6. Mengenang

329 46 0
                                    


Suara langkah mendekat membuat ningning kembali membuka matanya

mungkin si brengsek kembali, pikirnya. Tapi yang ia dapati seorang  cwok yang menyebalkan menurutnya

"Ngapain lo tiduran disini? jangan jadi gembel, malu-maluin aja lo" Ucap cwok itu menarik ningning agar duduk

"Gue mau pulanggg, Gendongggg" rengek ningning

"Ck, kalau ada mau nya aja lo baik gini"

"Cepetan yedam, gue gak kuat buat adu bacot sama lo"

"Gue juga gak mau denger ocehan lo, cepet naik"

"Lets goooo" ucap ningning saat sudah berada digendongan yedam, tak lupa senyum cerahnya saat sang sepupu sedikit berlari






























"Buat apa juga gue balik kesini"  ucap jeongwoo memandang kesal kearah dua orang yang sudah menjauh

































Sesampainya didepan kos, ningning segera turun dari mobil yedam tapi sebelum itu tangannya udah ditahan

"Lo kapan balik?"

"Ini gue mau balik"

"Bukan itu ning, lo kapan pulang ? Lo gak kangen papa lo?"

"Gue kangen yedam, kangen banget malahan. Tapi papa masih kekeh sama pendapatnya, gue bisa apa?"

"Tapi om pasti khawatir sama keadaan lo, gue harap lo bisa sempetin buat ketemu papa lo"

"Entah lah , sana balik udah tengah malem. Makasih udah nganterin, lo hatihati pulangnya" ucap ningning keluar dari mobil yedam

"Gue pulang dulu, Gue harap lo pikirin baik-baik omong gue" pamit yedam dan hanya dijawab dengan isyarat tangan 👌








































"Besok gue pulang, gue harap papa bisa nerima keputusan gue" ucap ningning sebelum menutup matanya buat tidur

































✯★✰☆✩
















"Bukankah ini salah ?"

"Apanya?"

"Hubungan ini, kamu taukan aku kakaknya. Tapi aku membuat hatinya hancur dengan hubungan kita"

"Sayang ini bukan cuma salah kamu, aku juga salah disini . Buat sementara kita sembunyin dulu, tunggu waktu yang tepat ya"












































Ningning sudah bangun dan sedikit berias niatnya sebelum pulang kerumah ia akan sarapan bubur yang menjadi favoritnya, tapi karena tempatnya lumayan jauh ia memutuskan buat pergi pagi pagi biar gak kehabisan

Sambil menunggu buburnya , ia fokus menatap ponsel berharap sang tunangan bisa menjemput  dan menemaninya pulang kerumah, tapi yang didapat hanya tolakan karena sang tunangan sedang ada urusan bersama orang tuanya

"Ini neng buburnya"

"Iya mang, makasih" Dengan rasa malas ningning menyuapkan bubur kedalam mulutnya, entah kemana hilangnya selera makan bubur kesukaannya



Mood yang tadinya berantakan sekarang tambah berantakan karena sang papa yang menjadi tujuannya sedang berlibur kekota sebelah, sungguh gak ada gunanya ia kesini.

"Gak mampir dulu non?"

"Gak usah bi, jangan bilang ke papa kalau aku kesini ya bi"

"Tapi tuan besar harus tau kalau putrinya datang kesini"

"Gausah bi, ningning pamit dulu " sang bibi yang mengasuh dari kecil hanya menatap sedih anak majikannya itu, sejak ibu kandungnya meninggal dan papa nya menikah lagi ningning yang ceria berubah sedikit lebih dingin dan tertutup



























Ningning mutusin buat jalan-jalan saja, tapi sebelumnya ia pulang buat ganti baju tak lupa membawa kameranya. Hoby memotret yang sedikit menaikan moodnya yang buruk dihari liburnya ini

Tujuannya sekarang ke kota tua yang banyak menyediakan assesoris dan berbagai jajanan pinggir jalan yang dapat menaikan nafsu makan, sesekali ia memotret anak-anak yang tersenyum lebar saat sang ibu memberikan mainan dan makanan yang diminta mereka

Ia merindukan mamanya saat ini, tapi sang pencipta lebih menyayangi mamanya. Jadi ningning bisa apa? Mengeluh? ia sudah lelah buat itu. Ia hanya berharap semoga nanti hidupnya lebih baik lagi

Asyik mengamati anak tadi, ia dikagetkan oleh tarikan tangan seseorang

"Udah culun, budeg lagi"

"Apaan sih lo?"

"Udah ditolongin, bukannya makasih malah marah-marah. Untung lo gak ketabrak anak tadi. Punya kuping tuh dipakek"

"Brisik lo"

"Dih, nyolot aja lo"

"Kenapa sih gak dimana mana ketemunya lo terus, lo ngikutin gue ya"

"Gak usah PD lo, gue kesini mau nganter mama gue. Tuh mama gue"

"Eh anak manis temennya jeongwoo ya?"

"Manis darimana sih mah , udik gitu mukanya" sahut jeongwoo

"Jeongwoo mulutnya gak sopan,  maafin anak tante ya nak?"

"iya tan, kenalin saya ningning"

"Ningning, nama yang bagus. Kamu sendirian kesini?"

"Iya tan, lagi gabut jadinya jalan-jalan"

"Main kerumah tante aja yuk, tante mau buat roti nanti kamu bantu tante, mau kan?"

"Ningning mau tante, tapi na-"

"Gak usah tapi-tapian, jeongwoo bawain belanjaanya mama. Ayok ningning kita jalan duluan"

"Eh h iya tante"

"Wah si culun sok akrab banget, cari muka tuh dia" gerutu jeongwoo

"Jeongwoo cepetan jalannya "

"Iya mah"



























Don't Worry (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang