Oppa

1.5K 208 10
                                    

Jungkook menggesekan hidungnya disekitar leher Yerim, sibuk membaui aroma Yerim sebelum berniat membuka mata.

Tentu saja sang istri sedikit terganggu, mencoba menjauhkan diri karena dia masih sangat mengantuk. Tapi tak dilepaskan begitu saja, kakinya malah semakin dililit di dalam selimut.

"Hngg... Oppa!" Protes Yerim diikuti dorongan pelan di dada Jungkook.

Jungkook tidak peduli malah semakin iseng mengerjai dengan menggigit kecil area leher Yerim disertai dengan jilatan lembut.

Karena ini hari minggu Yerim ingin bermalas-malasan sebentar tapi Jungkook malah mengganggunya.

Yerim tidak memberikan respon dan membiarkan Jungkook menjelajahi lehernya sendiri meski beberapa kali Yerim mencoba menahan desahan.

Jungkook tak habis akal, kali ini dia menurunkan posisi tubuhnya. Jadi kepalanya sejajar dengan dada Yerim.

Awalnya dia hanya mengecup ngecup gundukan kenyal itu, tapi lama kelamaan Jungkook kesal sendiri karena Yerim tidak memberikan respon seperti yang ia inginkan dan malah terlelap, lantas Jungkook menggigit putingnya dari luar piyama.

"Ahh... sakit, Oppa!" Protes Yerim. Sedangkan yang dimarahi hanya terkikik pelan, dasar bayi.

"Bangun, bantu aku."

"Bantu apa?" Tanya Yerim.

"Dia sudah terlanjur bangun, bantu agar tidur kembali." Bisik Jungkook di telinga Yerim.

"Itu kan salah Oppa, aku masih ingin tidur." Yerim bergerak menjauh ke sisi ranjang yang lain, tapi tangan Jungkook terlalu cepat.

Dengan mudah dia meraih pinggang Yerim, menariknya agar menempel ke tubuh Jungkook.

"Tidak boleh." Ucapnya diikuti gigitan di telinga Yerim. Tanpa bisa dicegah Yerim tertawa dalam kungkungan Jungkook.

Dengan lihai Jungkook membuka kaosnya selagi kakinya bertugas menjaga Yerim agar tidak menjauh, selesai dengan dirinya ia lanjutkan pada piyama sang istri.

"Sekali saja ya."

"Tidak janji."

Selanjutnya Jungkook menuntaskan hasratnya sebelum si jeon kecil terbangun dan mengganggu kegiatan panas dirinya dengan Yerim.

***

Iel diam dipangkuan Yerim, melihat tayangan favoritnya dengan anteng. Usapan di kepalanya semakin membuat si kecil nyaman.

Ditangannya masih ada robot-robotan yang sebelumnya ia mainkan, namun harus terinterupsi oleh tayangan yang ia sukai.

Secara tidak sengaja kepala robot yang Iel pegang terlepas. Aciel menyadarinya saat tayangannya berganti menjadi iklan.

"Mom, kepalanya lepas." Adu nya pada Yerim.

"Ya ampun Iel kok bisa lepas." Yerim mencoba memperbaikinya namun dia tidak mengerti.

"Oppa!" Teriak Yerim mencoba memastikan dimana keberadaan Jungkook.

"Iya sayang." Jawab Jungkook dari arah ruang kerja.

"Nah coba minta bantuan daddy di ruang kerja." Yerim kembali menyerahkan robot mainan ke tangan Iel. Si kecil mengangguk pantas turun dari pangkuan Yerim.

Berlari kecil seraya berteriak, "Oppa!" Sampai Yerim terkejut dibuatnya. Apalagi Jungkook yang segera keluar dari ruangan dan menangkan Iel yang berlari ke arahnya.

"Iel panggil apa tadi?" Tanya Jungkook serius.

"Oppa." Cicitnya pelan. Baru pertama kali Iel merasa daddy bertanya seserius ini.

"No, baby. Itu hanya untuk mommy. Iel tahu harusnya panggil apa?"

"Daddy." Jawab Iel cepat.

"Pintar. Jangan diulangi lagi ya." Jungkook mengakhirinya dengan menepuk pelan puncak kepala Iel.

Jungkook meraih robot mainan di genggaman Iel untuk ia perbaiki, gampang saja menurutnya.

"Tapi dad, kenapa mommy boleh tapi Iel tidak boleh?" Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama ada di benak Iel hanya saja dia selalu lupa untuk bertanya.

Jungkook bingung harus menjelaskan apa pada anaknya sekarang, untung saja Yerim segera datang dan membawa Iel ke gendongannya, jadi dia tak perlu menjawab pertanyaan itu.

Setelah menyerahkan robot mainan ke tangan Iel kembali, Jungkook masuk ke ruangannya lagi untuk mengerjakan pekerjaan yang tadi sempat tertunda.

"Iel, tidak boleh memanggil daddy begitu." Yerim mencoba memberi pengertian pada Aciel.

"Tapi mom, Iel cuma ikut mommy." Cicitnya pelan.

"Daddy marah ya?" Tanya si kecil takut-takut. Yerim tersenyum lalu mencium pipi gembil Iel beberapa kali.

"Iel tidak boleh mengulanginya lagi ya? Janji?" Iel mengangguk lalu melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Yerim. Manis sekali.

Ini bukan pertama kali Iel memanggil Jungkook begitu. Memang beberapa kali hot papa itu tidak mempermasalahkan, dan hanya berakhir memberi pengertian dengan lembut dibalas anggukan lucu dari sang anak.

Tapi mungkin lama-kelamaan Jungkook sendiri agak kesal atau merasa wibawanya, pembawaannya sebagai seorang ayah sedikit tergores.

***

Yerim masuk ke kamar dan melihat Jungkook tengah bermain ponsel. Setelah kejadian tadi siang suaminya banyak terdiam.

Yerim ikut masuk ke dalam selimut, lalu memeluk Jungkook dari samping.

"Maaf, Iel masih belum mengerti."

"Tidak masalah."

Jawaban yang diberikan Jungkook tidak membuat Yerim puas.

"Sepertinya kita harus mengubah panggilan untuk membiasakan Iel." Jungkook menyimpan ponselnya ke atas nakas lantas memeluk Yerim erat.

"Hmm. Aku setuju." Ucap Yerim. Tangannya mengelus lembut kepala Jungkook.

"Jadi, mom?"

"Yes, dad."

Telinga Jungkook memerah, "Rasanya aku bisa meledak kalau mendengar panggilan itu setiap hari."

"Itu terlalu berlebihan."

Yerim tertawa, bagaimana pun Jungkook sendiri yang mengusulkan untuk mengubah panggilan.

"Serius, loh. Terlalu seksi. Coba sekali lagi."

"Dad." Kali ini Yerim sengaja memanggilnya dengan sedikit desahan. Menggoda.

"Berani ya sekarang." Jungkook menyerangnya dengan gelitikan maut disekitar pinggang sang istri. Sampai tawa Yerim menggema di kamar mereka.

---

Aww aww semoga kalian sukaaa...
Jangan lupa komen banyak-banyak ya.

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang