| PART 3 |

9 1 0
                                    

Happy Reading Gais🤗

__________

Dalam kamar bernuansa hitam-biru. Seorang laki-laki sedang berbaring sembari memainkan handphone nya.

"Sshh," Ringis laki-laki tersebut memegang kepalanya.

Dia langsung mengambil posisi duduk dan menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang.

"Kepala gue kenapa sih, tiba tiba aja engga kerasa kalo di pegang," Gumannya bingung.

Laki-laki tersebut mengambil sesuatu dari laci nakas, yang letaknya di samping tempat tidur.

"Bundaaaa, kepala aku kenapa ya," Ucapnya memandang foto sang bunda yang sudah di bingkai cantik.

"Sebernarnya aku mau periksa Bun kedokter. Cuma aku takut sama kenyataan,"

Ya dia Andra......

"Bundaaa. aku kangeeen banget," Lanjutnya putus asa dengan keadaan ini.

Andre selalu seperti itu ketika memikirkan hidupnya.  Ia iri dengan teman temannya. Mungkin di luar dia keliatan baik biak saja bahkan terlihat bahagia setiap harinya. Tapi di balik semua itu Andra adalah sosok yang sangat rapuh.

"Bunda, kenapa aku gabisa kaya orang orang?"

"Aku pengen punya keluarga yang lengkap Bun,"

"Kenapa orang bisa dapat, sedangkan aku engga. Kenapa Bun tolong..." Percuma Andra berkata tetap Bundanya tidak bisa menjawab.

"Bunda kenapa ninggalin aku secepat itu Bun, bahkan aku belum pernah melihat Bunda....Kenapa YaAllah kenapa?" Air mata yang Andra tahan tahan pun turun begitu saja.

Disaat seperti ini Andra lebih memilih menumpahkan keluh kesahnya dengan menangis. Tidak laki-laki tidak perempuan, menangis akan jadi jalan mereka untuk  mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan. Terkadang seseorang bisa telihat bahagia ya? Tidak ada yang tahu apa yang sebenernya dia rasakan bukan? Pahit manisnya ditelan sendiri.

Andra selalu bingung akan hidupnya. Yang dia inginkan bukan uang, tapi kenapa Ayah nya tidak mengerti itu. Andra ingin Ayahnya tidak sesibuk ini. Sangat susah sekali bisa bertatap muka dengan Ayahnya.

Andra kadang berpikir, Seandainya Bundanya masih hidup apakah keadaannya akan seperti ini atau apa yang ia inginkan tercapai?

Sungguh Andra sangat rindu dengan Ayahnya. Andra bingung kenapa Ayahnya bersikap seperti itu padanya.  Sedari kecil ia tidak pernah dekat dengan Ayahnya.
Ingin memeluk Ayahnya. Andra tidak pernah merasakan pelukan seorang Ayah.

"Bunda, aku pengen banget Bun keluarga kita utuh ga pisah kaya gini," Ungkap Andra.

Mengingat Ayahnya yang selalu sibuk bekerja sampai lupa pulang, Entah Andra bingung kenapa Ayahnya bersikap seperti itu padanya?.

Sedangkan Bundanya sekarang sudah beda alam dengannya. Saat mengingat kehidupannya hati Andra sangat sangat sakit.

Lama kelamaan Andra mulai terlelap. Mendekap bingkai foto Bundanya dengan erat. Menyalurkan apa yang ia rasakan saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
_____

"Cia Abang lo mana sih?" Tanya Egda.

Saat ini keempat perempuan tersebut berkumpul di rumah Fabricia. Mereka berencana akan menginap disitu.

"Bentar lagi juga turun. Nonton tv," Sahutnya.

"Lo mah kalo kesini aja, carinya Abangnya mulu. Kenapa sih?" Tanya Aafreda heran.

ANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang