Digigit nyamuk

2.9K 284 29
                                    

“Sudah kubilang. Simpan handuk ke tempatnya lagi.” Kesal Yerim saat melihat handuk tersimpan di atas kasur sedangkan Jungkook sendiri tengah memakai baju di ruangan khusus.

“Jangan marah, sayang. Aku lupa tadi.” Alibinya, tangannya masih sibuk mengeringkan rambut dengan handuk lalu duduk di atas kasur, menunggu Yerim kembali setelah menyimpan handuk bekas ke kamar mandi.

“Aku benar-benar akan menghukummu kalau sampai lupa lagi.” Ujarnya sebelum mengambil alih handuk Jungkook untuk membantu mengeringkan rambutnya. Pria itu duduk di lantai menghadap ke arah Yerim, wajahnya sejajar dengan perut Yerim.

“Iel sudah tidur?”

“Belum. Aku menyuruhnya sikat gigi tadi.”

Aciel memang sudah memiliki kamar sendiri sejak berusia dua tahun, atas saran Jungkook. Dulu Yerim sempat menolak karena ranjang mereka pun masih muat untuk dipakai tiga orang, apalagi Aciel masih kecil jadi tidak akan menghabiskan banyak ruang. Jungkook tetaplah Jungkook, yang keinginannya harus dituruti apapun yang terjadi, alasannya karena takut Iel tertindih waktu tidur katanya.

Oleh karena itu, Yerim sekalian bisa mendidik Aciel untuk mandiri dari kecil meskipun tak sepenuhnya Aciel yang mengerjakan tapi dia berusaha menanamkan kemandirian dalam diri putranya.

Dirasa rambut suaminya sudah sedikit mengering Yerim menghentikan kegiatannya, dia berniat untuk ke kamar Iel, memeriksa apakah bocah gembil itu sudah selesai menyikat gigi. Naasnya dia tidak bisa berdiri sama sekali karena pelukan Jungkook semakin erat di perutnya.

“Aku mau ke kamar Iel dulu. Lepaskan.”

“Semenjak Iel ada, aku jadi ditelantarkan.” Yerim ternganga mendengarnya. Dia tidak salah dengar kan? Apa sekarang Jungkook sedang cemburu dengan anaknya sendiri?

“Memangnya siapa yang membuat Iel ada?” Kesalnya. Kalau memang tidak mau perhatiannya dibagi tidak perlu buat bayi-bayi lucu, pikirnya. Jungkook sedikit memajukan bibirnya sebagai bentuk tidak terima atas pertanyaan yang Yerim lontarkan.

“Tapi kan kalau buatnya enak.”

“Lepaskan. Tidak akan ada habisnya kalau meladeni Oppa seperti ini.”

Berhasil melepaskan diri dari pelukan Jungkook kini Yerim memasuki kamar anaknya, setiap malam Aciel memang harus diberi dongeng sebelum tidur, tujuannya untuk merangsang imajinasi dan kreativitasnya sejak dini. Yerim tersenyum melihat anaknya sudah tidur telungkup di atas ranjang, mungkin karena menunggunya terlalu lama. Lantas dia membenarkan letak tidur putranya karena terlihat tidak nyaman lalu menarik selimut sampai menutupi bahu Aciel.

Jika diperhatikan  wajah Aciel itu bisa dibilang salinan seorang Jeon Jungkook, dari mulai mata, hidung, bibir, semuanya mirip Jungkook. Tidak tahu dia ikut andil bagian mana. Tapi Yerim senang tentu saja sebab anaknya terlihat sangat tampan. Jemarinya terus mengusap kening Aciel selagi fokus memperhatikan.

“Good night, Iel.” Yerim mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu tidur. Baiklah, setelah selesai masih ada satu bayi lagi yang harus ia urus.

Saat memasuki kamar Yerim sudah disambut dengan penampilan Jungkook yang bertelanjang dada sedang berbaring di atas ranjang dengan tangan kanan menjadi tumpuannya. Gurat bahagia bisa terlihat jelas di wajah pria itu.

Yerim berusaha mengalihkan fokusnya dengan menjalani rutinitas skincare sebelum tidur. Ayolah memangnya siapa yang tidak tergoda disuguhkan laki-laki macam Jungkook ini. Dadanya bahkan sudah bergemuruh sejak tadi.

Jungkook masih setia menunggu dengan memperhatikan semua gerak-gerik Yerim, setiap Yerim melihatnya dari cermin, Jungkook menunjukan senyum jahil sembari mengusap pelan perutnya yang seperti terpahat sempurna.

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang