"Loh, Dad. Gak kerja?" Yerim kembali ke kamar setelah selesai dengan urusan memasak.
Karena sang suami tak kunjung turun ke meja makan Yerim khawatir kalau Jungkook tidur kembali. Sudah menjadi kebiasaan kalau suaminya itu susah sekali dibangunkan.
Jungkook hanya bergumam sembari bergerak tak nyaman, keringat di dahinya terlihat semakin banyak.
"Dad." Merasa ada yang aneh, Yerim lekas menghampiri Jungkook dan seketika terkejut saat kulit tangannya menyentuh dahi Jungkook.
"Ya ampun. Pasti ini gara-gara kemarin. Harusnya gak usah nurutin Iel main hujan." Yerim menggerutu.
"Jangan marah-marah, mom." Lirih Jungkook dengan sedikit tersenyum.
Tak menggubris perkataan suaminya, Yerim pergi untuk membawa air dan kain bersih guna membantu membersihkan tubuh Jungkook.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Aciel masuk ke dalam kamar Jungkook dengan berlari kecil. "Daddy kenapa?" Tanya Iel menyentuh tangan Jungkook yang bisa ia gapai dari bawah tempat tidur.
"Mom, Daddy sakit?" Karena tidak mendapat jawaban akhirnya pertanyaan tadi dilemparkan pada Yerim.
"Iya Daddy sakit Iel." Jawab Yerim yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Si gembil ikut naik ke atas tempat tidur untuk melihat proses mandi ala orang sakit.
Yerim membantu Jungkook membuka kaus serta celana yang ia pakai sampai hanya tersisa celana pendek ketat di tubuhnya.
Aciel tidak bisa menahan rasa penasaran yang ia miliki. "Waw, perut daddy kenapa begini." Kagumnya pada perut Jungkook yang terlihat bergelombang. Tangan kecilnya sempat menyentuh perut itu sampai Yerim menjauhkan kembali tangan Iel.
"Iel tidak boleh dekat-dekat daddy. Coba geser ke belakang." Aciel hanya menurut, cukup mengerti perintah sang mommy tak lain untuk kebaikan dirinya.
"Iel, daddy boleh minta tolong?" Si kecil hanya mengangguk dengan mata antusias.
"Tolong ambil minum ya di kulkas, daddy haus. Tapi ingat hati-hati."
"Siap, dad." Aciel langsung turun dari tempat tidur dan berlari keluar.
Jungkook membenarkan posisinya agar bisa bersandar di kepala tempat tidur. Lalu menarik tangan Yerim mendekat, mau tak mau Yerim menyimpan tempat air tadi ke atas nakas agar lebih mudah.
"Jangan cemberut gitu dong, mom." Jungkook mengecup sekilas pipi Yerim, "Janji deh gak bakal main air hujan lagi."
Yerim tidak peduli dan tetap melanjutkan kegiatan mengusap tubuh Jungkook.
Saat usapan Yerim melewati dada Jungkook sampai perut, laki-laki itu dengan sengaja mendesah berat di dekat telinga Yerim.
Sontak pipi Yerim terasa panas. "Dad! Jangan nakal." Yerim memukul perut Jungkook menggunakan kain di tangannya. Sementara si pelaku hanya tertawa puas.
"Kenapa?" Tanya Jungkook tanpa rasa bersalah.
"Jangan begitu nanti Iel dengar gimana?" Yerim melanjutkan usapannya menuju paha.
"Iel kan gak ada disini. Mom, kalau celana ini gak dilepas gak bersih dong."
Yerim mendelik, Jungkook ini memang tidak bisa berhenti kalau becanda sampai membuat Yerim heran, padahal dia sedang sakit.
Karena kesal Yerim mengusap milik Jungkook sekilas, membuat laki-laki itu terperanjat.
"Wah, sekarang sudah berani ya. Awas aja kalau beneran bangun harus tanggung jawab." Protes Jungkook. Karena Yerim ini lebih sering menggodanya tanpa mau bertanggung jawab.
Jungkook menarik Yerim untuk mencium bibirnya, tapi Yerim berusaha menghindar sambil tertawa. Merasa puas membuat Jungkook kesal.
"Inget lagi sakit, Dad."
"Ya kan biar sakit sama-sama."
"Enak aja, terus Iel gimana?"
Setelah namanya disebut bocah itu muncul dengan satu botol minuman di tangannya. Membuat percakapan antara Yerim dan Jungkook terpaksa harus terputus.
"Kok lama, Iel?"
"Maaf, Dad. Tadi kulkasnya nakal tidak mau terbuka."
---
Karena Jungkook sakit, Yerim kembali ke dapur untuk membuatkan bubur. Meskipun Jungkook sempat protes karena menurutnya bubur itu tidak enak, tapi berakhir dengan kekalahan hanya dengan satu tatapan tajam dari sang istri.
Aciel dibiarkan bermain dulu di ruang tv. Kali ini diberi izin mengeluarkan semua mainan yang ia miliki, lebih baik daripada diam di kamar Jungkook.
Setelah satu mangkuk bubur siap, Yerim kembali ke kamar Jungkook. "Dad." Yerim menggoyangkan bahu Jungkook.
"Makan dulu setelah itu boleh tidur." Bisiknya.
Yerim membantu Jungkook untuk bangun, mengatur bantal agar Jungkook nyaman bersandar.
Kali ini Jungkook patuh tanpa banyak tingkah, sepertinya memang tambah pusing.
Suapan demi suapan diterima Jungkook sampai mangkuk bubur tadi bersih. Lalu Yerim memberinya obat dan satu gelas air putih.
"Kalau gini kaya anak kecil." Kata Yerim melihat Jungkook menuruti setiap perintahnya.
"Beda ya kalau aku lagi diatas, kamu dibawah, mom." Memang mulutnya perlu diberi pelajaran. Yerim malu sendiri mendengarnya.
"Diem."
"Gak bisa disini, Mom? Peluk?" Tanya Jungkook lengkap dengan wajah memelas.
Yerim menggeleng, "Gak bisa, Iel gak ada yang jagain."
"Kan Iel udah bisa main sendiri."
"Sst. Tidur ayo." Yerim menurunkan posisi Jungkook kembali sampai terlentang dengan nyaman, menarik selimut sampai sebahu.
Terakhir, mengusap kening Jungkook dan memberinya kecupan. "Tidur ya biar cepet sembuh."
---
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FanfictionJeon Jungkook, Kim Yerim, dan si kecil Jeon Aciel. Ini cerita mengenai kehidupan klasik mereka yang terasa hangat untuk dibaca.