0.8 :: Dinner

72 13 12
                                    

Kalau lupa silahkan buka chap sebelumnya

Happy reading! Tinggalkan vomment!

Arin membersihkan kamarnya yang berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arin membersihkan kamarnya yang berantakan. Sejak tinggal disini Arin lebih sering mengatur diri. Dia yang biasanya tidak sempat mengatur penampilan jadi kelihatan lebih cerah sejak tinggal disini.

"Arin udah siap?"

Malam ini Suho meminta mereka berpakaian yang rapi karna ada acara makan malam keluarga.

Makan malam keluarga dan Arin diajak. Bukannya ini sama aja Arin bagian dari keluarga?

"Aduh cantik banget anak bunda!"

Irene menatap kagum gaun berwarna peach yang dipakai Arin, gaunnya sampai lutut dan sedikit berkilauan. Arin memang secantik ini sih turunan mamanya banget. Kadang Irene sering merasa sedang bicara dengan mamanya Arin versi muda.

"Ini udah punya bunda ya? Kok bisa ada gaun secantik ini padahal nggak ada anak gadis?"

Sepertinya Arin lupa.

"Ah iya, gaunnya manis. Jadi bunda beli siapa tau bisa dipake."

"Wah, cantik banget! Rasanya kayak jadi bidadari!"

Ekspresi Irene terlihat tegang. Arin belum sadar, lagipula nggak ada yang aneh dari penampilannya kan?

"Bunda? Kenapa?"

"Ahaha. Nggak kok. Ayo turun dulu yuk."

Mungkin bunda hanya lelah.

***

"ARIN MAU SAMPAI KAPAN LO DANDAN?!" Donghyun yang sedang menggigit roti bakar menyempatkan diri berteriak. Lift rumah sedang rusak, jadi Arin harus berjalan menuruni tangga.

Sepatu belum dipakai, rambut belum diikat, bibir masih pucat.

"Arin kamu--"

Begitu Arin berjalan menuruni tangga, tatapan kelimanya langsung berubah. Campur aduk antara sedih dan kagum. Bahkan Donghyun gagal memasukkan roti yang sejak tadi dia tunggu.

"Aneh ya?"

Setelah Arin buka suara, barulah kelimanya tersentak kaget. Youngmin seperti biasa, menggeleng dengan senyuman hangat "Nggak. Nggak aneh sama sekali."

"Aneh, biasanya lo selalu make celana soalnya." Sahut Woojin.

Arin mengangkat sepatunya, bersiap melempar ke Woojin. Tapi sebelum tragedi itu terjadi, Woojin memasang wajah songong 'wlee' dan berlari ke arah kulkas.

"Bener, nggak kebiasa lihat lo sefeminim ini."

"Cantik kaaaan?" Arin berputar pelan seperti penari balet dan tertawa. "Kayak peri tanpa sayap."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Castle | Ab6ixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang