11. The Prisoner

1K 235 29
                                    

BAB II
Bagian pertama, SNOW.

.
.
..
...
..
.
.

####


Suara rintikkan air yang berasal dari shower jatuh menyapa kulit telanjang Sang novelist. Membiarkan wajahnya menengadah menerima serbuan tetes air jernih dengan mata terpejam.

Pikirannya runyam. Masalah hidup yang ia jalani saja sudah sangat melelahkan, kini ditambah dengan masalah hidup Chaeyoung yang harus ia ikut campuri.

Memang Jisoo telah mengatakan 'iya' pada Chaeyoung perihal dirinya yang akan menemani Wanita blonde itu menemui Ayahnya. Entah seperti apa wujud Ayah dari Chaeyoung itu, lokasi keberadaannya saja Jisoo tidak tau.

Lalu, jika seperti itu kenapa Jisoo bersedia untuk menemani Chaeyoung?

"Ah! Molla!"

Entahlah. Jisoo juga tidak mengerti kenapa dirinya menyetujui ajakkan tersebut.

Wanita yang tengah membersihkan tubuhnya itu meraih botol shampoo yang baru saja ia lempar dari genggamannya, meletakkannya kembali pada tempat semula sebelum ia mematikan shower.

Tangannya terulur guna menggapai bathrobe dan juga handuk kecil miliknya yang tergantung tidak jauh dari tempat dimana dirinya berdiri. Mengenakannya sebelum melangkah keluar dari bilik toilet.

Hangat yang dihasilkan dari mesin penghangat ruangan telah menyapa kulit halusnya. Si penulis sudah berada di dalam kamarnya; ruangan yang didominasi dengan warna putih bersih.

Sorot mata tajamnya melirik pada jam digital yang terletak di atas nakas, 09:16.

Chaeyoung meminta dirinya untuk datang di jam 10 tepat. Jisoo masih memiliki banyak waktu untuk sedikit menenangkan pikirannya yang ruwet.

Wanita itu melepaskan gulungan handuk yang membungkus surai hitamnya. Memilih untuk menggunakan hairdryer agar mempersingkat waktu tentunya.

Suara khas hairdryer yang dihasilkan cukup untuk mengisi keheningan di dalam kamarnya.

Drrrtt. . . Drrrt. . .

Layar ponsel yang menyala juga dengan suara getaran, mampu membuat Jisoo menaruh seluruh perhatiannya pada benda pintar itu.

Hanya nomor yang tertera. Tidak ada nama, yang artinya ini nomor yang tidak dikenal. Ragu untuk menerima panggilan tersebut, Jisoo tetap menerimanya bagaimanapun juga.

"Yeoboseyo? Kim Jisoo?"

"Nuguya?"

"Lalisa Manoban, Wanita asal Thailand yang sukses di mancanegara dan---"

"Langsung pada intinya"

Ah, maaf sekali pada Lisa. Jisoo ini sama sekali tidak perduli dengan semua pencapaian atau kesuksesan tersebut.

Si penulis mengaktifkan speaker mode pada panggilan tersebut, meletakkannya kembali di atas meja rias seraya dirinya melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda.

"Uhm, apa Chaeyoung baik-baik saja?"

"Huh? Kenapa tiba-tiba?"

Jujur saja, Jisoo tidak habis pikir lagi pada Lisa. Pasalnya, Wanita itu sangat penuh dengan kejutan dan misteri. Contohnya seperti saat ini, hal pertama yang patut dicurigai adalah; Bagaimana Wanita Thailand itu mendapatkan nomor ponselnya.

SNOW | CHAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang