Part 1

2.2K 168 34
                                    

START: 1 MARET 2021
END : ____

Dalam ruangan temaram itu, Abercio berusaha duduk tenang, bersandar pada kursi sofa dengan kepala menengadah ke atas. Jemari kokohnya terus berusaha menahan godaan liar dari sosok iblis wanita yang kini tengah duduk di atas pangkuannya.

Lilin-lilin yang menjadi penerang ruangan mati dalam sekejap, mengakibatkan gelap yang semakin pekat di dalam ruangan itu.

Selembaran kertas kerja yang semula masih berada dalam genggaman Abercio, bahkan sudah tergeletak di atas lantai, tepat ketika Seera menancapkan sepasang gigi taring tajamnya di perpotongan antara leher dan bahu Abercio lalu menghisap darahnya dengan sangat rakus.

Abercio menggeram, mengendalikan dirinya sebaik mungkin."My Lady ...." bisik pria itu, berusaha menekan nafsunya sendiri agar tetap waras.

Jelas tidak mudah bagi pria normal sepertinya menahan godaan liar dari iblis wanita yang kini duduk di atas pangkuannya. Apalagi, Seera memiliki daya pikat tersendiri yang mampu membuatnya terus menelan ludah karenanya.

Masih dengan kedua mata terpejam, Seera kemudian melepaskan gigitan taringnya pada leher Abercio- membuat sang pria sedikit merasa lega sebelum kembali dibuat jantungan saat Seera malah bertindak semakin menjadi-jadi.

Alih-alih menyingkir dari atas pangkuannya usai mendapatkan yang dia mau, Seera- dengan sengaja malah menarikan lidahnya, menjilati bekas gigitan yang tercetak di leher Abercio dengan lidahnya yang liar dan terasa hangat. Sementara jemari lentik tangan wanita itu yang berpoleskan kutek berwarna hitam dengan kuku-kuku panjang, telah menggerayangi dada bidang Abercio hingga menjalar ke bagian perut.

"My lady...."

Abercio jelas hanya bisa mengerang pasrah, apalagi saat menangkap tatapan tajam serta senyum menggoda wanitanya itu. Benar-benar merupakan perpaduan yang mematikan. Abercio bahkan tidak ingat, entah sejak kapan Seera telah melarikan satu tangannya masuk kedalam celana yang Abercio kenakan.

"Princess Seera ...." Panggil Abercio sekali lagi.

"Hum?" Balas Seera.

"Jangan lakukan itu."

Namun alih-alih menurut, Seera malah meremas celana depan Abercio, membuat Abercio terkejut dan mengumpat tanpa suara.

Jika sudah begini, rasanya Abercio tidak akan lagi bisa mempertahankan kewarasannya.

"Abercio, mari bercinta."

"Tidak. Jangan sekarang, My Lady... Ah!"

Abercio memejamkan kedua matanya terkejut, ketika tanpa aba-aba Seera sudah turun dari atas pangkuan nya, lalu menenggelamkan kepalanya di bawah sana.

Abercio yang tak siap dengan tindakan itu jelas hanya bisa mengerang menahan desahan gila. Urat-urat di lehernya muncul. Setitik keringat dingin mulai berjatuhan di keningnya. Seera tersenyum bangga ketika mendapati Abercio yang terlihat begitu menikmati permainannya dari bawah sana.

Tidak sabar rasanya membayangkan mengerang bebas dibawah lelaki itu, dengan berbagai posisi dan durasi yang sudah ia dambakan sejak lama di dalam otak cantiknya. Abercio yang tidak akan menahan diri lagi-menguras energinya sampai titik terakhir pelepasan sembari meneriakkan kata penuh cinta di samping telinganya, menyebut namanya berkali-kali ketika lelaki itu kembali menggaulinya hingga Seera tidak mampu lagi hanya untuk sekedar membuka mata.

"Ku hitung sampai tiga, jika kau masih juga belum keluar dari ruangan ini maka aku yang akan menyeretmu keluar, Seera."

Oh Seera hampir lupa dimana mereka saat ini berada. Di ruang kerja Ares-kakaknya. Sementara kakaknya itu kini tengah duduk di seberang kursi tepat dimana dirinya dan Abercio sedang memadu kasih.

Mate BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang