama banget"

"Iya iya maaf kan disana kerja juga, lagian ibuk (ibunya kak Reni) belum sembuh mangkanya belum bisa pulang"

"terus sekarang gimana keadaan nya bang?"

"Udah mendingan kakinya udah bisa buat jalan"

"Alhamdulillah "

" Udah sana kamu mandi gih bau acem tau"Mita mengendus bau badannya emang bau banget astagfirullah...

"Ya udah deh Mita mandi dulu"

Sedikit perkenalan aja nama Abangnya Mita namanya adalah Bagas dia sudah menikah dengan Reni dan punya anak satu laki laki namanya Dafa umurnya akan menginjak 3 tahun.

skip.

tok tok tok

"dek, dipanggil bunda tuh"

ceklek.

"Iya kak" Mita dan Reni segera turun ke ruang tamu,  terlihat ada Bagas yang memangku Dafa dan disamping kiri ada bunda Intan,  saat melihat Mita turun dari tangga bunda Mota langsung mengisyaratkan untuk duduk didepan bundanya.

Entah kenapa aura diruangan ini sangat mencengkram tidak seperti biasanya 'pasti ada sesuatu yang penting yang akan dibicarakan' pikir Mita.

"Mita, bentar lagi kamu kan lulus ubtuk rencana kedepannya kamu mau ngelakuin apa? " tanya Bunda Intan

" Mita sih sebenernya pengen kuliah sambil kerja bun, ya buat bantu ngurangin beban biaya kuliah walaupun sedikit. tapi kalau bunda gak setuju dan aku harus kerja juga gapapa bun" Bunda Intan tersenyum mendengar Jawaban yang diberikan oleh putrinya

Dari dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah dari putrinya, dia akan selalu mengalah jika itu bisa membuat orang yang dia cintai bahagia

"Bunda gak ngelarang kamu untuk kerja atau kuliah, apapun jalan yang kamu ambil bunda akan setuju asalkan itu jalan yang benar dan yang terbaik buat kamu. Ada lagi yang perlu bunda sampaikan soal wasiat almarhum ayah kamu " Bunda Inta menyodorkan buku harian ke arah Mita dengan perasaan yang campur aduk Mita menerimannya dan membukanya.

Assalamualaikum Mita Sayang

Bagaimana keadaan mu sayang?
Apa kamu sudah menjaga bundamu dengan benar?

maafkan ayah yang nak karena ayah tidak dapat menemani dan mengantarkanmu keatas pelaminan.

Maafkan Ayah karena ayah belum bisa membuat kamu bahagia, saat kamu lahir Ayah sangat bahagia karena kelarga ayah sudah lengkap dengan kehadiranmu.  Impian Ayah dari dulu ingin mengantarkanmu keatas pelaminan menjabat tangan calon suami untukmu dan menyerahkan putri ayah satu satunya untuk memulai kehidupan barunya, tapi takdir tidak mendukung keinginan Ayah.

Ayah harus pergi sebelum menyerhkan putri ayah saat menikah dan sebagai tanda gantinya Ayah sudah menyiapkan calon suami untukmu.  Ayah harap kamu bisa menerima permintaan terakhir ayah.

salam sayang

Mita menghapus air matanya yang jatuh sedari tadi. Entah kenapa Mita merasakan kehadiran Ayahnya disini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang