Sejuta Pertanyaan Athan

1 0 0
                                    

Em mendengus kesal karena hukuman itu. Walaupun di satu sisi ia memang harus mengerjakan hukumannya, karena ia memang telah melanggar peraturan. Yah sejujurnya Em memang tahu akan resikonya, jadi ya seharusnya Em tidak kesal atau marah. Bagaimanapun semua keputusan membawa kepada resiko. Dan Em memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika padahal dia tidak punya alasan yang mendesak, jadi ia memang harus dihukum.


Em memperhatikan jam di dinding auditorium. Ia harus bekerja keras membersihkan auditorium agar tidak terlambat ke ‘tempat’ itu. Em harus sampai ditempat itu pada jam tujuh tepat dan tidak boleh terlambat.


Ketika Em sampai di auditorium, ia langsung memulai tanpa berlama lama. Ketika jam menunjukkan pukul setengah enam sore, banyak siswa siswi yang selesai melakukan ekstrakulikuler dan pulang kerumah. Saat itu matahari mulai tenggelam di ujung barat dan Em sudah menyelesaikan setengah auditorium. Ia sudah merapikan sampah sampah, menyapu dan mengepel setengahnya. Ia terus menyemangati dirinya sendiri. Jangan lelah, jangan capek, jangan mengeluh, jangan berputus asa, semangat Em!


Setelah benar benar selesai, Em langsung pergi dari auditorium. Ia tidak melapor pada ketua OSIS bahwa ia sudah selesai. Em hanya meninggalkan kertas kecil dan menempelkannya pada pintu auditorium. Aku sudah menyelesaikan tugasku. Saatnya kau menyelesaikan tugasmu dengan mengunci pintu audit ini.


***


Athan sedang mengobrol dengan satpam untuk membicarakan keperluan yang menyangkut kemanan sekolah. Seperti pengecekan kembali pintu pintu yang belum terkunci agar tidak ada pencurian atau memastikan semua listrik mati kecuali lampu kantor satpam dan beberapa hal lainnya.


Saat Athan menyudahi obrolan itu, ia melihat Em berlari dengan cepat keluar sekolah. Letak kantor satpam (seperti biasa) dekat dengan gerbang sekolah. Hal itu memudahkan satpam untuk mengontrol siswa siswi yang terlambat dan semacamnya.


Athan terkejut melihat Em yang berlari begitu cepat seperti dikejar sesuatu.


“Wah Em pasti sangat terburu buru,” ujar pak satpam itu tiba tiba. Athan langsung memasang wajah tanda tanya.


“Em itu setiap hari harus kerja sampingan. Jadi setiap hari sepulang sekolah, ia tidak langsung pulang ke rumah,” jawab pak satpam melihat wajah penuh tanya Athan.


“Bapak tahu darimana dia pergi kerja sampingan?” tanya Athan curiga.


“Ah waktu itu dia bertanya apa saya punya info lowongan kerja. Saya waktu itu tidak menjawab karena tidak tahu-tapi saya akan mencarikan. Lalu beberapa hari kemudian ketika saya tanya, katanya dia sudah dapat pekerjaan. Agak jauh katanya. Sekitar satu jam kesananya.”


Entah ada hantu apa yang merasuki Athan, tiba tiba saja ia merasa iba dan bersalah. Sepertinya hukuman membersihkan auditorium sedikit kejam untuk Em. Padahal ia tadi berniat untuk mengerjai dan bercanda. Bahkan ia tidak apa apa jika Em tidak menyelesaikan hukuman itu.

Athan Dan Emine (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang