( ★ )
mata jeno mengerjap cepat dengan tujuan mengurangi kantuk, sementara tangannya merapikan toples berisi permen atau barang lain di sekitar meja kasir guna mengurangi mood buruk akibat dirundungi bosan juga kantuk berat.
akhirnya jeno memiliki kegiatan lain untuk dilakukan saat seseorang mendorong pintu masuk minimarket, tatapannya terus mengarah pada pengunjung baru yang mengenakan tudung namun tidak memberi kesan mengancam atau berbahaya.
produk mie instan tinggal seduh juga satu botol minuman soda berada di meja kasir setelah pengunjung baru itu mengelilingi minimarket
"kau menjaga minimarket di waktu selarut ini?" suara anak SMA yang pernah didengar oleh jeno pada waktu lain, kereta listrik di jam siang sepekan lalu kalau dia tidak salah ingat
"iya. kau mengunjungi toko di waktu selarut ini?" jeno melontarkan tanya balik selagi melihat eric di depannya.
tudung jaket tidak dianggur dibelakang kepala juga tidak menutupi separuh wajah, tudung itu berada di puncak kepala pemuda manis dihadapannya.
"semacam itu, aku harus terjaga malam ini. aku ingin merevisi skripsi sebelum menemui dosen pembimbing, siang nanti" ucap eric, menyadarkan kalau waktu ini sudah melewati tengah malam
"oh" respon jeno dengan singkat, lelaki itu mengembalikan barang eric usai memindai harga dan melihat total harga
"aku menginap di tempat pacarku sekaligus minta bantuan darinya" pipi eric merona saat membicarakan pacarnya, berusaha dia tutupi dengan menunduk dan mengambil dompet di saku jaket yang ia kenakan.
"pacarmu tidak memiliki bahan makanan?" jeno tidak terburu mengusir eric yang masih nyaman berhadapan dengannya, tepatnya tidak ingin terburu menghilangkan rasa nyaman saat dia melihat eric
"iya, kami berencana untuk membeli bahan makanan dan mencoba resep masakan saat aku selesai bimbingan" bocor eric tanpa diminta
"kedengaran menyenangkan" respon biasa juga seadanya dari jeno, tidak melibatkan antusias karena dia tidak memiliki pengalaman mengenai hal itu
"tentu" pandangan ragu eric tidak dilewatkan oleh lirikan jeno yang tengah menyimpan uang pada bagian kasir
"kau memiliki masalah dengan pacarmu, atau kunjungan orangtua pacar tidak berlangsung menyenangkan?" manik eric melebar saat jeno berujar.
yah, jeno bisa menduga kalau dia tidak istimewa dibandingkan banyak orang yang bertemu dan menerima keramahan eric dalam satu pekan ini, teramat wajar eric tidak mengingatnya.
"darimana kau tahu aku memiliki masalah dengan orangtua pacarku? apakah aku pernah menceritakannya padamu?" jeno menghembuskan nafasnya lelah saat eric memberi pertanyaan itu dengan raut bingung
"jangan menceritakan terlalu banyak pada orang yang tidak kau kenal, kalau kau tidak akan mengingat mereka" tangan jeno terangkat guna memijat pangkal hidungnya
"aku hanya bermaksud ramah" eric meraih mie instan juga botol sodanya, bibirnya mengerucutkan dengan lucu
"pacarmu tidak dibelikan?" tanya jeno, dia tidak pandai melakukan basa-basi untuk memperpanjang pertemuan
"tidak, dia belum pulang dari pertemuan dengan tunangannya" senyuman eric terlalu tidak tulus dan menyakitkan untuk dilihat oleh jeno.
jeno tidak memiliki pengalaman romantis sendiri, tapi setidaknya dia bisa memahami cerita eric karena ada temannya yang memiliki cerita romantis serupa
"mau mengobrol dengan orang asing, lagi?" tawaran jeno direspon ekspresi berpikir eric
"kupikir aku membutuhkannya" jawab eric dengan senyum tipis diujung ucapannya
"kau ini. aku baru saja menegurmu beberapa menit lalu.." kepala jeno menggeleng tidak habis pikir, namun langkahnya meninggalkan meja kasir dan mendekati posisi eric sekarang.
"permen buah?" tangan jeno terulur pada eric yang tengah menyeduh mie-nya
"ini harus dibayar?" pertanyaan eric disambut decak sebal jeno
"tidak, aku memberinya secara gratis" kata jeno seraya mendudukkan dirinya disebelah eric.
"sungguh?" binar senang eric mengingatkan jeno keponakan usia enam tahunnya.
"siapa yang tega memeras uang saat kau memasang mata sedih?" kata jeno yang sibuk membuka kertas pembungkus permen batang ditangannya
"kau memiliki sikap yang baik" eric tidak penampilkan ekspresi tersinggung atas ucapan jeno barusan, dia fokus menunggu mie miliknya siap dimakan.
"meski terkadang sikap baik saja tidak cukup untuk bertahan" mata eric menatap pada jeno disebelahnya, siap mengobrol dengan sosok yang tidak akrab baginya
sesi 'melakukan curhat dengan orang asing' berlangsung selama dua puluh menit karena ada pengunjung lain, eric tersenyum tipis saat dia meninggalkan minimarket itu.
jeno merasa baik karena senyuman tipis dari eric, membuat dia tidak lagi canggung untuk bahagia dengan gagalnya hubungan eric juga sang pacar. silahkan rutuki si bodoh lee jeno yang pemula dalam menyukai seseorang ini.
.
kirain cuma aku yang naik kapal jenric, muehehehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
meet - lee jeno
Cerita Pendekjeno itu jomblo dari lahir, nilainya nol besar tentang suka sama orang lain. dia sama sekali tidak mengerti permasalahan orang yang memiliki pacar, tapi jeno mengerti kalau dia tidak senang saat eric tidak bahagia dengan kekasihnya. [ remake story...