4nd meet : peduli

227 39 3
                                    

jeno memperhatikan empat angka yang berdampingan di layar ponselnya, memberitahu kalau empat temannya dirumah sewa tidak hadir pada waktu yang mereka sepakati di grup obrolan.

pandangan jeno mengelilingi keramaian dilantai dua dari pusat perbelanjaan, memutuskan untuk mengunjungi toko makanan ringan selagi menunggu dua pasangan yang tiba entah kapan.

tangan jeno memegang dua kantung makanan ringan, dia menunjukkan gerakan tidak peduli dan mengembalikan salah satu pada rak.

"jeno?" suara ringan seperti anak sma menyapa pendengaran jeno.

"kau disini?" jeno menemukan eric dengan keranjang berisi makanan manis saat dia berbalik.

"iya, aku tidak senang berdiam diri dirumah" ekspresi eric mengernyit tidak suka karena membayangkan dirinya berdiam dirumah.

"aku juga" balas jeno dengan singkat

"sungguh? kupikir, kau tipe orang yang tidak menyukai suasana ramai." respon eric, mengundang kernyitan jeno.

"apa karena aku tidak pandai melakukan obrolan? atau kaku dalam bersosialisasi?" tanya jeno, masih dengan ekspresi mengernyit diwajah tampannya.

"aku tidak mengatakan sesuatu seperti itu.." eric mengelak dengan ekspresi panik.

"temanku biasa mengatakan hal itu," jeno memberi respon tidak acuh dan meraih ponselnya, mencari posisi dari empat temannya.

"kau tidak marah?" perlahan, eric melontarkan pertanyaan seolah takut menyinggung perasaan jeno.

"tidak, aku biasa merespon dengan nada suara juga ekspresi seperti ini.." jawab jeno.

"tapi aku tahu kalau kamu adalah orang yang hangat" senyuman kelewat cerah eric berhasil menggelitik sudut bibit jeno.

"ah, ini pertama kali aku mendengar ucapan itu.." kata jeno dengan senyum tipisnya.

"kau mendengarkan ceritaku dengan baik, walau kau tidak mengenalku" tatapan eric mengarah telak pada jeno.

jeno biasa mendengar pujian atau ucapan baik dari temannya sebelum temannya meminta tolong, tapi dia baru menemukan ekspresi tulus dari eric didepannya.

"karena kau perlu seseorang yang mendengar ceritamu dengan baik, bukan begitu?" balas jeno, mempertahankan nada bicaranya yang datar. agak sulit,

"tapi kau menegurku untuk tidak bercerita pada orang lain" bibir eric mengerucut lucu.

"aku menegurmu untuk tidak bercerita pada orang asing" ralat jeno seraya mengalihkan tatapannya pada rak makanan ringan.

"orang asing adalah orang lain 'kan?" kata eric, tidak ingin kalah atau disalahkan.

"berbeda. kalau orang lain adalah orang yang kau kenal juga memperdulikanmu, tidak masalah untuk bercerita padanya. sementara orang asing adalah orang yang tidak kau kenal dan tidak memperdulikanmu" jeno mengoceh panjang untuk membantah.

"jeno, kau berada dikategori pertama atau kedua?" pertanyaan eric membuat jeno terdiam.

"entah" jeno memikirkan dan memperdulikan eric dari temu pertama, tapi itu bukan hal yang bisa dia katakan.

"kau adalah gabungan, aku mengenalmu dan kau tidak memperdulikanku" ujar eric dengan nada ringan

"eum" jeno tidak mempersalahkan apa yang dipikirkan oleh eric, dan terus berjalan menuju kasir

"tapi kalau kau tidak memperdulikanku, kau tidak mungkin mengejarku dari kedai 'kan?" langkah eric bersisihan dengan jeno.

"apa?" tanya jeno, pura-pura tidak mengerti dan tidak ingat saat itu.

"kalau kau tidak peduli padaku, kau tidak akan menawarkanku untuk cerita padamu usai aku bertemu juyeon-hyung dan tunangannya" barisan empat orang di depan kasir menahan jeno menyelesaikan obrolan mereka.

"kau menyakiti dirimu dengan mengingat pertemuan itu" ucapan jeno menimbulkan senyum dari eric.

"lihat, kau memperdulikanku" jeno menoleh dan melihat ekspresi cerah eric disebelahnya.

"iya, aku mempedulikanmu dari temu pertama kita" jujur jeno pada akhirnya, menemukan hening walau eric tidak memasang ekspresi canggung.

"temanku di internet mengatakan sesuatu mengenai pertemuan" ucapan eric mengingatkan jeno pada perkataan haechan beberapa waktu lalu.

"sekali temu adalah kebetulan, dua kali temu adalah kebetulan yang terulang, dan ketiga mungkin saja takdir.." lanjutan eric hanya menerima respon berkedip dari jeno.

jeno tidak memiliki pengalaman terkait romansa dan tidak pernah ingin tahu kebenaran dari mitos romansa, tapi saat ini dia merasa tertarik dengan mitos yang satu ini.

"lalu?" tanya jeno mengundang senyum tipis dari eric.

"kalau kita memiliki pertemuan lagi, boleh aku menganggapmu sebagai takdirku?" tanya eric dengan suara manisnya.

"kenapa kau tidak boleh?" balas jeno, berusaha payah untuk menahan senyum yang menyakiti otot wajahnya.

sebagai seseorang tanpa pengalaman romansa juga si bodoh yang pernah menyukai pacar orang, tentu saja jeno merasa senang dengan ucapan eric barusan.

"karena di pertemuan ini pun, aku masih memiliki rencana untuk bertemu dengan juyeon-hyung" kata eric dengan suara amat pelan.

"eric, kau menyayangi juyeon-ssi?" tanya jeno, berulang kali berdeham untuk meringankan perasaannya karena eric masih menemui juyeon juga tidak mengingat temu pertama mereka.

"tentu, aku menyayanginya." nada tidak ragu eric bisa di dengar, walau volume suaranya pelan.

"jadi kau seharusnya bahagia karena kau akan bertemu dengan orang yang kau sayangi" kata jeno membuat pandangan eric mengarah padanya.

"mungkin kita ditakdirkan sebagai orang asing" lelucon tidak lucu jeno memperburuk senyum yang dipaksakan pada wajahnya.

"jeno.." panggilan eric membuat jeno menoleh padanya, setelah dia mengambil satu kantung makanan ringan juga kaleng minuman yang ia ambil di meja kasir.

"aku pergi duluan, teman-temanku sudah menunggu" pamit jeno tanpa menunggu balasan eric, merasakan getaran dari ponsel yang dia simpan di saku celana.

jeno yakin dia seharusnya merasa baik ketika eric ingin bertemu orang yang dia sayang juga dia pedulikan, kenyataannya tidak.

jeno berusaha bersikap abai pada adegan romantis dari dua pasangan disisinya.

beruntung haechan menjadi orang yang tidak menyebalkan pada hari ini, dia memilihkan satu film aksi daripada beberapa pilihan film romansa, lalu merangkul bahu jeno yang masih diam, tidak cerewet seperti biasa.

dalam fase kecanduan main rp........

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meet - lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang