O1. No Need Friends

4.2K 323 55
                                    

BAB I
Bagian Pertama, SNOW.

.
.
..
..
...
...
..
..
.
.

####

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

13 Desember, 2010.

Suara detik jarum jam kini telah menjadi dentingan musik di telinga seorang Wanita yang masih berkutat dengan laptopnya. Secangkir kopi panas sudah berada tepat di sampingnya untuk berjaga-jaga jika dirinya merasa kantuk.

"Ayolah Kim Jisoo, tinggal beberapa paragraph lagi dan kau akan selesai" Wanita yang diketahui bernama Kim Jisoo itu terlihat merenggangkan tubuhnya yang kemudian sesekali menyesap kopi hitam di cangkir miliknya.

Kim Jisoo, Wanita dewasa berusia 26 tahun yang sudah menjadi novelist sejak 3 tahun terakhir. Beberapa karyanya sudah terbit dalam bentuk film di layar kaca lebar, wawasannya yang luas sangat membantu dalam pekerjaannya sebagai penulis.

Kini sudah menjadi buku ke-21nya yang masih dalam proses penulisan, para penggemar karyanya juga telah menanti-nanti penerbitan novel ini yang mungkin memiliki ending yang sama seperti novel-novel sebelumnya.

Jangan salah paham, maksud dari ending yang sama adalah sad ending. 'Sooyas', sebutan untuk para penggemar karya Kim Jisoo juga sudah tidak terkejut lagi jika penulis favourite-nya itu kembali membuat novel dengan tema-tema yang dapat membuat mereka berurai air mata dan merasakan emosi yang tidak dapat mereka lampiaskan.

Seperti salah satu karya Kim Jisoo yang berjudul 'Sunset: When I Lost You' Dari judulnya saja Sooyas sudah bisa menebak bahwa buku itu akan berakhir dengan tragis dan menyedihkan.

Buku itu bercerita tentang sepasang kekasih yang menderita gangguan mental. Awal kemarahan Sooyas dimulai ketika sang karakter utama Wanita bunuh diri dan disusul dengan karakter utama Pria yang menggantung dirinya sendiri disaat matahari terbenam.

Walau selalu dengan sad ending, Jisoo masih memiliki segudang ide untuk karya-karyanya agar para pembaca tidak begitu mudah menebak alur cerita dari bukunya. Biasanya Jisoo akan membuat part dimana semuanya terlihat bahagia dan baik-baik saja, sampai ketika ia merubah plotnya dengan masuk akal hingga menjadi akhir yang menyedihkan dan menyayat hati.

Jari lentiknya masih sibuk menari di atas keyboard, merangkai kata demi kata hingga menjadi kalimat yang mudah dipahami.

"Aaaah. . ."

". . . Sialan" Bukan kali pertamanya Jisoo mengumpat atas pekerjaannya sendiri. Jisoo tetaplah manusia yang terkadang merasa lelah dan buntu, writer's block.

Masalah utamanya adalah writer's block, keadaan dimana sang penulis merasa buntu akan alur dari cerita yang mereka jabarkan melalui jajaran-jajaran kalimat.

Jisoo telah kehilangan konsentrasinya, otaknya terus memaksa bagaimana caranya ide yang berada di pikirannya dapat dirubah menjadi sebuah gagasan yang perfect dan nyaman untuk dibaca. Jika sudah seperti ini, Jisoo akan berhenti sejenak untuk beristirahat.

Me-nonaktifkan laptopnya kemudian pergi ke ruang tengah. Ia mendaratkan bokongnya dengan nyaman di atas sofa kulit yang berharga setinggi langit, menggapai remote tv yang terselip di antara lipatan sofanya.

SNOW | CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang