3nd meet : petugas minimarket

187 37 11
                                    

jeno mendengar ocehan haechan meski dia hanya memasang ekspresi tidak peduli di wajah, menaruh rasa tertarik pada awal mula hubungan haechan dan mark, pacarnya yang lebih tua satu dari mereka.

tatapan jeno mengelilingi ruangan kedai yang dikunjunginya bersama haechan saat dia merasa bosan dengan ekspresi kelewat bahagia haechan karena memikirkan sosok mark yang sibuk mengerjakan tugas saat ini.

bahu haechan menerima tepukan ringan dari jeno yang membungkam ocehan semakin tidak terarahnya.

"kau mengatakan apa mengenai awal hubunganmu dengan mark? sesuatu seperti pertemuan?" tanya jeno ingin tahu, haechan memasang ekspresi bingungnya.

"satu kali bertemu artinya kebetulan, dua bertemu artinya kebetulan yang terulang, tiga kali bertemu artinya bisa saja takdir, dan pertemuan berikutnya bisa saja ditakdirkan," haechan menjawab tanpa menyurutkan ekspresi bingungnya.

"bisa saja takdir?" gumam mengulang dari jeno tidak dilewatkan oleh haechan.

"siapa?" tahu kalau jeno tidak akan mungkin menjawab dengan mudah, haechan mengikuti arah pandang jeno pada pemuda dengan pakaian berwarna kuning.

"kau menyukai pemuda kuning itu dan menganggapnya sebagai takdirmu?!" simpul haechan dengan suara amat keras, menarik perhatian pengunjung kedai termasuk sang objek pembicaraan.

telunjuk haechan yang mengarah telak pada sang pemuda manis dengan pakaian kuning tidak memperbaiki keadaan.

"bodoh!" jeno memberi tamparan ringan pada kepala haechan lalu menurunkan jari haechan yang masih menunjuk pemuda itu.

"aku terkejut karena ini pertama kali kau menyukai seseorang" balas haechan, masih dalam keadaan terkejut dengan fakta yang baru dia temukan.

"tidak perlu bersikap memalukan. kau pikir aku tidak bisa menyukai seseorang?" celetuk jeno sarkas, haechan mengangguk yakin.

"memang. kupikir syarafmu rusak dan kau sungguhan tidak bisa menyukai orang lain" jawab haechan tidak kalah sarkas.

"kau menyumpahi hal buruk padaku?" kesal jeno.

"habisnya kau tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada orang lain sebelum ini" haechan melontarkan fakta.

"itu karena tidak ada yang sesuai dengan tipeku" jeno menjawab singkat.

"jadi, pemuda yang mengenakan pakaian lemon segar itu adalah tipemu?" tanya haechan sambil memperhatikan wajah temannya ini.

"aku bisa mengatakan 'iya' untuk saat ini" respon jeno dengan senyum tipis.

"apa sebelumnya dia adalah pacar orang lain hingga kau tidak bisa mengatakannya?" tanya haechan, lagi dan lagi.

"iya" jawab jeno malas.

"apa hubunganmu dengannya menimbulkan kesalahpahaman dari pacarnya?!" haechan kembali mengeraskan suaranya, membuat jeno ingin memukul kepala haechan dengan keras, sekarang juga.

"tidak, bodoh! berhenti mendramatisir situasiku dalam kepalamu!" alih-alih mendaratkan tangannya pada kepala haechan, jeno melayangkan tendangan pada tulang kering haechan dari sisi kiri, membuat pemuda lee itu mengaduh kesakitan.

"wajar kalau aku ingin tahu bagaimana kau bisa tertarik padanya, ini adalah pertama kalinya kau menyukai seseorang," haechan memberi alasan yang tidak diperdulikan dongju, tangannya terulur mengelus pelan kaki kirinya yang barusan ditendang oleh orang didepannya.

meet - lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang